Hadapi Dampak Perubahan Iklim, Kementan Gunakan Jurus Adaptasi dan Mitigasi
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Hadapi Dampak Perubahan Iklim, Kementan Gunakan Jurus Adaptasi dan Mitigasi

Pilarpertanian - Pilar – Indonesia merupakan Negara pertanian dimana pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian. Sektot pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi dan kualitas hasil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Fenomena perubahan iklim yang semakin tidak menentu, berdampak langsung terhadap sektor-sektor primer salah satunya pertanian. Pergeseran waktu musim penghujan dan curah hujan yang fluktuatif bisa menyebabkan pergeseran pola tanam dan panen. Imbasnya produksi dan pasokan bisa terganggu yang berpotensi melahirkan persoalan sosial ekonomi lebih luas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memprediksi peningkatan temperatur global rata rata global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 0 C antara Tahun 1990 dan 2100. Dampak dari pemanasan global (Global warming) akan mempengaruhi pola presipitasi, evaporasi, water run-off, kelembaban tanah dan variasi iklim yang sangat fluktuatif secara keseluruhan dapat mengancam keberhasilan produksi pangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Melihat dampak dari Pemanasan Global “Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura telah melakukan berbagai upaya adaptasi dan mitigasi guna meminimalkan dampak perubahan iklim”, ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto, saat dihubungi Kamis (8/11). Komoditas subsektor hortikultura khususnya sayuran dan buah semusim termasuk rentan terdampak perubahan iklim. Contohnya cabai, bawang merah, tomat, bawang putih, melon, semangka dan sebagainya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Prihasto, salah satu kunci penting keberhasilan adaptasi dan mitigasi iklim adalah rekayasa ketersediaan air. “Bagaimana mengelola air saat berlimpah atau sebaliknya saat kekurangan air, sangat menentukan keberhasilan budidaya”, katanya. Ditjen Hortikultura telah mengembangkan model irigasi hemat air melalui teknologi sprinkle dan irigasi tetes (drip irrigation). Embung reservoir dibangun di sentra-sentra produksi untuk menampung air di musim penghujan. Saat musim hujan, lahan-lahan kering terlantar didorong untuk dioptimalkan pemanfaatannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementerian Pertanian menganjurkan penggunaan pupuk organik dalam jumlah yang cukup. Pupuk asal bahan organik terbukti mampu meningkatkan kemampuan tanah mengikat air. Seluruh( limbah panen dianjurkan untuk dikembalikan ke tanah sebagai bahan kompos. Pemupukan disarankan tepat dosis dan tepat sasaran ke bagian tanaman menggunakan sistem deep placement Sementara pada model pertanian kota (urban farming), didorong pengembangan biopori untuk meningkatkan penyerapan air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Prihasto menambahkan, optimalisasi pemanfaatan lahan penting dalam upaya adaptasi dan mitigasi agar keberlangsungan budidaya pertanian dapat terus dijaga. Lahan sayuran bisa diintegrasikan dengan tanaman perkebunan bahkan peternakan. Penggunaan mekanisasi pertanian juga bisa menekan praktik pembakaran lahan dan sisa panen. “Penting juga diperhatikan kaidah konservasi lahan terutama untuk kountur lahan berlereng, bedengan harus dibuat melintang memotong bidang lereng. Masyarakat mengenalnya dengan istilah nyabuk gunung. Jangan sampai dibuat membujur searah lereng. Sebagai penguat konservasi, bisa ditanami dengan tanaman perkebunan seperti kopi”, imbuh pria yang akrab dipanggil Anton tersebut. Lahan-lahan pekarangan maupun lahan sempit perkotaan bisa dimaksimalkan untuk ditanami sayuran, buah dan tanaman obat. “Masyarakat bisa mengadopsi model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dikembangkan oleh Litbang Pertanian”, tukas Anton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menyikapi merebaknya hama dan penyakit yang menyerang tanaman hortikuktura saat anomali iklim, Direktorat Jenderal Hortikuktura mendorong pengendalian ramah lingkungan baik secara preventif maupun kuratif. Wujudnya berupa penggunaan likat kuning, PGPR, sex pheromone, biopestisida dan penanaman jenis refugia seperti bunga kenikir atau bunga matahari. “Saya harapkan semua pihak lebih peduli dengan isu perubahan iklim ini karena dampaknya terhadap penyediaan pangan kita akan sangat luas”, pungkas Anton.(RS).


