Kementan Kenalkan Kedelai Dega ke Petani Muda Gunungkidul
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Kementan Kenalkan Kedelai Dega ke Petani Muda Gunungkidul

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Seakan ingin mengulang sejarah kejayaan leluhurnya, wajah peserta Bimbingan Teknis Petani Milenial menuju Agroindustri Kedelai di Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta terlihat sangat bersemangat mendengar pemaparan dari para narasumber saat bimbingan teknis agroindustri kedelai, Jumat (22/11).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu bisnis yang sangat potensial untuk dilakukan oleh petani di Gunungkidul yaitu bisnis pengadaan benih kedelai. Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr. Haris Syahbuddin mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung upaya petani Gunungkidul untuk kembali menjadi sentra benih kedelai nasional, “Kami siap memberikan beberapa rekomendasi varietas benih yang berproduktivitas tinggi, namun dapat juga diserap oleh kalangan industri atau dikenal dengan istilah double track kedelai,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak hanya memberikan pelatihan, Puslitbangtan juga memberikan bantuan benih kedelai Dega sebanyak empat ton kepada petani kedelai di Gunungkidul. Dega adalah singkatan dari kedelai genjah. Varietas ini memiliki keunggulan siap dipanen saat 75 hari setelah tanam, dimana biasanya butuh waktu hingga 90 hari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara, menjawab kendala yang dihadapi petani kedelai di Gunungkidul, Staf Ahli Menteri Ir. Banun Harpini, M.Si, mengabarkan bahwa Kementerian Pertanian saat ini sedang berusaha untuk menaikan harga pokok pembelian kedelai dengan mengubah aturan harga kepada Kementerian Keuangan. “Selama manusia membutuhkan makan, profesi petani adalah profesi paling mulia di dunia” ujar Banun. Melihat nilai impor kedelai Indonesia sebesar 40 triliun, peluang pengembangan bisnis kedelai di Indonesia masih sangat terbuka lebar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya, Kepala BPTP D.I. Yogyakarta dan Kabid Dispertan Gunung Kidul mengingatkan para peserta, bagaimana hebatnya Kabupaten Gunung Kidul dahulu kala, ketika menjadi sentra produksi kedelai di Indonesia dengan luas lahan tanam mencapai 22.000 ha dan kini hanya tersisa 6.000 ha. “Penyumbang terbesar alih komoditas dari kedelai menjadi jagung dan kacang tanah, seringkali dikarenakan harga jual kedelai terlalu rendah,” ujar Kabid Dispertan Kabupaten Gunungkidul. (bs)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Tim IPB: Biosaka Harus Disertai Pupuk (Organik, Anorganik, Hayati) untuk Menjaga Ketersediaan Hara Tanah

Tim IPB: Biosaka Harus Disertai Pupuk (Organik, Anorganik, Hayati) untuk Menjaga Ketersediaan Hara Tanah

Pilarpertanian – Penggunaan Biosaka dalam praktek budidaya tanaman harus selalu didasarkan pada status hara tanah dan kebutuhan minimal tumbuhan akan unsur hara. Tentunya, pemberian Biosaka tidak bisa berdiri sendiri, harus diimbangi pemberian pupuk organik dan/atau anorganik, agar keberlanjutan ketersediaan hara di dalam tanah selalu terjaga. Rekomendasi tersebut dikemukakan Dr. Ir. Arief Hartono, M.Sc., Agr, salah […]

Hasil Lebih Rendah, Biosaka Menekan Pupuk NPK 50% Tidak Terbukti

Hasil Lebih Rendah, Biosaka Menekan Pupuk NPK 50% Tidak Terbukti

Pilarpertanian – Klaim bahwa Biosaka dapat menjadi substitusi 50% pupuk NPK dan meningkatkan hasil produksi tanaman pangan, tidak dapat dibuktikan. Perlakuan dengan Biosaka justru memberikan hasil yang lebih rendah ketimbang perlakuan tanpa pupuk. Sanggahan tersebut dikemukakan Dr. Ir. Arief Hartono M.Sc., Agr dari Tim Kajian Institut Pertanian Bogor (IPB) pada webinar bertajuk ‘Pandangan HITI dan […]

