Sayuran Organik Produksi Milenial Kian Eksis di Masa Pandemi
Foto : Sayuran Organik Produksi Milenial Semakin Eksis Selama Masa Pandemi Covid-19.

Sayuran Organik Produksi Milenial Kian Eksis di Masa Pandemi

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani muda berkarya maju, mandiri dan modern. Pasalnya mereka mampu mendongkrak perekonomian bangsa Indonesia.


Petani milenial adalah petani muda dengan rentang usia antara 19-39 tahun. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa generasi milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. Ia meyakini tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak generasi muda.


“Generasi milenial terus dijadikan target utama untuk mendongkrak kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian,” ujar SYL dalam keterangannya, Kamis (25/6).


Atas dasar itulah Kementerian Pertanian di Indonesia menargetkan 1 juta petani milenial ikut tergabung dalam 40 ribu kelompok di masing-masing daerah, yang terdiri atas 20-30 orang.



“Target tersebut tentu saja akan segera direalisasikan dalam beberapa fokus sektor komoditas pertanian, di antaranya 500 petani milenial hortikultura,” jelas dia.


Hal senada diungkapkan oleh Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto. Anton-sapaannya- mengatakan, suksesnya program petani milenial butuh persiapan dan sosialisasi.


Dengan demikian, monitoring serta evaluasi nantinya akan dilakukan untuk penumbuhan dan penguatan para petani milenial di sentra hortikultura.


“Sebelumnya, petani identik dengan orang-orang tua, namun di Kopeng Kabupaten Semarang ada sekumpulan anak muda yang menekuni budidaya sayuran organik,” ujar dia.


Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf saat dihubungi menyatakan bahwa meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan mengubah pola konsumsi sayuran aman konsumsi.


“Apalagi kalau hidup sehat dengan pola konsumsi sayuran aman, maka pilihan tepatnya adalah konsumsi sayuran organik yang bebas pestisida,” ujar wanita yang kerap disapa Yanti ini.


Dukungan program budidaya ramah lingkungan ini, kata Yanti, melalui desiminasi dan sosialisasi ke pembina di daerah.


“Fungsional POPT dan petani terus mendukung dan mewujudkan Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan (Gedor) Hortikultura,” tutup Yanti.


Petani Muda Beromzet Ratusan Juta


Kepala UPT BPTPH Provinsi Jawa Tengah, Herawati menyatakan kelompok tani milenial Citra Muda Getasan yang diketuai oleh Sofyan Adi Cahyono, merupakan figur petani muda.


“Meski muda, namun tangan-tangan mereka terampil mengolah lahan untuk ditanami aneka macam sayuran. Hebatnya lagi, semua sayuran yang ditanam anak-anak muda ini adalah sayuran organik. Penjualannya pun menggunakan metode kekinian, yakni melalui sejumlah platform media sosial,” ungkapnya.


Herawati merasa bangga produksi petani muda yang kreatif dan inovatif ini bisa bertahan di tengah pandemi, bahkan omzet sayuran produksinya justru meningkat.


“Bahkan bisa naik 300 persen. Mereka petani muda yang ideologis, punya komitmen tinggi dan terus berjuang. Untuk menjadi berhasil seperti sekarang, ternyata prosesnya cukup lama, mereka membutuhkan waktu 12 tahun,” jelasnya.


Keberadaan kelompok petani milenial ini membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian. Didasari kemauan, konsistensi dan ketekunan maka hasilnya akan berkualitas.


“Mari semua anak muda yang ingin menekuni dunia ini bisa mengacu ke sini. Anak-anak muda seperti mas Sofyan ini akan kami jadikan champion yang kita harapkan bisa menginspirasi banyak anak muda di Jawa Tengah,” ucap Hera.


Sofyan mengatakan, kelompoknya beranggotakan 30 anak muda usia 19-38 tahun. Selain itu terdapat 18 kelompok tani dengan 400 petani yang menjadi mitranya.


“Produknya adalah sayur organik. Ada 50 lebih jenis sayuran organik yang kami pasarkan secara online. Memang benar bahwa wabah covid-19 membuat penjualan justru semakin meningkat. Jika biasanya perbulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualannya meningkat hingga 300% menjadi 14-15 ton sayur per bulan,” jelasnya.


Hal ini didukung banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran organik sehingga meningkatkan penjualan. Disinggung alasan mau menjadi petani di usia muda, Sofyan mengatakan bahwa usaha tani juga sangat menguntungkan. Dari pertanian, penghasilan yang diperoleh cukup besar dan tidak kalah dengan profesi lainnya.


“Saat ini omzet kami per bulan mencapai Rp 300 juta. Jadi penghasilan petani itu tidak kalah dengan profesi lainnya. Apalagi pertanian menghasilkan bahan makanan yang terus dibutuhkan sepanjang hidup manusia. Jadi ini merupakan prospek penghasilan jangka panjang,” pungkasnya.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pilarpertanian – Para petani di Jawa Tengah bersyukur atas perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada. “Para petani di Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas perjuangan Bapak Mentan yang menambah alokasi pupuk […]

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Pilarpertanian – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi nasional yang mencapai Rp28 triliun. Dengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat. Pemprov pun akan segera menindaklanjuti ini di lapangan. “Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyusunan rancangan alokasi per kabupaten/kota […]

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Pilarpertanian – Dalam rangka percepatan tanam dan peningkatan produksi khususnya padi dengan mengantisipasi dampak dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian, maka Kementerian Pertanian mengambil kebijakan yang disebut Penambahan Areal Tanam (PAT) untuk produksi padi dan jagung. Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di desa Gampong Dayah Mamplam, Kecamatan Leupung Kabupaten […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]