Akselerasi Swasembada Gula Nasional, Kementan Dorong Sinergitas Kemitraan Pekebun dengan Pabrik Gula

Akselerasi Swasembada Gula Nasional, Kementan Dorong Sinergitas Kemitraan Pekebun dengan Pabrik Gula
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Direktur Jenderal Perkebunan Melakukan Panen Tebu di Desa Sidamulya, Kecamatan Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat.

Pilarpertanian - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) didampingi Direktur Jenderal Perkebunan melakukan panen tebu di Desa Sidamulya kecamatan Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat (11/07). Berdasarkan data angka tetap produksi akhir giling diketahui bahwa, produksi gula nasional Tahun 2022 mencapai 2,4 juta ton atau naik 2,1 persen dibandingkan produksi Tahun 2021 yang sebesar 2,35 juta ton. Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton.

Mentan SYL mengatakan pengembangan gula tebu dihadapkan berbagai tantangan, salah satunya perlu dioptimalkan kembali khususnya terkait produksi gula tebu, pemanfaatan teknologi, ketersediaan varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering, dukungan pengolahan, distabilitas harga, peningkatan kuantitas SDM, keterbatasan lahan tebu dan minimnya investasi terhadap industri gula berbasis tebu, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Perkebunan berupaya membuat regulasi yang mendukung hubungan yang harmonis antara Pabrik Gula dan Pekebun Tebu.

“Dengan adanya aturan ini, dapat meningkatkan semangat pekebun untuk mengoptimalkan dan mendorong produktivitas, mutu tebu, dan rendemennya,” ujar Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian saat memberikan arahan pada kegiatan panen tebu tersebut.

Seusai melakukan kegiatan panen tebu, Mentan SYL bersama Dirjen Perkebunan serta rombongan jajaran lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) turut meninjau pabrik gula di Sindanglaut, dan melaksanakan penandatanganan MoU. Kementan melalui Ditjen Perkebunan terus berupaya meningkatkan produktivitas tebu dan pengembangan lahan tebu rakyat, selain dengan pola ekstensifikasi dan intensifikasi tebu, Ditjenbun juga bersinergi atau berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, serta mendorong pekebun agar melakukan kemitraan, guna mendukung dan memperkuat Percepatan Swasembada Gula Konsumsi.

Dalam hal ini Menteri Pertanian sangat mengapresiasi kerja sama antara Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal PSP dengan PT Corin dalam menginisiasi Model Taksi Alat Mesin Perkebunan (TITAN).

Program ini diharapkan dapat menekan biaya usaha tebu seminimal mungkin. Paket TITAN menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budidaya, panen yang dapat diakses oleh pekebun dan disediakan oleh Pabrik Gula (PG) melalui mekanisme kemitraan.

“Pada kesempatan kali ini, Saya juga sangat mengapresiasi PT PG Rajawali II karena telah mendorong revitalisasi PG Sindanglaut untuk mulai giling pada tahun 2023 yang telah idle sejak 2020,” ujar SYL.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengungkapkan pada tahun 2023 ini telah mengalokasikan program peningkatan produksi dan produktivitas berupa intensifikasi seluas 4.700 hektar (ha) yang terdiri dari Satker Pusat seluas 4.350 Ha dan 350 Ha di satker Daerah (Provinsi). Untuk Kab. Cirebon dialokasikan kegiatan Rawat Ratoon dengan luas 100 ha.

“Melalui Program ini, Kementerian Pertanian memberikan bantuan sarana produksi kepada pekebun penerima bantuan dalam bentuk natura. Adapun sarana produksi yang diberikan berupa Pupuk Majemuk sebanyak 300 kilogram per hektar, Pembenah Tanah 8 liter per hektar dan pupuk Silika 5 kilogram per hektar,” tuturnya.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan