Inpres No.3/2025, Era Baru Penyuluhan Pertanian Menuju Swasembada Pangan
Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Pertanian Dr. Ir. Sam Herodian (baju putih) sedang menyampaikan paparan tentang Transformasi Kelembagaan Penyuluhan dalam acara Focus Group Discussion di gedung D Kementan RI, Selasa (1/7/2025). Foto:Pilar/anto

Inpres No.3/2025, Era Baru Penyuluhan Pertanian Menuju Swasembada Pangan

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) akan berupaya keras untuk menyelesaikan seluruh proses penataan kelembagaan Penyuluhan, sampai akhir 2025 ini. Sehingga di awal 2026, Kementan sudah bisa mengefektifkan sekaligus mengoptimalkan peran puluhan ribu Penyuluh Pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) di seluruh Indonesia, untuk memberikan bimbingan dan informasi kepada petani.


Dengan meningkatnya efektivitas penyuluhan pertanian, diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan produksi pangan nasional dan mencapai swasembada pangan. Semua langkah itu merupakan tindak lanjut dari Inpres No.3 Tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian dalam rangka Percepatan Swasembada Pangan, yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025 lalu.


Ada sejumlah hal penting yang harus ditata ulang terkait penataan kelembagaan penyuluhan yang diamanatkan Inpres No.3/2025 ini. Salah satunya adalah pengalihan keberadaan penyuluh pertanian yang sebelumnya berada di bawah Pemerintah Daerah, maka dalam waktu satu tahun sejak berlakunya Inpres harus dialihkan menjadi langsung di bawah Pemerintah Pusat (Kementan).


Para penyuluh pertanian di seluruh Indonesia harus bergerak dalam satu irama dan satu komando guna mempercepat pencapaian swasembada pangan. Karena mereka merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan, dan peran mereka sangat signifikan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.



Itulah satu benang merah dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Transformasi Sistem Penyuluhan Pasca Terbitnya Inpres No.3 Tahun 2025″, yang berlangsung di Gedung D, Kementan, Selasa (1/7/2025). Acara diikuti sejumlah stakeholder pertanian, mulai dari organisasi tani, para pakar pertanian, akademisi, praktisi pertanian dan sebagainya.


“Selama ini penyuluh pertanian berada di bawah Pemda, sehingga koordinasi antara penyuluh di lapangan dengan Kementerian Pertanian seringkali terhambat. Para penyuluh seringkali lebih mendahulukan program Bupati dari pada program pusat (Kementan). Nah Inpres No.3 ini hal yang sangat baik, karena semua penyuluh berada langsung di bawah Kementan, sehingga seluruh penyuluh akan melaksanakan program pusat dengan satu irama yang sama, serta akan mempermudah koordinasi,” ungkap Staf Khusus Menteri Pertanian bidang Kebijakan, DR. Ir. Sam Herodian.


Sam menambahkan, posisi para penyuluh lapangan tetap berada di daerah masing-masing dengan tugas yang sama seperti sebelumnya. Hanya saja, nantinya para penyuluh harus mendahulukan program yang dilakukan pemerintah pusat.


“Ada sekitar 37 ribu penyuluh yang saat ini merupakan ASN Pemda yang akan dialihkan menjadi ASN Kementan. Inpres No.3/2025 memerintahkan proses pengalihan paling lama satu tahun sejak Inpres Berlaku. Tapi kita yakin dalam 6 bulan semua proses ini sudah selesai, sehingga awal 2026 kita bisa langsung mengefektifkan dan mengoptimalkan kinerja para penyuluh lapangan,” tandas Sam Herodian.


Pada kesempatan yang sama, dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, DR. Ir. Momon Rusmono mengusulkan pembentukan kelembagaan penyuluhan pertanian di berbagai tingkatan. Menurut dia, Kementan perlu membentuk pusat penyuluhan dan pelayanan informasi pertanian mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga kecamatan.


Menurut dia, keberadaan kelembagaan penyuluhan pertanian di berbagai tingkatan merupakan prasyarat yang sangat esensial dalam membangkitkan gairah kerja dan semangat para penyuluh dalam mewujudkan swasembada pangan. Dia juga menyebut sejumlah alasan pentingnya membentuk kelembagaan penyuluhan.


