Banyak Daerah Sulit Diakses, Mentan Pastikan Optimalkan Distribusi Bantuan Via Helikopter dan Armada Khusus
Pilarpertanian - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat terdampak bencana di Sumatra akibat kesulitan mengakses wilayah terdampak bencana di Sumatra.
Menurutnya, kondisi geografis dan infrastruktur yang rusak membuat tim lapangan tak bisa bergerak secepat biasanya, sehingga distribusi bantuan harus dilakukan dengan moda transportasi khusus seperti helikopter, pesawat Hercules, kapal perang, dan pengangkutan logistik bertahap.
“Saya minta maaf, banyak daerah terisolir sehingga distribusi harus menggunakan helikopter. Saudara-saudara kita antri dengan sabar dan rapi, tim kami sudah bergerak,” ujar Mentan Amran dalam pelepasan bantuan darurat di kantor pusat Kementan, Kamis (4/12/2025).
Pada kesempatan itu, Mentan melepas 207 truk bantuan logistik dan tambahan muatan menggunakan bantuan dari TNI AU dan TNI AL baik dari pesawat Hercules dan kapal perang menuju Aceh, Sumut, dan Sumatra Barat.
Mentan Amran menyebut, operasi distribusi tidak bisa hanya mengandalkan jalur darat karena banyak titik jalan putus.
“Ada wilayah yang terdampak tidak langsung terkena banjir, tetapi aksesnya terputus. Itu juga harus kita bantu,” ujarnya.
Mentan Amran menegaskan bahwa prioritas penanganan tidak hanya pada daerah yang terendam, tetapi juga wilayah yang terisolir akibat kerusakan jalan, jembatan, dan jaringan pasokan logistik.
Untuk itu, Kementan memastikan angkutan khusus menjadi tulang punggung distribusi bantuan.
“Kita ingin tidak ada satu orang pun yang kekurangan beras. Karena terputusnya akses, bantuan kita kirim lewat darat, laut, dan udara,” ujar Mentan Amran.
Mentan Amran memastikan pasokan pangan aman, bahkan terbesar dalam sejarah, sehingga bencana tidak mengganggu stabilitas kebutuhan dasar.
“Cadangan kita tiga kali lipat. Stok kita tertinggi 3,8 juta ton. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” katanya.
Untuk mempercepat respons, Mentan Amran memerintahkan pejabat dan staf Kementan tidak berkantor di Jakarta, tetapi menjalankan tugas di wilayah terdampak. Dua pejabat Eselon I ditempatkan dalam satu provinsi untuk memastikan koordinasi langsung berjalan.
“Kalau mau ke Jakarta, izin. Jangan sebaliknya. Kantor kita di lapangan,” ujarnya.
Kembali Mentan Amran mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat terdampak.
“Maafkan jika butuh waktu. Banyak daerah sulit dijangkau, tapi pemerintah hadir. Kami kirim apa yang dibutuhkan, dan tim kami sudah berada di lapangan,” tegasnya.(ND)


