Kementan Genjot Produksi Jagung Untuk Bahan Pangan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi Mengatakan Bahwa Kementerian Pertanian Mendukung Penuh Sepenuhnya dan Mengapresiasi Program Pengembangan Jagung di Indonesia.

Kementan Genjot Produksi Jagung Untuk Bahan Pangan

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggali dan memanfaatkan segala potensi untuk pengembangan jagung guna memenuhi permintaan pasar sebagai bahan pangan. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa, selain sorgum, jagung juga sebagai salah satu bahan pangan yang begitu menjanjikan karena bisa diolah sebagai produk pangan, pakan serta keperluan industri.


Berangkat dari ini, pengembangan jagung penting untuk segera dilakukan. Kementan menggelar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani episode ke-596 mengangkat tema “Pengembangan Jagung untuk Pangan”, Kamis (25/8/2022).


Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyambut dan mengapresiasi segala gerakan, kegiatan, ataupun program yang dapat meningkatkan produktivitas jagung. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi petani.


“Kami mendukung sepenuhnya dan mengapresiasi program-program pengembangan jagung ini. Saya berharap ini bisa menjadi langkah untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan mampu mengangkat kehidupan petani agar semakin maju, mandiri, modern dan mampu mengatasi kemiskinan dan meningkatkan roda perekonomian daerah setempat,” kata Suwandi.



Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP), Gatut Sumbogodjati menambahkan terdapat kebijakan-kebijakan pengembangan jagung rendah aflatoksin dalam rangka mendorong pemenuhan kebutuhan industri pangan terhadap komoditas jagung. Kebijakan tersebut diantaranya, pemenuhan skala usaha harus memiliki luasan minimal 1.000 ha, penundaan waktu panen selama tujuh sampai sepuluh hari, pengeringan pada suhu maksimal 60°C, pasca panen maksimal lima jam setelah panen, serta menggunakan mekanisasi persiapan lahan, penanaman, dan pengolahan pasca panen.


“Kunci sukses produksi jagung yang memenuhi standar keamanan makanan dan minuman yaitu adanya kepastian investor yang mampu mengelola alat pengering, ketersediaan modal yang dapat diperoleh melalui KUR, komitmen pemerintah pusat dan daerah terkait perijinan usaha dan penyediaan lahan, komitmen dari para offtaker, serta komitmen petani dan pelaku usaha budidaya jagung,” jelas Gatut.


Perwakilan Direktorat Serealia, Indra Rochmadi menyebutkan peluang jagung untuk industri pangan masih sangat terbuka lebar, mengingat kebutuhan jagung untuk industri pangan selama ini sebagian besar berasal dari luar. Dan diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.


”Yang menjadi tugas kita saat ini adalah bagaimana menyiasati harga, proses pengeringan jagung, dan kadar aflatoksin kurang dari 20 ppb agar jagung lokal mampu memenuhi semua kebutuhan industri pangan dan pakan dalam negeri,” sebutnya.


Sementara itu, Presiden Direktur PT. Tereos, Wisman Djaya mengatakan, selain kadar aflatoksin jagung < 20 ppb terdapat hal lain yang perlu diperhatikan agar aspek jagung pangan terpenuhi, yaitu terkait rendemen pati jagung atau yield. Proses pemurnian pati jagung ini menjadi sangat penting karena dari pati jagung inilah dapat dihasilkan tepung jagung untuk kemudian diolah menjadi berbagai macam produk.


“Pengeringan jagung yang terlalu panas akan mengakibatkan pati jagung rusak dan tidak dapat diambil untuk dimanfaatkan,” jelasnya.


“Penting sekali untuk industri pangan, biji jagung yang digunakan itu masih hidup sehingga proses pemisahan pati bisa dilakukan dengan ukuran biji yang cukup besar. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu memasukkan jagung pipilan harus sudah masuk dryer dalam waktu tiga jam setelah panen,” imbuh Wisman.


Hadir pula Kepala Bidang Pangan NTT, Nixon M. Baluh. Ia menuturkan potensi lahan untuk pengembangan jagung di NTT masih sangat luas, mencapai 214.000 ha. Ini menjadi peluang untuk secara lokal spesifik Provinsi NTT terus mendorong berbagai program dan kegiatan untuk terus mengembangkan dan meningkatkan produksi dan produktivitas jagung.


“Saat ini, Provinsi NTT sedang mengembangkan jagung menggunakan pendekatan pola food estate dan pola TJPS kemitraan. TJPS merupakan singkatan dari tanam jagung panen sapi, sebuah gerakan pengembangan produksi dan produktivitas jagung yang diintegrasikan dengan hewan ternak terutama sapi. Pendekatan tersebut tidak lain ditujukan untuk meningkatkan perluasan area, produktivitas dan indeks pertanaman,” ucap Nixon.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Tingkatkan IP Padi, Kementan Genjot Pompanisasi untuk Merauke

Tingkatkan IP Padi, Kementan Genjot Pompanisasi untuk Merauke

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) canangkan gerakan pompanisasi di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Salah satunya di Desa Amunkay, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke yang baru saja dikunjungi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. “Saat ini kami tengah menggarap lahan seluas 20 ribu hektare dari total yang ditargetkan 500 ribu hektare. Perlahan tapi pasti, target […]

Dibantu 3.700 Pompa Air, Kementan Targetkan Produksi Padi Jatim Meningkat

Dibantu 3.700 Pompa Air, Kementan Targetkan Produksi Padi Jatim Meningkat

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Apel Siaga Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya. Salah satunya dengan mengerahkan 3.700 unit pompa air. Dengan pengerahan mekanisasi secara maksimal ini, diharapkan target produksi beras di Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebanyak 2.000.000 ton tercapai. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, bantuan alsintan untuk Jatim […]

Mentan Cek Pompanisasi di Merauke, Targetkan Pertanian Modern

Mentan Cek Pompanisasi di Merauke, Targetkan Pertanian Modern

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Kabupaten Merauke di Provinsi Papua Selatan menjadi daerah percontohan pertanian modern yang mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan indeks kesejahteraan petani. Hal ini disampaikan Mentan usai meninjau pemasangan pompanisasi di Desa Amunkay, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke. “Mimpi kami ke depan adalah mentransformasi pertanian tradisional menuju […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Pilarpertanian – Dalam rangka percepatan tanam dan peningkatan produksi khususnya padi dengan mengantisipasi dampak dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian, maka Kementerian Pertanian mengambil kebijakan yang disebut Penambahan Areal Tanam (PAT) untuk produksi padi dan jagung. Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di desa Gampong Dayah Mamplam, Kecamatan Leupung Kabupaten […]

Mentan Amran Targetkan Petani Lamongan Tanam Padi Tiga Kali Setahun dengan Pompanisasi

Mentan Amran Targetkan Petani Lamongan Tanam Padi Tiga Kali Setahun dengan Pompanisasi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) menargetkan petani Lamongan yang tadinya hanya mampu satu atau dua kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali setahun dengan program pompanisasi. Saat memimpin Apel Siaga Alsintan wilayah Jawa Timur baru baru ini (18/4), Mentan Amran memberi bantuan 3700 mesin pompa untuk Jawa Timur, dan 67 unit […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]