Kementan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Food Estate
Foto : Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto.

Kementan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Food Estate

Pilarpertanian - Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menarget sejumlah program kerja pada 2021. Program tersebut bermuara pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani guna akselerasi pemulihan ekonomi nasional (PEN) imbas pandemi coronavirus baru (Covid-19).


“Sebagian besar merupakan lanjutan dari program yang sudah dikerjakan sebelumnya. Namun, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, program kerja Kementan 2021 akan diperkuat demi percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan pembangunan pertanian berkelanjutan,” jelas Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, dalam keterangannya pada rapat koordinasi pembahasan Program Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2021 di Savero Hotel, Depok, Jumat (25/9).


Pengembangan 15 agroeduwisata berbasis hortikultura yang diperkuat dengan model pertanian korporasi menjadi salah satu kegiatan yang hendak dilakukan pada 2020. Kemudian, menggenjot budi daya ramah lingkungan melalui gerakan pengendalian massal (gerdal) karena tingginya permintaan produk tersebut di “Benua Biru”.


“Dalam rapat bersama Atase Pertanian (Atani) Indonesia di Roma, diketahui permintaan pasar produk-produk organik di Eropa cukup tinggi. Ini peluang yang harus kita ambil karena potensi Indonesia cukup besar. Jika itu tercapai, tentu kontribusi terhadap devisa negara meningkat,” jelas Anton, sapaan Prihasto.



“Ditjen Hortikultura juga akan membentuk tim market intelligence untuk mengetahui persis apa yang dibutuhkan dunia. Sehingga, pengembangan lebih terencana dan terukur karena telah dilakukan pemetaan dan penyesuaian sebelumnya,” sambungnya.


Untuk itu, Kementan akan mengajak petani mengurangi penggunaan pestisida kimia lantaran cara tersebut berdampak buruk terhadap produk yang dihasilkan, ekosistem, dan pendapatan petani. Sosialisasi dan edukasi bakal diperkuat dengan optimalisasi peran petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT).


Selanjutnya, melakukan pembinaan secara berkesinambungan dan akan menghidupkan kembali Kelompok Kerja (Pokja) Lalat Buah mengingat hama tersebut paling ditakuti di dunia lantaran sukar diberantas dan spektrumnya luas. “Kami juga akan memberikan berbagai insentif dan memfasilitasi sertifikasi organik sebagai jaminan mutu produk,” katanya.


Ada sekitar 200 kelompok, baik penghasil produk segar maupun olahan, yang akan mendapatkan registrasi pada 2021. Salah satunya pembudidaya florikultura dracaena mengingat peluang ekspornya besar dan atsiri karena prospektif.


Program lainnya, edukasi pertanian modern sarat teknologi dan menyalurkan sarana produksi pascapanen. Sehingga, mutu produk terjaga dan menarik minat konsumen.


“Ketika produk kita berkualitas dan dipasarkan dengan kemasan yang baik dan bagus, tentu harga yang diterima lebih baik. Konsumen juga akan setia memakai produk yang dihasilkan,” terang Doktor alumnus Universitas Putra Malaysia ini.


“Kebijakan peningkatan mutu, kualitas, produksi, hingga olahan, termasuk di dalamnya daya saing produk, kami arahkan sesuai GAP (Good Agricultural Practices) dan GHP (Good Handling Practices) karena diamanatkan pada PP Nomor 86/2019 tentang Keamanan Pangan dan sesuai tuntutan pasar global,” imbuh dia.


Menyangkut kelestarian lingkungan, khususnya pengendalian polusi karbon, ungkap Anton, Ditjen Hortikultura bakal mengintensifkan budi daya buah-buahan yang berkontribusi besar. Mangga, durian, manggis, kelengkeng dan jeruk, misalnya.


“Kita tidak semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga lingkungan dengan meningkatkan stok karbon untuk menangkal polusi yang diakibatkan dari berbagai aspek serta meminimalisasi perubahan iklim demi masa depan,” terangnya.


Pada Program Kerja Tahun 2021 ini juga dilanjutkan pembangunan lumbung pangan (food estate) hortikultura berbasis korporasi di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbas), Sumatera Utara (Sumut). Ini merupakan program jangka menengah yang dikembangkan sejak 2020.


“Food estate Humbahas menjadi proyek prestisius karena kami melibatkan seluruh stake holder, dari petani, pemerintah, akademisi, hingga swasta untuk membangun kawasan pertanian skala besar. Sehingga, efek dominonya betul-betul dirasakan, seperti ada potensi lapangan pekerjaan untuk 11.440 kepala keluarga (KK) pada tahun pertama,” tuturnya.


