Kementan Dorong Sarolangun Kembangkan Pertanian Berbasis Kawasan
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Kementan Dorong Sarolangun Kembangkan Pertanian Berbasis Kawasan

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan daya saing daerah melalui peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah. Peningkatan produktivitas dan kualitas komoditas tersebut bisa dicapai melalui pengembangan komoditas berbasis kawasan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono, dalam paparannya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sarolangun di ruang Pola Utama Kantor Bupati Sarolangun, Senin (25/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Kasdi, peningkatan daya saing komoditas unggulan tidak lepas dari seberapa efisien produk tersebut dihasilkan. “Ketika bicara daya saing, kita sering terjebak hanya pada kualitas. Padahal kalau kita lihat kenapa produk-produk negara lain yang bisa bersaing di pasar global, kuncinya adalah mereka memproduksi produk-produk tersebut dengan sangat efisien,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Efisiensi itulah, lanjut Kasdi, yang belum ada pada pembangunan pertanian di Indonesia. Hasil-hasil pertanian masih tersebar dan sulit untuk dihimpun. “Dulu, berapapun daerah mengajukan, apakah 5 ha atau 10 ha, itu langsung dipenuhi oleh pemerintah pusat. Dampaknya produk pertanian tersebar di seluruh Indonesia,” tambah Kasdi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal tersebut membuat pihak industri kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Jika bisa pun, pihak industri harus mengeluarkan tambahan biaya transportasi yang membuat proses produksi menjadi tidak efisien dan serapan hasil pertanian juga rendah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Pertanian, papar Kasdi, telah mengeluarkan peraturan Menteri Pertanian (Permentan) terkait pembangunan kawasan atau cluster pertanian berbasis korporasi. “Dengan pengembangan pertanian berbasis cluster ini, kita akan fokus pada satu kawasan sehingga lebih mudah mengelolanya, mudah membinanya, dan lebih mudah mendapatkan hasil yang massif,” tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengelolaan pertanian berbasis kawasan juga akan menurunkan biaya produksi. Dampaknya, menurut Kasdi, produk yang dihasilkan bisa lebih murah sehingga bisa bersaing di pasar internasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, Kasdi juga mendorong Kabupaten Sarolangun untuk bisa mengembangkan pertanian berbasis kawasan, sesuai dengan potensi daerah. “Daerah Sarolangun ini memiliki potensi lahan perkebunan karet dan sawit yang cukup besar, sehingga kami harapkan ini bisa dikembangkan sesuai konsep pembangunan pertanian berbasis kawasan,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk pengembangan kawasan tersebut, Kementerian Pertanian memberikan bantuan untuk peremajaan karet rakyat seluas 350 ha untuk petani di Desa Gunung Kembang, dan bantuan pemeliharaan karet rakyat berupa pupuk untuk area perkebunan karet rakyat seluas 600 ha di Desa Perdamaian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya, Bupati Sarolangun, Cek Endra dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pihaknya sengaja mengundang pejabat dari pusat untuk memberi masukan terhadap program yang direncanakan pemerintah daerah. “Sengaja kami mengundang Direktur Jenderal Perkebunan untuk memberi masukan untuk mengembangkan potensi daerah yang kami miliki, salah satunya potensi perkebunan karet dan sawit rakyat. Kami mohon juga masukan bagaimana mengatasi harga karet yang saat ini harganya jatuh,” papar Bupati.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait upaya pemerintah untuk meningkatkan harga sawit, Kasdi mengungkapkan pemerintah telah mengupayakan peningkatan serapan karet rakyat dengan memanfaatkan karet sebagai campuran aspal untuk membangun jalan. “Presiden Joko Widodo, waktu di Sumsel telah memerintahkan Kementerian PUPR untuk menggunakan karet sebagai campuran aspal untuk membangun jalan,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementerian Pertanian, tambah Kasdi, juga telah mengusulkan kepada Kementerian Dalam Negeri agar jalan provinsi dan kabupaten juga menggunakan karet sebagai campuran aspal.” Kalau jalan nasional kan hanya 47 ribu km, tapi kalau semua jalan, termasuk jalan provinsi dan kabupaten panjangnya mencapai 540 ribu km, tentu serapan karet masyarakat lebih tinggi lagi,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Melalui program ini, Kementerian PUPR dan PTPN membeli karet dari petani melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (Bahan Olahan Karet) atau UPPB dengan harga di atas Rp 9 ribu per kg. Harga tersebut berpotensi naik sesuai dengan kualitas karet yang dihasilkan. “Saya lihat di Sarolangun ini belum ada UPPB, oleh karena itu kami minta Dinas Perkebunan untuk segera membentuk UPPB, karena pemerintah akan menyerap karet rakyat ini melalui UPPB,” ujar Kasdi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemerintah juga terus mendorong peningkatan serapan karet oleh dunia Industri. Data dari Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) menyebutkan baru 60% dari kapasitas produksi crumb rubber yang dimanfaatkan. “Jadi ada 40% kapasitas produksi yang idle, jika bisa dimaksimalkan tentu serapan karet dalam negeri akan lebih banyak lagi,” tambah Kasdi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, pemerintah juga telah menginisiasi kerja sama dengan negara-negara penghasil karet dunia untuk melakukan pengendalian pasokan karet di dunia. Hal ini bertujuan agar ketersediaan karet dunia tidak berlebih yang menyebabkan harga terus jatuh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Belum lama ini pemerintah telah menginisiasi pertemuan dengan Thailand dan Malaysia untuk membahas pengendalian ekspor. “Produksi tiga negara ini sama dengan produksi 70% karet dunia. Jadi kita membuat kesepakatan untuk membatasi ekspor agar karet dunia berkurang. Jika barang di pasar langka, maka harga akan meningkat,” paparnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam pertemuan itu disepakati untuk mengurangi ekspor sebesar 240 ribu ton per tahun. Hal tersebut, menurut Kasdi, cukup efektif menaikkan harga. “Baru mau berangkat ke Bangkok saja harganya sudah naik, apalagi jika beritanya di-release. Sebelum berangkat harganya hanya 1,2 US dolar per kg, sekarang harganya sudah 1,46 US dolar per kg,” jelas Kasdi. (OIR)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Dorong Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia, Mentan Amran Percepat Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

