Vinegar Air Kelapa Bubuk, Pengawet Alami yang Mudah dan Praktis
Foto: Vinegar Air Kelapa Bubuk, Pengawet Alami yang Mudah dan Praktis.

Vinegar Air Kelapa Bubuk, Pengawet Alami yang Mudah dan Praktis

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Konsumsi pangan yang mengandung pengawet sudah lazim dan banyak ditemukan di masyarakat. Sayangnya, masih banyak produk pangan menggunakan pengawet yang tidak aman bagi tubuh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk pangan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH), Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Badan Litbang Pertanian mengembangkan proses pembuatan vinegar berbahan baku air kelapa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Vinegar merupakan pengawet alami yang dibuat melalui proses fermentasi. Istilah sehari-hari vinegar bisa diartikan sebagai cuka. Semua bahan yang berpati atau mengandung gula dapat digunakan untuk membuat vinegar. Bahan baku yang umum digunakan diantaranya anggur (wine vinegar), apel (cider vinegar), beras (rice vinegar), dan kurma (date vinegar).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada perkembangannya, pembuatan vinegar juga dapat memanfaatkan limbah pertanian misalnya air kelapa dan kulit pisang. Air kelapa merupakan hasil samping yang diperoleh dari industri pengolahan buah kelapa. Jumlah air kelapa yang didapat berkisar 1.642 ton/tahun atau 4,5 ton/hari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara kulit pisang merupakan hasil samping dari industri keripik pisang, yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan limbah pertanian tersebut dapat mengatasi salah satu permasalahan penanganan limbah pertanian, sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomi limbah pertanian dari yang tidak bernilai jual hingga mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ramah Lingkungan
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Teknologi produksi vinegar yang dikembangkan BB Pascapanen relatif sederhana, ramah lingkungan, dan cukup murah. Teknologi ini cukup aplikatif untuk dikembangkan di masyarakat maupun UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pembuatan vinegar dilakukan melalui dua tahap fermentasi. Fermentasi tahap pertama bertujuan mengubah gula/pati yang terdapat pada limbah menjadi etanol dengan bantuan ragi roti (Saccharomyces cereviseae). Tahap fermentasi lanjut dengan bantuan bakteri Acetobacter aceti. Proses ini akan mengubah etanol menjadi asam asetat. Asam asetat merupakan asam organik yang mempunyai kemampuan antimikroba.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasil pengujian laboratorium penggunaan vinegar diketahui dapat menghambat pertumbuhan Salmonella thyphimurium, Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Listeria monocytogenes. Kemampuan antimikroba yang dimiliki oleh vinegar air kelapa juga lebih baik dari asam asetat sintetis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Produk vinegar ini bisa menjadi pilihan bagi masyarakat dan pedagang selain praktis, aman, harganya juga relatif terjangkau. Cara penggunaannya pun mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Produk ini dapat digunakan untuk mengawetkan karkas ayam, tahu dan ikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di luar negeri, pemanfaatan vinegar sebagai bahan tambahan pangan dan antimikroba sudah lazim dan banyak digunakan. Bahkan industri yang memproduksi vinegar cukup banyak ditemukan. Namun di Indonesia, baik produksi dan pemanfaatannya belum banyak dan masih sulit ditemukan di pasaran. Padahal ketersediaan bahan baku (limbah pertanian) cukup melimpah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Indonesia sebagai negara kepulauan, seringkali ditemui kendala distribusi dan transportasi antar pulau. Pengembangan vinegar air kelapa menjadi bentuk bubuk dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi kendala dalam distribusi. Di sisi lain, larangan penggunaan formalin pada produk pangan memerlukan solusi pengganti yang murah dan aman digunakan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Vinegar Bubuk
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inovasi pengawet alami yang dikembangkan BB Pascapanen yaitu vinegar bubuk atau vinegar powder. Vinegar air kelapa yang biasanya dalam bentuk cair, sudah bisa diperoleh dalam bentuk padat atau serbuknya. Hal ini semakin mempermudah penyimpanan dan distribusi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Vinegar dalam bentuk bubuk diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat terkait jaminan kemudahan, kepraktisan serta ketersediaan pengawet yang instan di pasaran. Vinegar bubuk juga dapat digunakan sebagai alternatif pengawet alami, sekaligus sebagai peningkat cita rasa atau penyedap rasa dan flavour dalam makanan. Bahkan terdapat hasil studi yang lebih jauh memanfaatkan vinegar sebagai salah satu bahan untuk pembuat obat-obatan, misalnya aspirin.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Uji coba vinegar bubuk sebagai pengawet telah dilakukan untuk produk tahu. Tahu menggunakan vinegar bubuk 0,1% pada air perendaman dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella dan E.coli pada tahu hingga 48 jam. Bahkan untuk parameter E.coli, produk tahu sudah memenuhi persyaratan SNI 01-3142-1992 dengan jumlah coliform


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Mentan Ajak Insan Pertanian Sulawesi Tenggara Lanjutkan Swasembada

