Menyoal Tiga Tahun Kedaulatan Pangan
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Menyoal Tiga Tahun Kedaulatan Pangan

Pilarpertanian - Pilar – Menyimak opini pengamat pertanian atau guru besar di salah satu kampus tentang Kedaulatan Pangan, Lembaga Kajian Suropati Syndicate menilai opini guru besar tersebut seolah pemerintah tidak ada benar dalam membangun pangan dan pertanian di negeri ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hampir seluruh terobosan dan inisiatif Pemerintah menggerakkan pembangunan pertanian, dikatakan tidak ada yang tepat,” demikian dikatakan Direktur Suropati Syndicate, Alhe Laitte di Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Alhe membeberkan pangkalnya dimulai dari mempersoalkan akurasi data dan mengarah pada kebijakan dan manajemen yang tidak tepat. Padahal data memang demikian adanya sejak dulu, mungkin cara pengamat membacanya yang perlu lebih cermat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini data sudah terjadi sejak 30 tahun lalu, tidak perlu dipersoalkan lagi karena sejak 2015 sudah ditetapkan kebijakan Pemerintah satu data pangan yang dikoordinasikan oleh BPS dan sekarang BPS Bersama K/L terkait sedang bekerja meningkatkan kualitas data pangan,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kemudian, penduduk miskin di pedesaan dikatakan pengamat itu hanya menurun sedikit 0,41% tidak sebanding dengan kenaikan PDB rata rata 4,97% pertahun dan inflasi inflasi dibawah 4%. Padahal penduduk miskin di pedesaan sudah turun 675 ribu jiwa selama tiga tahun terakhir atau turun 1,2% pertahun lebih bagus dibandingkan turunnya penduduk miskin di perkotaan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Angka penurunan kemiskinan tersebut dalam koridor wajar dikaitkan hukum dan teori ekonomi yang ada. Justru angka kemiskinan berada pada 10-11%, maka tidak gampang menurunkan lagi, kecuali dengan terobosan seperti selama ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jangan terbolak-balik analisisnya, pengakuan bahwa kemiskinan di pedesaan turun, itu justru menjadi pembenaran bahwa kesejahteraan petani meningkat dong, bukan kesejahteraan turun,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Alhe mengatakan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) pun tidak perlu dipersoalkan lagi dan jangan dijadikan alat pembenaran, karena sudah jelas NTP bukan alat tepat mengukur kesejahteraan petani, melainkan ukuran kemampuan daya beli petani, yang berfluktuasi sesuai perkembangan indek harga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Disebutkan data kemiskinan di pedesaan menurun, sementara NTP juga turun, itu artinya menjadi bukti kuat bahwa NTP tidak valid penanda kesejahteraan petani,” lanjutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengamat itu pun mengatakan bahwa penurunan kesejahteraan petani sangat terasa di lapangan berdasarkan laporan petani. Menurut Alhe, ini justru menjadi subjektif dan tidak berdasar kaidah pengumpulan data statistik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saran saya menghitung kesejahteraan agar menggunakan objective measurement,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selanjutnya pengamat menunjukkan data Global Food Security Index (GFSI), yang dimana peringkat mutu dan keamanan pangan Indonesia berada pada posisi 86 dari 113 negara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini pengamat menyajikan data sepenggal saja, tidak disajikan utuh,” sebut Alhe.