“Pertama, dapat menumbuhkan kepercayaan diri penyuluh dan menjadi pembangkit semangat bagi penyuluh dan petani. Kedua, bisa menjadi tempat penyuluh berkreasi, berinovasi, berorganisasi dan sebagai wadah pengelolaan sumber daya dan sumber informasi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Kemudian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen penyuluhan, seperti Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Sinergitas, Monitoring dan Evaluasi. Dan terakhir, bisa memperpendek Span of control (rentang kendali-Red) terhadap penyuluh di lapangan,” papar Momon.


Usulan itu juga didukung Pakar Pertanian dari Universitas Brawijaya, Ir. Edi Dwi Cahyono, PhD, yang sekaligus juga mengingatkan adanya sejumlah hal yang harus diperhatikan seiring dengan pembentukan kelembagaan penyuluhan. Diantaranya adalah transparansi hak dan kewajiban, penggajian dan fasilitas bagi penyuluh, memperjelas skema koordinasi lintas instansi, serta proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan petani.


“Tingkatkan juga kapasitas penyuluh mulai dari teknis, komunikatif dan leadership-nya, kemudian bagaimana dukungan sarana dan prasarana fisik seperti jalan tani, Alsintan dan sebagainya. Bagaimana juga dengan manajemen data Balai Penyuluh Pertanian, serta komitmen politik dan anggaran,” tegas Edi Dwi Cahyono.


Namun di penghujung diskusi, praktisi pertanian yang juga Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat, Entang Sastraatmadja meminta pemerintah untuk tidak sekedar memperkuat kelembagaan penyuluhan semata. Namun juga bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani seiring dengan meningkatnya produksi pangan.


“Jadi jangan hanya fokus pada bagaimana menggenjot produksi untuk mencapai swasembada pangan. Tapi juga harus fokus bagaimana cara meningkatkan produksi pangan yang sekaligus bisa membawa peningkatan kesejahteraan petani,” ujar Entang.


“Pemerintah juga harus bisa membuat swasembada pangan yang berkelanjutan, dan bukan swasembada yang bersifat temporer. Selama ini kan Indonesia bisa mencapai swasembada pangan ketika iklim atau cuaca dalam kondisi baik. Namun impor pangan kembali dilakukan saat iklim dan cuaca buruk melanda Indonesia,” pungkas Entang.


Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meyakini kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menerbitkan Inpres No.3 Tahun 2025 dapat mempercepat pencapaian swasembada pangan sekaligus membuka peluang ekspor beras di masa depan. Inpres ini disebutnya telah meningkatkan dan mengoptimalkan peran penyuluh pertanian yang menjadi garda terdepan pembangunan pertanian, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan para petani. (Anto)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Indonesia Berikan Bantuan 10.000 Ton Beras untuk Palestina, Mentan Amran: Ini Bentuk Solidaritas Nyata

Indonesia Berikan Bantuan 10.000 Ton Beras untuk Palestina, Mentan Amran: Ini Bentuk Solidaritas Nyata

Pilarpertanian – Pemerintah Indonesia menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa 10.000 ton beras kepada Palestina. Bantuan ini diserahkan langsung secara simbolis oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kepada Menteri Pertanian Negara Palestina Rezq Basheer-Salimia pada Senin (7/7/2025) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan. Mentan Amran mengungkapkan bahwa bantuan beras tersebut diberikan sesuai arahan Presiden […]

Penuh Persahabatan, Usai Bilateral Meeting, Mentan Amran Antar Mentan Palestina ke Tempat Inap

Penuh Persahabatan, Usai Bilateral Meeting, Mentan Amran Antar Mentan Palestina ke Tempat Inap

Pilarpertanian – Usai pertemuan bilateral di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menunjukkan gestur persahabatan yang tulus dengan secara langsung mengantar Menteri Pertanian Negara Palestina, Rezq Basheer-Salimia, ke tempat menginapnya di salah satu hotel di kawasan Jakarta Selatan. Keduanya menumpangi mobil yang sama dan sepanjang perjalanan berbincang hangat tentang […]

Wapres Gibran dan Mentan Amran Dorong Akselerasi Swasembada Gula dari Yogyakarta

Wapres Gibran dan Mentan Amran Dorong Akselerasi Swasembada Gula dari Yogyakarta

Pilarpertanian – Pemerintah menegaskan langkah besar menuju kemandirian pangan nasional lewat Rembuk Tani Bersama Wakil Presiden RI di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta. Di tengah tantangan menurunnya produktivitas tebu dan ketergantungan impor, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan target swasembada gula konsumsi pada 2026 dan sepenuhnya mandiri […]