Penas XVI di Padang,  Presiden Jokowi dan Mentan Mendapat Apresiasi dari Petani

Penas XVI di Padang, Presiden Jokowi dan Mentan Mendapat Apresiasi dari Petani

Pilarpertanian – Sejumlah petani yang hadir pada Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan Indonesia ke-XVI yang dihelat di Padang, Sumatera Barat menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pasalnya, meski di masa pandemi, sektor pertanian masih bisa berproduksi maksimal dan diandalkan menopang perekonomian. Fauzi, petani berusia […]

Momen PENAS Petani Nelayan XVI, Kementan dan KTNA Berkomitmen Jaga Pasokan Hortikultura Hadapi El-Nino

Momen PENAS Petani Nelayan XVI, Kementan dan KTNA Berkomitmen Jaga Pasokan Hortikultura Hadapi El-Nino

Pilarpertanian – El-Nino diprediksi akan melanda Indonesia dan mencapai puncaknya pada Agustus-September mendatang. Fenomena ini perlu untuk diantisipasi karena mampu memicu kekeringan dan minimnya curah hujan, yang mana berpengaruh pada kondisi pertanian. Untuk komoditas hortikultura, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah menyusun sejumlah langkah adaptasi dan antisipasi dalam menghadapi El-Nino, salah satunya adalah dengan […]

Teknologi Biosaka Tampil Pada Demplot Dan Bimtek di Penas XVI Tahun 2023

Teknologi Biosaka Tampil Pada Demplot Dan Bimtek di Penas XVI Tahun 2023

Pilarpertanian – Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan dipusatkan di Lanud Sutan Sjahrir Tabing, berlokasi sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 10-15 Juni 2023. Penas tahun ini dipastikan memiliki nilai lebih dan berbeda karena menghasilkan sejumlah rekomendasi terkait ketahanan pangan di Indonesia. Rekomendasi ini nantinya akan melibatkan semua Kabupaten/Kota […]

Peneliti BRIN: Mengkritisi Kepopuleran Biosaka

Peneliti BRIN: Mengkritisi Kepopuleran Biosaka

Pilarpertanian – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional mengkritisi kepopuleran Biosaka dapat meningkatan pertumbuhan, efisiensi pupuk, dan hasil menjadi kurang valid untuk diterapkan secara umum dengan dasar hasil kajian Tim Fakultas Pertanian Universitas IPB lantaran bahan baku Biosaka yang beragam dan tidak standar, memiliki kandungan bahan aktif yang bervariasi. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Ir. […]

HITI: Klaim Biosaka Tekan Penggunaan Pupuk Kimia 50-90% Dan Lainnya Perlu Uji Efikasi Dan Uji Laboratarium

HITI: Klaim Biosaka Tekan Penggunaan Pupuk Kimia 50-90% Dan Lainnya Perlu Uji Efikasi Dan Uji Laboratarium

Pilarpertanian – Rekomendasi hasil focus group discussion (FGD) Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) bersama Tim IPB dan Badan Standarisasi dan Instrumen Pertanian (BRIN) akhir Mei 2023 mengeklaim Biosaka perlu menekankan penggunaan pupuk kimia 50-90% dan lainnya perlu dilakukan uji efikasi dan uji laboratorium. Sejalan dengan itu, Institut Pertanian Bogor (IPB) membentuk Tim Kajian Biosaka IPB […]

Kementan Dukung PENAS XVI 2023 Padang Lewat Rembug Utama

Kementan Dukung PENAS XVI 2023 Padang Lewat Rembug Utama

Pilarpertanian – Sebagai rangkaian Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan Indonesia ke-XVI di Padang, Sumatera Barat, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengadakan Rembug Utama KTNA, Jumat (9/6/2023), di Auditorium Universitas Padang. Kegiatan dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai PENAS memiliki peran yang sangat strategis. “PENAS Petani Nelayan XVI harus […]

Penas XVI di Padang,  Presiden Jokowi dan Mentan Mendapat Apresiasi dari Petani

Penas XVI di Padang, Presiden Jokowi dan Mentan Mendapat Apresiasi dari Petani

Pilarpertanian – Sejumlah petani yang hadir pada Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan Indonesia ke-XVI yang dihelat di Padang, Sumatera Barat menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pasalnya, meski di masa pandemi sektor pertanian masih bisa berproduksi maksimal dan diandalkan menopang perekonomian. Menteri Pertanian, Syahrul […]