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Coba dilihat nilai GFSI keseluruhan tahun 2016 Indonesia peringkat 71 dari 113 negara dengan lompatan tertinggi di dunia skor 50,6 atau naik 2,7 poin. Selanjutnya simak GFSI tahun 2017 Indonesia naik lagi menjadi peringkat 69 dari 113 negara,” lanjutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak hanya itu, tegas Alhe, semestinya simak pula data Food Sustainability Index (FSI), pada 25 negara besar sebagai sampel dengan kriteria merupakan 2/3 Penduduk dunia dan mencakup 87 % dari total PDB Dunia. Hasilnya FSI keseluruhan Indonesia di peringkat 21 dan pada aspek sustainable agriculture pada rangking 16 di atas negara Cina, Ethiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab dan India.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selanjutnya pengamat menyampaikan beberapa usulan, justru memang sudah dikerjakan saat ini, seperti penjaminan harga di petani, hilirisasi produk, korporasi petani, pengendalian laju konversi lahan, reforma agraria, program diversifikasi, pengembangan hortikultura. Usulan pengalihan subsidi input menjadi subsidi output, adalah ide bagus, namun dipastikan perlu dana besar dan membuat masalah baru.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kasus di Thailand menyalurkan subsidi output untuk petani padi, justru menjadi bermasalah dan kisruh,” sanggah Alhe.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Karena itu, menurut Alhe sangat menyayangkan ada pengamat mengatakan program pangan Kementan melalui Upaya Khusus adalah sia-sia atau hanya menghabiskan anggaran. Padahal analisisnya tidak tepat dan semoga tidak syarat kepentingan sepihak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya katakan bahwa anggaran Pemerintah sudah terlihat jelas digunakan untuk membangun infrastruktur lahan dan irigasi, mekanisasi, dan lainnya yang dampaknya baru terasa 2-3 tahun kemudian. Untuk program benih, pupuk dan lainnya sudah berdampak langsung naiknya produksi,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasilnya produksi padi, jagung dan lainnya meningkat. Produksi naik ini pula yang menjelaskan harga pangan menjadi lebih stabil dan stock pangan cukup banyak. Peningkatan produksi 43 komoditas sejak 2014-2016 memberikan nilai tambah sekitar Rp 280 triliun dan terkonfirmasi dari tumbuhnya PDB pertanian berkisar 3,25 hingga 3,77 persen setiap tahunnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Terlepas dari data produksi dan kesejahteraan petani yang dipersoalkan pengamat, yang jelas Indonesia sejak 2016 tidak impor beras, cabai segar dan bawang merah. Dan sejak awal 2017 tidak impor jagung dan gandum pakan ternak dan bahkan sudah ekspor bawang merah ke enam negara tetangga,” tutur Alhe.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perihal usulan evaluasi kinerja dan kepemimpinan kementerian. Ini cukup menarik dan tidak sesederhana yang dibayangkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Menurut saya sih, satu terpenting adalah untuk menjadi pemimpin harus sudah selesai dengan urusannya sendiri. Seperti sekaliber Andi Amran Sulaiman bekerja keras dengan integritas, jujur, tegas dan anti-korupsi,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Banyak ahli pertanian pandai dan mumpuni, tapi jarang yang memiliki karakter seperti Amran. Hal ini penting karena pemimpin harus tegas membuat kebijakan dan berani berhadapan melawan mafia, kartel dan pihak pihak pencari rente, diatas penderitaan orang kecil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Terakhir, ya bila ada pihak-pihak yang merasa kesal ngebet pengin menduduki posisi jabatan, pasti ada waktunya, harap sabar antri; bila ada pihak ingin berjualan bibit/benih ya melalui prosedur yang ada, dan bila ingin ikut program pun pasti dilibatkan apabila memenuhi persyaratan dan kriteria,” pungkas Alhe.(JH).