“Saya sendiri yang akan memimpin langsung perkembangannya agar sesuai harapan dan target yang direncanakan terealisasi maksimal,” pungkas Anton.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Distribusi Bantuan Benih Korban Banjir Bekasi Terus Berlanjut, Ini Rinciannya

Distribusi Bantuan Benih Korban Banjir Bekasi Terus Berlanjut, Ini Rinciannya

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sudah menyalurkan secara bertahap bantuan kepada para Petani di wilayah Bekasi Jawa Barat, yang terdampak bencana banjir. Saat ini bantuan sudah didistribusikan di tiga titik. Bantuan tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) ke lokasi Pertanian terdampak banjir di Desa Ciptamargi Kecamatan Cilebar […]

Kades-Poktan Apresiasi Pendistribusian Bantuan Benih Korban Banjir Bekasi

Kades-Poktan Apresiasi Pendistribusian Bantuan Benih Korban Banjir Bekasi

Pilarpertanian – Para pemangku kepentingan di Kabupaten Bekasi mengapresiasi gerak cepat Kementerian Pertanian dalam membantu korban bencana banjir beberapa waktu lalu. Mereka berterima kasih lantaran progres pendistribusian bantuan benih dan lainnya saat ini tengah berlangsung. Kepala Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukakarya, Munaka mengapresiasi gerak cepat langkah Kementan. Bang Ojos -sapaannya- menilai bantuan benih tersebut amat membantu […]

Pasokan Cabai di Cianjur Dipastikan Aman Hingga Lebaran

Pasokan Cabai di Cianjur Dipastikan Aman Hingga Lebaran

Pilarpertanian – Jelang awal bulan Ramadhan 1444 H, pasokan cabai terpantau aman meskipun harga cenderung berfluktuasi di beberapa pasar induk wilayah Jabodetabek. Pada perayaan Nyepi dan cuti minggu ini, harga cabai menurun namun selang beberapa hari kembali merangkak naik. Berdasarkan data Early Warning System (EWS), neraca produksi cabai rawit bulan Maret untuk Kabupaten Cianjur menunjukkan angka […]

Akademisi IPB: Impor Beras Gagal Paham, Harusnya Optimalkan Serap Gabah

Akademisi IPB: Impor Beras Gagal Paham, Harusnya Optimalkan Serap Gabah

Pilarpertanian – Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengecam kebijakan yang diputuskan Badan Pangan Nasional (Bapanas) baru-baru ini yakni impor beras sebanyak 2 juta ton, dengan impor tahap pertama 500 ribu ton yang harus segera direalisasikan dalam waktu secepatnya. Kebijakan ini dinilai gagal paham terkait menganalisasi data produksi yang diperkirakan menurun, padahal langkah nyata […]

TSS dan Soil Block Seedling, Strategi Amankan Ketersediaan Bawang Merah Nasional

TSS dan Soil Block Seedling, Strategi Amankan Ketersediaan Bawang Merah Nasional

Pilarpertanian – Bawang merah menjadi salah satu komoditas hortikultura yang cenderung sensitif dan berpengaruh terhadap inflasi. Kementerian Pertanian memiliki komitmen mengendalikan inflasi dengan menjamin pasokan bawang merah. Secara nasional, kebutuhan bawang merah sangat tinggi dengan kebutuhan pada tahun 2022 saja mencapai 1.179.879 ton/tahun. Peningkatan kebutuhan ini terutama terjadi menjelang hari-hari besar nasional dan keagamaan seperti […]

Petani Garut Siap Amankan Pasokan Cabai Selama Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H

Petani Garut Siap Amankan Pasokan Cabai Selama Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H

Pilarpertanian – Garut merupakan salah satu sentra cabai yang senantiasa diunggulkan untuk menyokong kebutuhan cabai utamanya pada Hari Besar Keagamaan Nasional. Berdasarkan Early Warning System (EWS), neraca produksi pada Maret 2023, Kabupaten Garut menunjukkan angka surplus sebesar 6.867 ton. Demikian pula untuk bulan April sebesar 7.754 ton. Neraca produksi cabai besar Kabupaten Garut juga mengalami […]

Bapanas Dinilai Keliru Tafsirkan Data Produksi Beras, Pengamat: Jangan Dulu ‘Ngegas’

Bapanas Dinilai Keliru Tafsirkan Data Produksi Beras, Pengamat: Jangan Dulu ‘Ngegas’

Pilarpertanian – Rencana Badan Pangan Nasional (Bapanas/National Food Agency) untuk kembali melakukan impor beras dinilai terburu-buru. Pasalnya, kondisi ketersediaan stok beras nasional, jika melihat data Badan Pusat Statisik (BPS), diprediksi tetap mencukupi. Bramastyo Bontas, Peneliti Indonesian Politic, Economic and Policy Institute (IPEC) mengaku heran dengan pernyataan Bapanas bahwa produksi beras pada Februari terkoreksi turun 820.000 […]

Impor Beras di Tengah Produksi Melimpah, Bapanas Cari-Cari Alasan Karena Produksi Padi Turun?

Impor Beras di Tengah Produksi Melimpah, Bapanas Cari-Cari Alasan Karena Produksi Padi Turun?

Pilarpertanian – Badan Pangan Nasional (Bapanas) baru-baru ini telah menugaskan Perum Bulog untuk segera melakukan impor beras di tengah panen raya padi sebesar 500 ribu ton dari total impor 2 juta ton. Kebijakan impor beras ini mendapat reaksi keras dari praktisi atau Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor karena Bapanas […]

Bantuan Benih Kementan Mulai Diterima, Ketua KTNA Desa Sukakarya: Bagus dan Berkualitas

Bantuan Benih Kementan Mulai Diterima, Ketua KTNA Desa Sukakarya: Bagus dan Berkualitas

Pilarpertanian – Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, bersyukur bahwa kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo awal Maret lalu membikin semringah. Janji Menteri SYL untuk membantu secara masif para petani yang terdampak banjir, sudah mulai direalisasikan. Ketua KTNA Sukakarya, Mulyana mengatakan bahwa pendistribusian bantuan benih saat ini sudah berjalan. Para petani di […]