Dorong Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia, Mentan Amran Percepat Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

Pilarpertanian – Usai ke Kabupaten Konawe Utara, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman melanjutkan kunjungan kerjanya ke Desa Waworoda, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis 11/1/24. Di wilayah ini, Mentan Amran melakukan tanam padi serentak bersama Kelompok Tani (Poktan) Makmur Jaya di lahan milik poktan seluas 22 hektare. “Saya pulang kampung […]

Serukan Penggunaan Mekanisasi untuk Tanam Jagung, Mentan Amran Yakini Indonesia Bisa Jadi Negara Super Power

Serukan Penggunaan Mekanisasi untuk Tanam Jagung, Mentan Amran Yakini Indonesia Bisa Jadi Negara Super Power

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amram Sulaiman menyelenggarakan Tanam Perdana Jagung dalam rangka peningkatan komoditas pertanian di Desa Amalome, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Selatan pada hari Rabu (10/01). Dalam kegiatan ini Mentan Amran, Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio, Bupati Konawe Utara Ruksamin menggunakan hand roller seeder untuk menanam jagung. Setelah kegiatan […]

Gerak Cepat dengan Gerdal APH, Pasokan Cabai dan Bawang Merah Jelang Ramadhan Terpantau Aman

Gerak Cepat dengan Gerdal APH, Pasokan Cabai dan Bawang Merah Jelang Ramadhan Terpantau Aman

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan cabai dan bawang merah untuk bulan Ramadhan 2024 aman. Berdasarkan hasil pemantauan Tim Upsus dari Direktorat Jenderal Hortikultura yang berada di Sulawesi Selatan terpantau pertanaman cabai khusus di Desa Cenrana Baru, Baji Pa’mai, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Sulawesi Selatan mencapai sekitar 110 hektar dan serangan OPT rendah. Daerah […]

Sinergi Kementan dan ISWI Dukung Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik

Sinergi Kementan dan ISWI Dukung Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik

Pilarpertanian – Limbah pertanian selalu menjadi permasalahan dan beban residu bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, padahal ternyata limbah tersebut dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Kementerian Pertanian bersama ISWI bersinergi mendorong inovasi teknologi untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk organik. Hal tersebut terungkap dalam Bimtek Propaktani Episode 1079 dengan tema “Inovasi Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian […]

Pulang Kampung, Mentan Amran Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pulang Kampung, Mentan Amran Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Konawe Utara, Sulawesi Tenggara hari ini, Rabu, 10/1/24. Mentan Amran melakukan tanam jagung bersama Bupati dan Kelompok Tani Watumengga’a tepatnya di Desa Amolame, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara. “Hari ini kami lakukan penanaman jagung bersama para petani kemudian tadi menyapa satu persatu […]

Mentan Ajak Insan Pertanian Sulawesi Tenggara Lanjutkan Swasembada

Mentan Ajak Insan Pertanian Sulawesi Tenggara Lanjutkan Swasembada

Pilarpertanian – Rangkaian kegiatan Pembinaan Petani dan Penyuluh Kementerian Pertanian berlanjut ke Sulawesi Tenggara. Kegiatan dipusatkan di Lapangan Kantor Bupati Konawe, Kamis (11/1/2024). Pembinaan yang mengangkat tema ‘Dukungan Penyuluh Pertanian dan Petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung di Provinsi Sulawesi Tenggara’, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mewakili Pj Gubernur […]

Tegaskan Pupuk Cukup, Mentan Ajak Tanam Jagung Di Konawe Utara

Tegaskan Pupuk Cukup, Mentan Ajak Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan stok pupuk untuk masa tanam kali ini cukup memenuhi kebutuhan petani. Hal ini disampaikan Mentan saat melakukan kunjungan kerja ke Konawe Utara, Sulawesi Tenggara hari ini, Rabu, 10/1/24. Pada kesempatan ini, Mentan melakukan tanam jagung bersama Bupati dan Kelompok Tani Watumengga’a tepatnya di Desa Amolame, […]

Pastikan Pupuk Subsidi Aman, Mentan Amran Dorong Petani Konawe Wujudkan Swasembada

Pastikan Pupuk Subsidi Aman, Mentan Amran Dorong Petani Konawe Wujudkan Swasembada

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan ketersediaan pupuk dalam menghadapi masa tanam Januari 2024 dalam kondisi aman. Dia mengatakan, petani yang akan menanam lebih dari satu kali maka akan diberi kuota yang juga lebih dari satu kali. Menurut Mentan, persoalan pupuk yang selalu dihadapi petani kini sudah ditangani karena pemerintah di bawah […]

Awal Hujan, Mentan Dorong Petani Sultra Percepat Masa Tanam dan Tidak Khawatir Pupuk

Awal Hujan, Mentan Dorong Petani Sultra Percepat Masa Tanam dan Tidak Khawatir Pupuk

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong para petani di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Kabupaten Konawe untuk segera mempercepat masa tanam di bulan Januari 2024. Menurut Mentan, percepatan tanam harus dilakukan mengingat saat ini semua daerah di Sulawesi Tenggara sudah mulai turun hujan. “Ini yang kita kejar adalah jangan sampai terjadi kekurangan […]