Tokoh KAHMI, Fauzi H Amro Apresiasi Kinerja Menteri Pertanian: Produksi Beras Indonesia Tertinggi se-Asean

Tokoh KAHMI, Fauzi H Amro Apresiasi Kinerja Menteri Pertanian: Produksi Beras Indonesia Tertinggi se-Asean

Pilarpertanian – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fauzi H. Amro memberikan apresiasi tinggi kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas capaian luar biasa sektor pertanian, khususnya dalam peningkatan produksi beras nasional. Menurut Fauzi H. Amro, Indonesia menjadi negara paling produktif di kawasan Asean, kurang lebih pertumbuhannya 12,6 year on year. “Pak Mentan, ini tertinggi […]

Kyai Cholil Apresiasi Langkah Cepat Mentan Amran Kirim Bantuan Beras Kemanusiaan untuk Palestina

Kyai Cholil Apresiasi Langkah Cepat Mentan Amran Kirim Bantuan Beras Kemanusiaan untuk Palestina

Pilarpertanian – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, K.H. Muhammad Cholil Nafis mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang akan mengirim bantuan beras sebanyak 10.000 ton ke Palestina. Menurutnya, bantuan tersebut sangat tepat terutama sebagai bentuk kemanusiaan atas penderitaan umat muslim di sana. “Saya mengapresiasi dukungan Mentan Amran mewakili pemerintah Indonesia atas bantuan beras […]

Mentan Palestina: Kerja Sama dengan Indonesia Jadi Harapan di Tengah Krisis Pertanian

Mentan Palestina: Kerja Sama dengan Indonesia Jadi Harapan di Tengah Krisis Pertanian

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Negara Palestina, Prof. Dr. Rezq Basheer-Salimia, menyampaikan harapan besar atas kerja sama pertanian yang dijalin dengan Indonesia melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Kementerian Pertanian RI. MoU ini menjadi tonggak penting di tengah situasi sulit yang melanda sektor pertanian Palestina akibat dampak konflik yang berkepanjangan. “Kami menaruh harapan besar pada […]

Tanam Jagung Serentak Bersama POLRI, Mentan Amran: Bukti Sinergi Pemerintah untuk Sektor Pertanian

Tanam Jagung Serentak Bersama POLRI, Mentan Amran: Bukti Sinergi Pemerintah untuk Sektor Pertanian

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri kegiatan Penanaman Jagung Serentak di lahan perhutanan sosial di Desa Selojari, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (9/7/2025). Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam mendukung program Swasembada Pangan Nasional Tahun 2025. Menteri Amran menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif dan sinergi kuat antara Kepolisian Republik Indonesia, […]

Wujudkan Semangat Kolaborasi dan Inovasi, Museum Tanah dan Pertanian Kementan Gelar Sarasehan Museum se-Indonesia 2025

Wujudkan Semangat Kolaborasi dan Inovasi, Museum Tanah dan Pertanian Kementan Gelar Sarasehan Museum se-Indonesia 2025

Pilarpertanian – Museum Tanah dan Pertanian mengadakan acara Sarasehan Museum se- Indonesia yang digelar pada Selasa, 8 Juli 2025 secara hybrid di Museum Tanah dan Pertanian (Mustani), Kota Bogor. Mengangkat semangat kolaborasi dan inovasi, kegiatan ini diikuti oleh 46 peserta secara luring dan 147 peserta daring dari berbagai museum, lembaga, di seluruh Indonesia. Acara ini […]

Menteri Pertanian Palestina Tiba di Jakarta, Siap Perkuat Kerja Sama Pangan dengan Indonesia

Menteri Pertanian Palestina Tiba di Jakarta, Siap Perkuat Kerja Sama Pangan dengan Indonesia

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer-Salimia, bersama delegasi resminya tiba di Jakarta pada Minggu (6/7/2025) dalam rangka kunjungan kerja resmi ke Indonesia. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral sekaligus memperkuat kerja sama strategis di bidang pertanian antara Indonesia dan Palestina. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, […]