Penas Tani-Nelayan 2023 Jadi Momentum Emas Inovasi Biosaka

Penas Tani-Nelayan 2023 Jadi Momentum Emas Inovasi Biosaka
Pemanfaatan Teknologi Biosaka Menjadi Teknologi Mudah dan Murah dalam Menekan Biaya Produksi dan Efisiensi Usaha Tani.

Pilarpertanian - Inovasi Biosaka tengah menjadi perbincangan publik. Terobosan yang dilakukan anak milenial asal Blitar, Jawa Timur, Muhamad Ansar, itu dinilai sangat membantu para petani. Biosaka merupakan bukan pupuk, bukan pestisida, bukan nutrisi hormon, enzim, melainkan Biosaka elisitor. Signaling memperbaiki tanaman, ekosistem. Jadi tanaman tidak harus pakai pupuk kimiawi berlebihan.

Anshar menuturkan bahwa keberadaan kehadiran Biosaka menjadi gerakan pemberdayaan petani dan sudah menyebar di seluruh provinsi dan ribuan kecamatan dan desa. Petani yang sudah praktek Biosaka merasakan manfaatnya, dan sistem getok tular menyebar serta meluas di kalangan petani saat ada kesulitan pupuk.

“Banyak petani merasakan langsung manfaatnya, kenaikan produksi, penggunaan pupuk kimia berkurang dan efisien biaya usaha taninya,” tuturnya.

Dia mengatakan kalau Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 10-15 Juni 2023, menjadi momentum penguatan inovasi pertanian putra bangsa. Pasalnya, Penas bakal menghasilkan sejumlah rekomendasi terkait ketahanan pangan di Indonesia. Rekomendasi ini nantinya akan melibatkan semua Kabupaten/Kota dan Provinsi bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).

“Momentum Penas diharapkan dapat membangkitkan semangat, tanggung jawab, serta kemandirian sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, terutama di jajaran Kementerian Pertanian (Kementan). Penas harus mampu menghadirkan hal-hal berbeda, dan menjadi momentum pembangunan pertanian yang adaptif, inovatif dan akseleratif,” beber Anshar.

Adapun pemanfaatan Biosaka menjadi teknologi yang mudah dan murah diterapkan oleh petani dalam menekan biaya produksi dan menciptakan efisiensi usaha tani. Biosaka sebagai elisitor, signaling bagi tanaman, merangsal pertumbuhan sel-sel pada akar dan tanaman lebih giat bertumbuh dan berproduksi.

“Dan ini gratis buatan sendiri, tidak ada risiko bagi tanaman dan orang, menghemat pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, menyuburkan lahan dan menjaga produksi,” terang Anshar.

“Mari wujudkan tanah nusantara sebagai land of harmony dan cita-cita luhur Indonesia Feed the World 2045,” pinta Anshar.

Sebagai informasi, Penas Tani Nelayan 2023 akan dihadiri petani dan nelayan dari seluruh Indonesia termasuk gubernur, bupati dan wali kota. Diperkirakan kehadiran peserta mencapai mencapai 20.000 hingga 40.000 orang.

Penas Tani Nelayan merupakan forum pertemuan yang telah berlangsung sejak 1971, dan menjadi bagian yang strategis dalam upaya membangun kesepahaman di antara berbagai pemangku kepentingan sektor pertanian maupun perikanan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyampaikan terima kasih atas kerja keras petani Indonesia yang telah memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman dan krisis global. Menurut SYL, peran pertanian sangatlah besar terutama dalam membuka lapangan kerja hingga memperkokoh ekonomi Indonesia.

“Terima kasih kepada petani karena melalui kerja keras mereka sektor pertanian berhasil memperkuat ekonomi dan bisa bertahan menghadapi berbagai tantangan. Kini dunia akan dihadapkan pada perubahan iklim ekstrim dan ancaman krisis pangan global. Karena itu kita harus bersatu,” ujar SYL di Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan di kawasan Lanud Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat, Sabtu, 10 Juni 2023.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan