Kementan Tekankan Pentingnya Pengendalian Hama Terpadu Untuk Pertanian Berkelanjutan
Program Pengendalian Hama Terpadu oleh Kementerian Pertanian

Kementan Tekankan Pentingnya Pengendalian Hama Terpadu Untuk Pertanian Berkelanjutan

Pilarpertanian - Salah satu permasalahan yang dihadapi pembangunan pertanian dewasa ini adalah penurunan kualitas lahan pertanaman, akibat degradasi tanah mengakibatkan rendahnya produksi dan produktivitas hasil pertanian. Kesuburan tanah akan semakin menurun akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dan menyebabkan rusaknya sifat fisik, kimia dan biologi tanah.


Keadaan ini diperparah lagi dengan banyaknya petani yang menggunakan pupuk kimia secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat petani tanpa harus mengurangi kualitas lahan pertanian.


Terkait hal tersebut, Propaktani Ditjen Tanaman Pangan melakukan Bimbingan Teknis & Sosialisasi (BTS) secara daring yang mengangkat topik “Strategi Pemberdayaan Petani dalam Memasyarakatkan Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu yang Ramah Lingkungan melalui Korporasi Petani yang Tangguh & Berkelanjutan” pada episode 293 tanggal 20 Januari 2021.


Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menekankan bahwa PHT ke depan harus mampu menjawab tantangan zaman. Permasalahan OPT yang selalu hadir pada berapapun indeks pertanaman yang diterapkan harus dapat dikelola dengan baik oleh PHT. Demikian juga tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan yang terus meningkat, kesehatan produk pertanian dan lingkungan hidup yang harus terus terjaga, juga harus dapat dijawab elegan dengan PHT.



Tantangan pada masa pandemi ini, pupuk mengalami kenaikan harga. Solusinya adalah penggunaan PHT walaupun dampaknya tidak terlihat nyata, tapi apabila kita menggunakan kimiawi, dampaknya akan terlihat kedepannya dalam jangka waktu yang panjang.


“Hal ini, sekalian dengan arahan Mentan SYL produksi pangan harus jalan terus tetapi hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara kita,” terang Suwandi.


Sebagai narasumber, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi, menyampaikan bahwa upaya dalam melindungi tanaman pangan khususnya dalam hal terkait dengan pengamanan dari potensi kehilangan hasil ini menjadi tanggung jawab bersama. Direktorat perlindungan tanaman pangan bertugas untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengendalian hama dan penyakit dan perlindungan tanaman. Begitu juga dengan pengendalian OPT dan penanganan dampak perubahan iklim.


Takdir menambahkan kebijakan perlindungan tanaman pangan adalah pengendalian OPT dilakukan dengan sistem PHT, memprioritaskan teknologi ramah lingkungan melalui pendekatan pengelolaan agroekosistem dan spesifik lokasi, pestisida kimia merupakan cara terakhir untuk pengendalian OPT. “Sasarannya adalah produksi tinggi, OPT terkendali, produk berkualitas, pendapatan petani meningkat dan lingkungan lestari,” tandasnya.


Guru Besar Entomology, UGM, Y. Andi Trisyono, menambahkan bahwa komponen dan prinsip PHT yaitu petani berperan sebagai ahli dalam pengendalian hama tanaman. Penggunaan pestisida dilakukan sebagai langkah terakhir dengan berbagai kebijakan. “Cara yang lebih baik adalah dengan melakukan pengambilan sampel, pengamatan mingguan, kemudian penerapan budi daya tanaman sehat, pelestarian musuh alami, pengendalian hayati, dan bioekologi hama dan tanaman,” tuturnya.


Senada dengan hal tersebut, sebagai salah satu narasumber Gatot Mudjiono, selaku Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, menyampaikan bahwa terdapat dampak negatif dari revolusi hijau diantaranya yaitu hama menjadi kebal terhadap insektisida, kematian musuh alami akibat langsung dan tidak langsung penggunaan pestisida, timbulnya ledakan populasi hama sekunder setelah aplikasi insektisida, kematian organisme non target, dan kerusakan agroekosistem.


“Pada dasarnya pengendalian hayati adalah ekologi terapan. Tujuan akhir dari pengendalian hayati adalah menekan populasi dan kerusakan hama tanpa pestisida atau dengan mengurangi penggunaan pestisida,” ujarnya.


Organisme pengganggu tanaman yang dinamis berpengaruh langsung terhadap produktivitas, kuantitas, kontinyuitas, kualitas, dan keamanan pangan. Demikian yang disampaikan Ketua Umum PERPADI, Sutarto Alimoeso.