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Serukan Penggunaan Mekanisasi untuk Tanam Jagung, Mentan Amran Yakini Indonesia Bisa Jadi Negara Super Power

Serukan Penggunaan Mekanisasi untuk Tanam Jagung, Mentan Amran Yakini Indonesia Bisa Jadi Negara Super Power

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amram Sulaiman menyelenggarakan Tanam Perdana Jagung dalam rangka peningkatan komoditas pertanian di Desa Amalome, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Selatan pada hari Rabu (10/01). Dalam kegiatan ini Mentan Amran, Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio, Bupati Konawe Utara Ruksamin menggunakan hand roller seeder untuk menanam jagung. Setelah kegiatan […]

Sinergi Kementan dan ISWI Dukung Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik

Sinergi Kementan dan ISWI Dukung Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik

Pilarpertanian – Limbah pertanian selalu menjadi permasalahan dan beban residu bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, padahal ternyata limbah tersebut dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Kementerian Pertanian bersama ISWI bersinergi mendorong inovasi teknologi untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk organik. Hal tersebut terungkap dalam Bimtek Propaktani Episode 1079 dengan tema “Inovasi Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian […]

Tegaskan Pupuk Cukup, Mentan Ajak Tanam Jagung Di Konawe Utara

Tegaskan Pupuk Cukup, Mentan Ajak Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan stok pupuk untuk masa tanam kali ini cukup memenuhi kebutuhan petani. Hal ini disampaikan Mentan saat melakukan kunjungan kerja ke Konawe Utara, Sulawesi Tenggara hari ini, Rabu, 10/1/24. Pada kesempatan ini, Mentan melakukan tanam jagung bersama Bupati dan Kelompok Tani Watumengga’a tepatnya di Desa Amolame, […]

Pulang Kampung, Mentan Amran Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pulang Kampung, Mentan Amran Tanam Jagung Di Konawe Utara

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Konawe Utara, Sulawesi Tenggara hari ini, Rabu, 10/1/24. Mentan Amran melakukan tanam jagung bersama Bupati dan Kelompok Tani Watumengga’a tepatnya di Desa Amolame, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara. “Hari ini kami lakukan penanaman jagung bersama para petani kemudian tadi menyapa satu persatu […]

KTNA Tegaskan Lanjutkan Kerja Pemerintah dan Dukung Tingkatkan Produktivitas

KTNA Tegaskan Lanjutkan Kerja Pemerintah dan Dukung Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor siap mewujudkan visi pemerintah dalam meningkatkan produksi pertanian khususnya pada peningkatan komoditas padi dan jagung. Dukungan ini, kata Yadi, semata-mata untuk mengakomodir kepentingan petani yang setiap hari berproduksi. Untuk diketahui, beras dan jagung adalah komoditas strategis bagi kepentingan masa depan bangsa. “Artinya kepentingan kami […]

Kementan Dukung Penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi Untuk Jaminan Mutu Produk Pertanian

Kementan Dukung Penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi Untuk Jaminan Mutu Produk Pertanian

Pilarpertanian – Penerapan sistem manajemen terintegrasi memberikan manfaat dan keuntungan bagi organisasi dalam menjalankan sejumlah standar yang ditentukan terutama terkait penjaminan mutu untuk produk pertanian. Hal tersebut terungkap dalam Bimtek Propaktani Episode 1076 dengan tema “Penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi Untuk Jaminan Mutu Produk Pertanian” (Senin/08-01-2024). Puri Wulandari Rahayu dari Badan Standardisasi Nasional menjelaskan mengenai sistem […]

Mentan Amran Ajak Petani-Penyuluh Konawe Utara Wujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia

Mentan Amran Ajak Petani-Penyuluh Konawe Utara Wujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para petani di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai tempatnya lumbung pangan dunia. Bagi Mentan, Konawe Utara adalah daerah istimewa karena memiliki tanah yang subur untuk akselerasi dan percepatan tanam. “Kami sedang rancang 5 sampai 10 tahun Indonesia menjadi negara super power lewat […]

Mentan Ajak Insan Pertanian Sulawesi Tenggara Lanjutkan Swasembada

Mentan Ajak Insan Pertanian Sulawesi Tenggara Lanjutkan Swasembada

Pilarpertanian – Rangkaian kegiatan Pembinaan Petani dan Penyuluh Kementerian Pertanian berlanjut ke Sulawesi Tenggara. Kegiatan dipusatkan di Lapangan Kantor Bupati Konawe, Kamis (11/1/2024). Pembinaan yang mengangkat tema ‘Dukungan Penyuluh Pertanian dan Petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung di Provinsi Sulawesi Tenggara’, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mewakili Pj Gubernur […]

Awal Hujan, Mentan Dorong Petani Sultra Percepat Masa Tanam dan Tidak Khawatir Pupuk

Awal Hujan, Mentan Dorong Petani Sultra Percepat Masa Tanam dan Tidak Khawatir Pupuk

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong para petani di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Kabupaten Konawe untuk segera mempercepat masa tanam di bulan Januari 2024. Menurut Mentan, percepatan tanam harus dilakukan mengingat saat ini semua daerah di Sulawesi Tenggara sudah mulai turun hujan. “Ini yang kita kejar adalah jangan sampai terjadi kekurangan […]