Pepaya Mandailing Natal Kian Diburu, Tahan Sampai 2 Minggu
Foto : Pepaya Asal Mandailing Natal Semakin Laris di Pasaran dan Dapat Bertahan Sampai 2 Minggu.

Pepaya Mandailing Natal Kian Diburu, Tahan Sampai 2 Minggu

Pilarpertanian - Kesesuaian lahan dan iklim sangat mendukung pengembangan sebuah komoditas di suatu wilayah tertentu. Komoditas yang dikembangkan dengan memperhatikan lahan dan iklim akan lebih efisien karena memerlukan biaya yang lebih kecil.


Pengeluaran kecil tersebut disebabkan oleh input pupuk dan pemeliharaan yang tidak terlalu tinggi, apabila dibandingkan dengan wilayah lain yang kurang mendukung agroklimatnya.


Begitulah yang terkesan saat mengunjungi Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara. Sejumlah petani milenial di sana mengembangkan pepaya di daerah Panyabungan Barat dan Nagajuang. Luas budidaya yang diusahakan sudah mencapai 60 hektar dan direncanakan akan dikembangkan seluas 100 hektar.


“Komoditas pepaya dari Mandailing ini dapat bertahan selama 2 minggu di dalam suhu ruang, berbeda dengan pepaya dari daerah lain yang hanya bertahan sekitar 3 hari,” ujar Putra Lubis saat dihubungi melalui sambungan telefon Rabu (24/6).



Pengakuan tersebut berdasarkan pengalaman dengan pengusaha di Medan sebagai relasi usaha pemasarannya.


“Usaha budidaya pepaya ini disebabkan lesunya harga karet yang banyak diusahakan petani Mandailing sebelumnya.” Jelas petani milenial tersebut. “Selain itu, saya mulai mengenal varietas calina dari Bogor dan saya kembangkan di sini,” tambah Putra.


Dijelaskan Putra, varietas papaya California ini termasuk jenis unggul dan berumur genjah, pohon/batangnya antique kerdil/lebih pendek dibanding jenis papaya lain, tinggi tanaman sekitar 1,5 – 2 meter dan sudah bisa dipanen setelah berumur 8 – 9 bulan.


“Pohonnya dapat berbuah hingga umur mencapai empat tahun,” jelas dia.


Pepaya tersebut dikembangkan untuk menjawab kebutuhan industri makanan di Kota Medan. Relasi pemasaran dan produksi sudah berjalan dengan baik sehingga petani tidak terlalu dipusingkan dengan harga yang diterima saat panen.


“Saat ini kebun pepaya di Nagajuang sudah menyuplai kebutuhan konsumen sebesar 30 ton per minggu. Sedangkan Panyabungan Barat menyuplai pepaya 45 ton per minggu,” bebernya.


“Bahkan, pihak industri pengolahan pepaya berencana akan mendirikan pabrik jika luas pepaya sudah mencapai 100 hektar,” lanjutnya.


Hasil ini tentunya menjadi sebuah peluang yang menjanjikan mengingat saat ini tengah terjadi wabah Covid-19, yang menyebabkan terjadi kelesuan ekonomi di tingkat domestik. Harga jual yang diterima petani saat panen raya bisa jatuh karena kurangnya penyerapan produksi.


Selain itu, rantai pasok pepaya sudah terbentuk sehingga pengembangan bisa dilakukan dalam skala yang lebih luas. Rantai pasok dimulai dari input, budidaya, dan yang terpenting adalah pemasaran.


“Pengembangan komoditas yang didasari atas kebutuhan konsumen akan lebih menjamin keberlangsungan dari budidaya tersebut,” pungkasnya.


Menanggapi keberhasilan pengembangan pepaya ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal, Siar Nasution berkomitmen akan membantu pengembangan dari sisi teknologi dan sarana prasarana pepaya calina ini. Ini sebagaimana yang sering disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.


“Kami sudah merencanakan akan mendukung pengembangan ini dengan pembuatan rumah kompos, bantuan input pertanian, dan perluasan lahan di tahun 2020,” kata Siar Nasution saat dikonfirmasi.


Pengembangan selanjutnya, kata dia, bisa dilakukan dengan melakukan standarisasi dan membangun brand ‘Ketahanan Pepaya 2 Minggu’.


“Ini akan menjadi keistimewaan sendiri dari pepaya Mandailing ini, itu akan menjadi branding yang menarik,” jelas dia.


“Jika pengembangan ini berjalan dengan baik, dan kebutuhan wilayah domestik sudah bisa dipenuhi, tentu akan berpeluang ekspor,” tambah Siar Nasution.


Demplot Pepaya Calina


Kepala BPTP Sumut, Khadijah L Ramza dalam kunjungan koordinasi LTT (20/6) juga sempat meninjau kebun pepaya tersebut.


Sebagai perbandingan, teknologi dalam agroklimat yang sama, BPTP Sumut sebagai sumber teknologi pertanian berencana akan membuat demplot dengan varietas pepaya merah delima.


Pepaya merah delima merupakan produk varietas unggul pepaya yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Warna daging buahnya merah oranye, daging buah tebal (> 3 cm), rasa sangat manis.


“Potensi produktivitas di atas 70 ton/ha, dan ukuran buah sedang dengan bobot rata-rata 1,2 kg/buah,” lanjut dia.


Keistimewaan yang dimiliki oleh pepaya calina Mandailing ini tentunya perlu dipertahankan. Hal itu dapat dilakukan dengan menjaga agroekosistem terutama kesuburan tanah. Tanah lebih mudah mengalami degradasi dibandingkan dengan iklim karena tanah sangat berhubungan dengan perilaku manusia.


“Degradasi kesuburan tanah akan terjadi jika petani tidak memperhatikan pola pemupukan. Hal inilah yang perlu dijaga agar produktivitas pepaya tetap terjaga,” beber dia.


Radjab, selaku penyuluh pertanian setempat menjelaskan bahwa pepaya mudah dibudidayakan. Namun perlu diwaspadai ada beberapa tanaman yang terkena pucuk kuning.


Hal ini sudah dilakukan penanganan yang tepat melalui pengendalian hama terpadu.


“Selain itu, drainase dan kebersihan kebun juga perlu dijaga agar tidak menjadi sumber hama penyakit,” jelasnya.


Dikonfirmasj secara terpisah, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, mengungkapkan bahwa Kementan sangat mendukung adanya pengembangan pepaya ini di Kabupaten Mandailing Natal.


Pepaya California sebenarnya dilepas dengan nama Calina sejak tahun 2010 yang merupakan hasil persilangan yang dilakukan oleh pemulia tanaman dari IPB dan sudah banyak dikembangkan dalam skala komersial. Namun, pedagang banyak mengenalkan pepaya jenis ini dengan nama California.


“Mereka mengaku dengan nama California, harga jualnya menjadi lebih tinggi,” tambah Liferdi.


Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, Liferdi berharap pepaya yang memiliki rasa manis legit ini dapat tembus pasar luar negeri.


“Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa komoditas hortikultura diharapkan dapat didorong untuk akses pasar ekspornya hingga tiga kali lipat,” kata dia.


Beberapa waktu yang lalu, akui Liferdi, ada eksportir meminta 1-1,5 Ton pepaya kualitas ekspor dengan ukuran 1-1,2 kg per buah.


“Dan ini sesuai dengan karakteristik pepaya varietas Calina dan Merah Delima,” jelas Liferdi.


Liferdi berharap peluang pasar ekspor pepaya tersebut dapat ditangkap dan dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha pepaya dari Kabupaten Mandailing Natal.


Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto memberikan apresiasi terhadap petani dan Pemda Kabupaten Mandailing Natal, yang telah antusias dalam mengembangkan pepaya jenis Calina ini.


Anton, sapaannya, mengatakan bahwa buah-buahan lokal yang berpotensi ekspor perlu digenjot produksinya dan diperbaiki mutunya.


“Tentunya semua pihak harus terlibat dan berkomitmen,” jelas dia.


Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki program pengembangan kawasan dalam rangka meningkatkan produksi, mutu dan daya saing produk hortikultura.


“Kita ada Badan Litbang yang punya segudang teknnologi yang update. Sehingga kolaborasi dari semua pihak dari hulu hingga hilir, diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih untuk petani hortikultura di seluruh Indonesia pada umumnya pada petani buah Mandailing Natal pada khususnya,” pungkas Anton.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Kementan Turun Kendalikan Serangan Hama Penggerek Batang Padi di Klaten

Kementan Turun Kendalikan Serangan Hama Penggerek Batang Padi di Klaten

Pilarpertanian – Penggerek batang padi (PBP) merupakan hama penting pada tanaman padi. Hama ini jika menyerang pertanaman vegetatif menimbulkan gejala sundep, sedangkan jika menyerang pertanaman padi generatif menimbulkan gejala beluk. Serangan PBP saat ini berpotensi marak terjadi di beberapa daerah sentra penghasil padi, seperti halnya di Klaten, Jawa Tengah. Serangan hama penggerek batang padi di […]