Mentan Ajak Insan Pertanian Sulawesi Tenggara Lanjutkan Swasembada

Pilarpertanian – Rangkaian kegiatan Pembinaan Petani dan Penyuluh Kementerian Pertanian berlanjut ke Sulawesi Tenggara. Kegiatan dipusatkan di Lapangan Kantor Bupati Konawe, Kamis (11/1/2024). Pembinaan yang mengangkat tema ‘Dukungan Penyuluh Pertanian dan Petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung di Provinsi Sulawesi Tenggara’, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mewakili Pj Gubernur […]

Gerak Cepat dengan Gerdal APH, Pasokan Cabai dan Bawang Merah Jelang Ramadhan Terpantau Aman

Gerak Cepat dengan Gerdal APH, Pasokan Cabai dan Bawang Merah Jelang Ramadhan Terpantau Aman

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan cabai dan bawang merah untuk bulan Ramadhan 2024 aman. Berdasarkan hasil pemantauan Tim Upsus dari Direktorat Jenderal Hortikultura yang berada di Sulawesi Selatan terpantau pertanaman cabai khusus di Desa Cenrana Baru, Baji Pa’mai, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Sulawesi Selatan mencapai sekitar 110 hektar dan serangan OPT rendah. Daerah […]

Pastikan Pupuk Subsidi Aman, Mentan Amran Dorong Petani Konawe Wujudkan Swasembada

Pastikan Pupuk Subsidi Aman, Mentan Amran Dorong Petani Konawe Wujudkan Swasembada

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan ketersediaan pupuk dalam menghadapi masa tanam Januari 2024 dalam kondisi aman. Dia mengatakan, petani yang akan menanam lebih dari satu kali maka akan diberi kuota yang juga lebih dari satu kali. Menurut Mentan, persoalan pupuk yang selalu dihadapi petani kini sudah ditangani karena pemerintah di bawah […]

Tegaskan Pupuk Cukup, Mentan Ajak Tanam Jagung Di Konawe Utara

Tegaskan Pupuk Cukup, Mentan Ajak Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan stok pupuk untuk masa tanam kali ini cukup memenuhi kebutuhan petani. Hal ini disampaikan Mentan saat melakukan kunjungan kerja ke Konawe Utara, Sulawesi Tenggara hari ini, Rabu, 10/1/24. Pada kesempatan ini, Mentan melakukan tanam jagung bersama Bupati dan Kelompok Tani Watumengga’a tepatnya di Desa Amolame, […]

Dorong Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia, Mentan Amran Percepat Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

Dorong Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia, Mentan Amran Percepat Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

Pilarpertanian – Usai ke Kabupaten Konawe Utara, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman melanjutkan kunjungan kerjanya ke Desa Waworoda, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis 11/1/24. Di wilayah ini, Mentan Amran melakukan tanam padi serentak bersama Kelompok Tani (Poktan) Makmur Jaya di lahan milik poktan seluas 22 hektare. “Saya pulang kampung […]

Awal Hujan, Mentan Dorong Petani Sultra Percepat Masa Tanam dan Tidak Khawatir Pupuk

Awal Hujan, Mentan Dorong Petani Sultra Percepat Masa Tanam dan Tidak Khawatir Pupuk

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong para petani di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Kabupaten Konawe untuk segera mempercepat masa tanam di bulan Januari 2024. Menurut Mentan, percepatan tanam harus dilakukan mengingat saat ini semua daerah di Sulawesi Tenggara sudah mulai turun hujan. “Ini yang kita kejar adalah jangan sampai terjadi kekurangan […]

Sinergi Kementan dan ISWI Dukung Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik

Sinergi Kementan dan ISWI Dukung Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik

Pilarpertanian – Limbah pertanian selalu menjadi permasalahan dan beban residu bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, padahal ternyata limbah tersebut dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Kementerian Pertanian bersama ISWI bersinergi mendorong inovasi teknologi untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk organik. Hal tersebut terungkap dalam Bimtek Propaktani Episode 1079 dengan tema “Inovasi Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian […]

Sasar Pertanian Berkelanjutan, Mentan Amran Serahkan Bantuan di Kabupaten Wajo

Sasar Pertanian Berkelanjutan, Mentan Amran Serahkan Bantuan di Kabupaten Wajo

Pilarpertanian – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), menyerahkan sejumlah bantuan guna menggenjot pembangunan pertanian di Kabupaten Wajo. Seperti diketahui pembangunan pertanian menempati prioritas utama dalam pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan ini. Selain dikenal andalan penghasil beras, Kabupaten Wajo juga dikenal lewat potensi perkebunannya. Mentan Amran […]

Petani Tak Perlu Panik, Pupuk untuk Musim Tanam I Cukup

Petani Tak Perlu Panik, Pupuk untuk Musim Tanam I Cukup

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan pupuk di Musim Tanam 1 ini cukup. Petani diminta fokus bertanam tanpa khawatir tidak mendapatkan pupuk bersubsidi. Hal ini yang disampaikan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri menanggapi kegelisahan petani di sejumlah daerah yang mengalami pengurangan alokasi pupuk bersubsidi dari alokasi tahun 2023 lalu. […]