Keberhasilan penanganan organisme pengganggu tanaman menurutnya akan memberikan kepercayaan kepada petani dalam usaha agribisnis yang berdaya saing. Kemudian korporasi petani adalah proses, cara, perbuatan, menjadikan pola manajemen korporasi sebagai kendali. “Tujuannya adalah mendorong petani dengan skala ekonomi tertentu untuk berkelompok menjadi wirausaha,” tandas Sutarto.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Pertama dalam Sejarah, Mentan Chile hingga Jepang Kunjungi Kementan untuk Perkuat Kolaborasi Pertanian

Pertama dalam Sejarah, Mentan Chile hingga Jepang Kunjungi Kementan untuk Perkuat Kolaborasi Pertanian

Pilarpertanian – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dua pejabat tinggi sektor pertanian dari negara mitra, Menteri Pertanian Chile, Esteban Valenzuela Van Treek, dan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Eto Taku melakukan kunjungan resmi secara terpisah ke Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan). Kunjungan bersejarah ini menandai babak baru dalam penguatan kerja sama pertanian antara Indonesia […]

Akselerasi Swasembada Pangan, Kementan Serempak Lakukan Percepatan Tanam di Jateng dan Banten

Akselerasi Swasembada Pangan, Kementan Serempak Lakukan Percepatan Tanam di Jateng dan Banten

Pilarpertanian – Upaya percepatan tanam terus digencarkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) di berbagai daerah sebagai bentuk implementasi arahan Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Melalui koordinasi terpadu antara pusat dan daerah, kegiatan olah tanah dan tanam padi dilakukan serempak di sejumlah wilayah potensial, termasuk di Provinsi Jawa Tengah dan Banten. Direktur Jenderal Prasarana dan […]

Mentan Amran Targetkan Luwu Timur Tanam Padi 4 Kali Setahun

Mentan Amran Targetkan Luwu Timur Tanam Padi 4 Kali Setahun

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong peningkatan produksi pangan nasional. Salah satunya mendorong peningkatan indeks pertanaman (IP) di Kabupaten Luwu Timur menjadi IP400 atau empat kali tanam dalam setahun. “Luwu Timur potensinya luar biasa, bisa tanam tiga kali setahun. Tadi saya lihat padinya bagus, hasilnya bisa […]

Segini Bobot 4 Sapi Jumbo Sumbangan Wamentan Sudaryono di Expo Sapi Boyolali

Segini Bobot 4 Sapi Jumbo Sumbangan Wamentan Sudaryono di Expo Sapi Boyolali

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono, menunjukkan komitmennya dalam mendukung peternakan lokal dengan menyumbangkan empat ekor sapi jumbo berbobot masing-masing 1,15 ton, 900 kilogram, 890 kilogram, dan 820 kilogram pada acara Kontes dan Expo Sapi APPSI Season 2. Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Jawa Tengah ini […]

Bukan Sekadar Kontes! Wamentan Sudaryono Ubah Expo Sapi Jadi Panggung Revolusi Ternak

Bukan Sekadar Kontes! Wamentan Sudaryono Ubah Expo Sapi Jadi Panggung Revolusi Ternak

Pilarpertanian – Kontes dan Expo Sapi APPSI Boyolali 2025 yang awalnya hanya ajang tahunan para peternak, berubah menjadi panggung besar revolusi sektor peternakan nasional. Hal ini tak lepas dari kehadiran Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, yang tampil all out membawa visi besar kemandirian pangan berbasis peternakan lokal. Dalam acara yang digelar di Pasar Hewan […]

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton, Sinergi Pemerintah dan Bulog Antar Indonesia Selangkah Lagi Menuju Swasembada Beras

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton, Sinergi Pemerintah dan Bulog Antar Indonesia Selangkah Lagi Menuju Swasembada Beras

Pilarpertanian – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka 3,8 juta ton pada 18 Mei 2025, tepat pukul 17.11 WIB. Dengan capaian ini, CBP semakin mendekati ambang strategis 4 juta ton. Langkah kolaboratif yang terstruktur dan berkelanjutan antara pemerintah dan Bulog menjadi bukti nyata bahwa […]

Dubes UEA Gandeng Wamentan Sudaryono, Produk Pertanian RI Siap Kuasai 3 Benua

Dubes UEA Gandeng Wamentan Sudaryono, Produk Pertanian RI Siap Kuasai 3 Benua

Pilarpertanian – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia (Wamentan) Sudaryono menerima kunjungan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (16/5). Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya mempererat kemitraan strategis yang telah lama terjalin antara Indonesia […]

Menteri Jepang Mundur karena Krisis Beras, Indonesia Kokoh dengan Produksi yang Makin Kuat

Menteri Jepang Mundur karena Krisis Beras, Indonesia Kokoh dengan Produksi yang Makin Kuat

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya imbas krisis beras dan ketidakpuasan publik terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras. Jepang saat ini menghadapi krisis beras dan peningkatan harga beras imbas gelombang panas ekstrem yang merusak panen. Untuk kemasan 5 kilogram, rata-rata harga beras di supermarket mencapai 4.268 yen […]

RI–Chile Jalin Kemitraan Strategis, Fokus Penguatan Teknologi Pertanian dan Akses Pasar Global

RI–Chile Jalin Kemitraan Strategis, Fokus Penguatan Teknologi Pertanian dan Akses Pasar Global

Pilarpertanian – Pemerintah Indonesia dan Chile menyepakati penguatan kerja sama di sektor pertanian melalui pertukaran teknologi dan penguatan perdagangan bilateral. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan antara Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Pertanian Chile, Esteban Valenzuela Van Treek, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta (19/5/2025). Salah satu fokus utama kerja sama adalah pengembangan […]