Genjot Produksi, Ketersediaan Alsintan Masih Dibutuhkan Petani

Genjot Produksi, Ketersediaan Alsintan Masih Dibutuhkan Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) terus upayakan peningkatan produksi. Selain memastikan ketersediaan pupuk dan benih unggul, mekanisasi pertanian juga digenjot demi mendorong keberhasilan peningkatan produksi. Oleh karena itu, penyediaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) harus dilanjutkan. Dengan catatan, semua kontrak alsintan yang tertunda akan dievaluasi dan dilanjutkan bila pengadministrasiannya telah terbukti dilaksanakan dengan baik dan […]

Memasuki Musim Hujan, Kementan Minta Petani Optimalkan Masa Tanam Oktober November

Memasuki Musim Hujan, Kementan Minta Petani Optimalkan Masa Tanam Oktober November

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong percepatan tanam untuk meningkatkan produksi padi tahun ini terutama pada masa tanam di bulan Oktober November. Pemerintah menilai percepatan ini mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat menekan angka impor yang cukup besar. Salah satu yang akan dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan lahan rawa. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman […]

Kementan Bersama Stakeholder Pertanian Lakukan Langkah Atasi Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian

Kementan Bersama Stakeholder Pertanian Lakukan Langkah Atasi Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian

Pilarpertanian – Pertanian merupakan salah satu sektor yang terdampak akibat perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan serta kenaikan suhu udara berpengaruh secara signifikan pada penurunan produksi pertanian. Namun, upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim gencar dilakukan untuk menjaga produksi pangan. Hal tersebut tergambar dalam Bimtek Propaktani Episode 1035 berjudul “Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Pada […]

Mentan Amran: Brazil Siap Transfer Teknologi, Dukung Indonesia Swasembada Gula

Mentan Amran: Brazil Siap Transfer Teknologi, Dukung Indonesia Swasembada Gula

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak negara Brazil untuk menanamkan investasinya di sektor pangan. Salah satunya dengan mendukung rencana pemerintah Indonesia dalam membangun 30 unit pabrik gula dan perluasan lahan tanam tebu. “Kita minta agar pemerintah Brazil memfasilitasi rencana pembangunan 30 unit pabrik gula dan kebun tebu di Indonesia dalam bentuk investasi. […]

Amankan Musim Tanam 2023/2024, Kementan Lakukan Pengendalian Tikus di Karawang

Amankan Musim Tanam 2023/2024, Kementan Lakukan Pengendalian Tikus di Karawang

Pilarpertanian – Dalam rangka pemenuhan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT) terus melakukan pengawalan tanaman dari serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Hal ini terus dilakukan terutama dalam upaya menghadapi perubahan iklim ekstrem seperti El Nino saat ini. Salah satu bentuk pengawalan tersebut dilakukan melalui gerakan […]

Dapat Jersey Timnas Brazil, Mentan Amran Sebut Pertanian dan Sepakbola Sama-sama Mempersatukan

Dapat Jersey Timnas Brazil, Mentan Amran Sebut Pertanian dan Sepakbola Sama-sama Mempersatukan

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendapat kado cinderamata dari Menteri Pertanian Brazil, Carlos Favaro yang datang bersama rombongan ke kantor Kementan Jakarta. Kado tersebut berupa jersey timnas Brazil yang dibawa langsung dari persatuan sepak bola negeri samba tersebut. Dengan nada bergurau, Amran mengatakan jika di Brazil terdapat nama-nama besar seperti Ronaldo dan […]

Kementan Dorong Pemanfaatan Pupuk Organik di Kalangan Petani Milenial

Kementan Dorong Pemanfaatan Pupuk Organik di Kalangan Petani Milenial

Pilarpertanian – Pupuk organik merupakan jenis pupuk yang berasal dari bahan alami yang berasal dari tumbuhan hewan atau limbah organik lainnya. Pemanfatan pupuk organik kini semakin gencar terutama di kalangan petani milenial seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk-produk pertanian organik. Hal tersebut tergambar dalam Bimtek Propaktani Episode 1034 berjudul “Pupuk Organik Jadi Lifestyle-nya Petani […]

Genjot Produksi, Kementan Bersama Stakeholder Pertanian Atasi Dampak Perubahan Iklim

Genjot Produksi, Kementan Bersama Stakeholder Pertanian Atasi Dampak Perubahan Iklim

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama stakeholder pertanian bersinergi mengatasi dampak perubahan iklim guna menggenjot produksi tanaman pangan, khusus padi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Perubahan pola curah hujan serta kenaikan suhu udara berpengaruh secara signifikan pada penurunan produksi pertanian, sehingga upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim gencar dilakukan untuk menjaga produksi pangan. Direktur Jenderal […]