Kementan Optimalkan Produksi Jagung Lewat Program Kesatria
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi Saat Menghadiri Acara Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.

Kementan Optimalkan Produksi Jagung Lewat Program Kesatria

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong optimalisasi lahan kelapa sawit demi mendukung peningkatan produksi jagung nasional. Di bawah Direktorat Jenderal Perkebunan, inisiasi program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) dengan memanfaatkan lahan TBM dan area peremajaan kelapa sawit (replanting) pun akan mulai ditingkatkan sehingga mampu menjadi sumber pendapatan bagi petani.


Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2022 adalah sebesar 640,56 triliun rupiah atau naik 3,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sub sektor perkebunan terbukti terus menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 622,37 triliun rupiah (97,16 persen).


“Menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, optimalisasi lahan sawit dengan tumpang sari tanaman mampu menjawab tantangan masa ini. Kita akan melakukan tumpang sari di sentra-sentra sawit. Hari ini kan banyak hadir pengusaha dan asosiasi sawit sehingga nanti akan kita kasih spot-spot lahan yang dijadikan lahan sawit tumpang sari dengan tanaman pangan. Kita harus menyumbang 1 juta ton. Sektor perkebunan harus ikut terlibat dalam pengembangan tanaman pangan ini,” ujar Harvick Hasnul Qolbi, Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, pada acara “Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan” di Kanpus Kementan pada Rabu (15/11).


Wamen Harvick menambahkan, saat ini beberapa negara terancam oleh iklim yang tidak menentu. El Nino sudah di depan mata kita. Untuk itu tentu harus ada upaya terobosan atau bahkan upaya luar biasa untuk tetap menyediakan pangan khususnya beras untuk 273 juta rakyat Indonesia. “Ini pekerjaan berat namun saya meyakini pasti ada upaya untuk keluar dari ancaman tersebut,” tambah Wamen.



Dalam kesempatan tersebut, Wamen Harvick sekaligus mengapresiasi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit atas prestasinya sehingga Indonesia saat ini menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Diketahui areal luasan sawit sebesar 16,83 juta hektare dengan produksi 45,1 juta ton CPO. Ekspor CPO dan turunannya mencapai sekitar 27 juta ton dengan nilai sekitar US$ 28 miliar atau sekitar Rp456 triliun. Bahkan nilai ekspor ini telah melampaui nilai ekspor minyak dan gas bumi


“Saya bangga dan berikan apresiasi kepada para pelaku usaha perkebunan kelapa sawit atas prestasi ini. Bahkan penyerapan tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit mencapai sekitar 16,2 juta orang yang terdiri dari 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja yang tidak langsung. Selain itu, Kelapa Sawit telah menggantikan bahan bakar fosil sekitar 2,3 juta KL untuk energi berkelanjutan,” ujarnya.


Tak dapat dipungkiri, kinerja industri kelapa sawit masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan pengembangan kelapa sawit nasional ke depan, tidak hanya terkait produktivitas kelapa sawit, namun kita juga dituntut tetap meningkatkan konsistensi dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas, sekaligus pemantapan standarisasi ISPO yang tentunya banyak menjadi sorotan dunia dalam pemenuhan aspek-aspek sustainability, serta upaya-upaya khusus terkait dengan isu legalitas dan perizinan, gangguan usaha dan konflik, peningkatan akses pasar, nilai tambah, rantai pasok, saluran distribusi dan dinamika harga dunia. Hal-hal tersebut tentu dapat mempengaruhi daya saing kelapa sawit kita di dunia internasional.


“Dari sejumlah tantangan dalam industri perkebunan kelapa sawit, pemerintah melihat ada peluang yang perlu dioptimalkan khususnya dari aspek hulu di perkebunan kelapa sawit. Perlu adanya upaya lompatan yang serius. Tidak lagi percepatan. Luas perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara integratif melalui optimalisasi lahan perkebunan dengan tanaman pangan seperti jagung atau tanaman musiman lainnya,” jelas Harvick.


Lebih lanjut Wakil Menteri mengatakan, “Indonesia punya potensi untuk swasembada jagung dan kita harus mampu. Dari potensi tersebut, saya mendorong upaya khusus melalui optimalisasi lahan pada perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dapat di dorong seoptimal mungkin,” ujarnya.


“Saya meminta agar betul-betul didetailkan potensi optimalisasi lahan perkebunan tersebut khususnya kelapa sawit agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung peningkatan produksi jagung nasional. Arahan Bapak Presiden jelas bahwa lakukan upaya-upaya luar biasa untuk meningkatkan produksi jagung. Tentu Kementerian Pertanian perlu dukungan seluruh pihak, termasuk pemanfaatan optimalisasi lahan perkebunan,” ujarnya.


Sejalan, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, program integrasi tanaman perkebunan dengan tanaman pangan menjadi salah satu strategi tepat jitu, upaya khusus disaat kondisi global mengalami krisis pangan, program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau KESATRIA ini harus benar-benar implementatif. Tentu disesuaikan dengan standar yang dimungkinkan secara teknis di lapangan.


“Mengapa harus dengan jagung tumpangsarinya? Tingkat kebutuhan jagung 14 juta ton per tahun sedangkan pasokan dalam negeri belum dapat mencukupi, sehingga selalu impor menjadi jalan keluar,”


“Jagung sangat dibutuhkan oleh Indonesia sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan, tidak hanya untuk kebutuhan pakan ternak. Indonesia berpotensi menghemat devisa dari impor jagung yang dapat disubstitusikan sebagai insentif di sektor hulu,” jelas Andi Nur.


Andi Nur menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor jagung sebanyak 1,09 juta ton pada tahun 2022. Volume tersebut naik 9,89% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 995.998 ton. Bahkan di tahun 2023 ini, Pemerintah berencana mengimpor jagung sebanyak 500.000 ton untuk mengisi cadangan pemerintah dan memenuhi kebutuhan peternak rakyat. Kalau saja optimalisasi lahan perkebunan khususnya kelapa sawit, dapat memenuhi produksi jagung 500.000 ton, tentu impor bisa kurangi atau bahkan bisa kita stop.


“Saya berharap pertemuan ini menjadi momentum kebangkitan industri kelapa sawit Indonesia ke depan dengan mengoptimalkan potensi lahan perkebunan yang ada. Saya optimis sawit Indonesia Berkelanjutan akan terwujud melalui sinergi multi pihak dalam mengakselerasi kolaborasi semua pihak,” harapnya.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Pilarpertanian – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi nasional yang mencapai Rp28 triliun. Dengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat. Pemprov pun akan segera menindaklanjuti ini di lapangan. “Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyusunan rancangan alokasi per kabupaten/kota […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pilarpertanian – Para petani di Jawa Tengah bersyukur atas perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada. “Para petani di Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas perjuangan Bapak Mentan yang menambah alokasi pupuk […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]