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Kementan Gelar Rakor Percepatan CPCL AKABI Bersama Dinas Pertanian Jabar di Bogor

Kementan Gelar Rakor Percepatan CPCL AKABI Bersama Dinas Pertanian Jabar di Bogor

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Percepatan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) berkolaborasi dalam mempersiapkan kegiatan Tahun 2024 dengan menggelar Rapat Koordinasi Percepatan CPCL 2024 dan Sosialisasi Sistem Pelaporan Si-Akabi di Sentul, Bogor (31/10/2023). Dinas Pertanian Provinsi […]

Bimtek Pengembangan Nurseri Aneka Sayuran dengan Teknologi Soil Block

Bimtek Pengembangan Nurseri Aneka Sayuran dengan Teknologi Soil Block

Pilarpertanian – Ditjen Hortikultura dalam persiapan tanam aneka sayuran untuk TA 2024, telah melakukan Bimtek Nurseri dalam rangka persiapan benih tanam aneka sayuran. Bimtek ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan pengawalan kepada kelompok tani penerima manfaat yang mendapatkan bantuan fasilitasi pengembangan nurseri sayuran dengan teknologi soil block berikut sarana dan prasarananya (greenhouse/rumah semai, overhead irrigation, […]

BPK Bersama Kementan Supervisi Program Pertanian di Situbondo

BPK Bersama Kementan Supervisi Program Pertanian di Situbondo

Pilarpertanian – Badan Pemeriksa Keuangan melakukan supervisi atas program kerja Kementerian Pertanian di wilayah Kabupaten Situbondo. “Sekarang ini kita sedang mengumpulkan informasi-informasi terkait pelaksanaan program, apakah telah sesuai dengan rencana dan harapan, apakah sudah terpenuhi dan tepat sasaran”, ujar Anggota IV BPK Haerul Saleh di Pendopo Kabupaten Situbondo, Rabu 1 November 2023. Haerul Saleh berharap […]

Stabilkan Harga, Kementan Gandeng Petani Champion Pasok Cabai Rawit Merah ke Kramat Jati

Stabilkan Harga, Kementan Gandeng Petani Champion Pasok Cabai Rawit Merah ke Kramat Jati

Pilarpertanian – Dalam rangka stabilkan harga cabai rawit merah, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura bersama Champion Cabai mengirimkan pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), Jakarta, Selasa (31/10). Pengiriman ini merupakan salah satu bentuk komitmen Ditjen Hortikultura dan Champion Cabai untuk menjaga harga cabai rawit merah di pasaran yang sempat […]

Indonesia Miliki 10 Juta Hektare Lahan Potensial, Mentan Amran Optimistis Swasembada Pangan

Indonesia Miliki 10 Juta Hektare Lahan Potensial, Mentan Amran Optimistis Swasembada Pangan

Pilarpertanian – Dunia saat ini sedang dihadapkan pada krisis pangan akibat kondisi geopolitik dunia dan dampak perubahan iklim. Setiap negara fokus untuk menyediakan kebutuhannya masing-masing sehingga persaingan ketat untuk mengimpor dari negara sentra produksi. Maka karena itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan Indonesia harus mampu swasembada, bahkan menyiapkan diri untuk menjadi lumbung pangan bagi […]

Menteri Segudang Prestasi, Amran Sulaiman Berbenah Kejar Target Peningkatan Produksi

Menteri Segudang Prestasi, Amran Sulaiman Berbenah Kejar Target Peningkatan Produksi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi dan jagung. Di antaranya dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh, mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul serta optimalisasi lahan marjinal seperti lahan rawa mineral. Potensi lahan rawa mineral yang ada di Indonesia menurut Mentan Amran ada […]

Kementan Tingkatkan Ekonomi Nasional Dari Perkebunan Dengan PASTI

Kementan Tingkatkan Ekonomi Nasional Dari Perkebunan Dengan PASTI

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan tidak hentinya berupaya mengembalikan kejayaan perkebunan Indonesia, tentu dalam pengembangannya butuh kolaborasi bersama antara pemerintah dengan semua insan perkebunan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, meminta jajarannya agar terus meningkatkan kualitas mutu komoditas perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing. Terkait […]

Kementan dan TNI Perkuat Sinergi, Mentan : Ketahanan Pangan Identik Dengan Ketahanan Negara

Kementan dan TNI Perkuat Sinergi, Mentan : Ketahanan Pangan Identik Dengan Ketahanan Negara

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan Tahun 2023 dengan tema Ketahanan Pangan untuk Indonesia Maju. Selain sebagai rangkaian Ulang Tahun ke-78 TNI, acara yang dihadiri Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin ini menjadi bukti komitmen bersama seluruh komponen masyarakat dalam memperkuat ketahanan pangan negara. Saat mendampingi Wapres […]

Amankan Musim Tanam 2023/2024, Kementan Lakukan Pengendalian Tikus di Karawang

Amankan Musim Tanam 2023/2024, Kementan Lakukan Pengendalian Tikus di Karawang

Pilarpertanian – Dalam rangka pemenuhan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT) terus melakukan pengawalan tanaman dari serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Hal ini terus dilakukan terutama dalam upaya menghadapi perubahan iklim ekstrem seperti El Nino saat ini. Salah satu bentuk pengawalan tersebut dilakukan melalui gerakan […]