Penerapan PHT Skala Luas Padi Pacu Minat Petani Pandeglang dalam Aplikasi Saprodi Ramah Lingkungan
Kegiatan Pertemuan Membahas Rencana Tindak Lanjut Penerapan Pengendalian Hama Terpadu di Kelompok Tani Subur Makmur II, Desa Setrajaya, Kecamatan Koroncong, Pandeglang, Banten.

Penerapan PHT Skala Luas Padi Pacu Minat Petani Pandeglang dalam Aplikasi Saprodi Ramah Lingkungan

Pilarpertanian - Usaha budidaya tanaman padi tidak terlepas dari faktor risiko yang dapat mengancam produksi, salah satunya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Serangan OPT baik hama maupun penyakit harus dikendalikan agar tidak mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi. Tentunya upaya pengelolaan OPT ini harus dilaksanakan mulai dari pratanam sampai dengan menjelang panen.


Masih banyak kita temui petani yang menggunakan pestisida kimia sebagai satu-satunya cara untuk mengendalikan hama ataupun penyakit yang menyerang pertanamannya. Jika penggunaannya tidak tepat dan tidak bijaksana, maka akan mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan terutama agroekosistem. Keterbatasan pemahaman petani terhadap hal ini menjadi salah satu faktor masih tingginya penggunaan pestisida kimia.


Pengetahuan petani dalam upaya pengendalian OPT perlu ditingkatkan untuk mendukung program pengamanan produksi tanaman pangan dengan mengedepankan teknologi ramah lingkungan. Dalam upaya tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan (Ditlin TP) mengalokasikan program Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) sejak tahun 2015.


Beberapa waktu yang lalu telah dilaksanakan pertemuan Rencana Tindak Lanjut (RTL) PPHT Padi yang merupakan tahap akhir kegiatan dengan bertempat di Poktan Subur Makmur II, Desa Setrajaya, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, Banten (22/8). Turut hadir dalam RTL tersebut, Kepala Balai Benih dan Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BBPTPHP) Banten beserta jajaran, perwakilan Ditlin TP, petugas POPT dan PPL pendamping, serta petani setempat.



Dalam kesempatan tersebut perwakilan Ditlin TP dari Substansi Pengendalian OPT Serealia, Acep Herdiana, menyampaikan pentingnya integrasi berbagai metode pengendalian hama dan penyakit secara efektif dan ramah lingkungan untuk mendukung program ketahanan pangan Indonesia.


“Kegiatan PPHT ini merupakan paket lengkap yang dikemas dengan apik untuk memfasilitasi petani sejak dari perencanaan tanam, bimbingan teknis, pengamatan rutin, praktik pembuatan sarana produksi yang ramah lingkungan, hingga evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk musim tanam berikutnya,” jelas Acep, seorang POPT Ahli Muda di Ditlin TP.


Selaras dengan penjelasan Acep, petani Sumber Makmur II, Muhaemin mengungkapkan bahwa kehadiran PPHT ini dapat memberikan manfaat yang dirasakan secara nyata oleh anggota kelompoknya.


“Di musim tanam ini, kami sudah mengurangi pestisida kimia. Sekarang kami lebih sering menggunakan bahan alami berupa pupuk dan APH. Sejauh ini kami sudah menggunakan 20 ton pupuk organik, 200 liter PGPR, dan 200 liter Paenibacillus. Alhamdulillah hasilnya sangat baik. Pada musim kemarau ini tanaman kami cukup aman dari serangan hama dan panen kami pun meningkat hingga 9 ton/ha,” ungkap Muhaemin.


Pada penghujung acara RTL, petani Subur Makmur II juga menyepakati untuk rutin mengadakan pertemuan kelompok dalam merencanakan budidaya tanaman secara lebih baik dan menyiapkan sarana produksi ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan lokal setempat. Hal tersebut merupakan salah satu upaya yang ditempuh untuk mengamankan pertanaman dari gangguan hama dan penyakit sejak dini.


Adham Bahtra, Kepala BPTPHP Banten mendukung penuh rencana-rencana kegiatan yang dikemukakan oleh Poktan Subur Makmur II dalam hal pengamanan pangan.


“Tentu jika petani melaksanakan rencana itu dengan serius, manfaat yang didapat juga tak tanggung-tanggung. Kapan lagi bisa duduk bersama dan merancang kegiatan budidaya tanaman yang lebih efektif dan menguntungkan. Kegiatan ini tentunya baik untuk usaha tani petani dan lingkungan sekitar,” tutur Adham.


Dihubungi terpisah, Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Yudi Sastro menyatakan dukungannya untuk mereplikasi kegiatan penerapan PHT secara masif di kalangan petani. Melihat dampak penggunaan bahan kimia yang semakin terasa bagi lingkungan, pemanfaatan bahan pengendali hayati menjadi salah satu solusi untuk meremediasi kondisi alam yang mulai merana ini.


“Saya berharap rencana-rencana yang telah dirumuskan dapat diterapkan serta dimanfaatkan seluas-luasnya oleh petani. Sembari meningkatkan produksi, kesehatan lingkungan juga kita perhatikan. Penggunaan bahan hayati jelas membantu mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Biaya produksi lebih murah dan hasil panen padi pun tinggi,” tegas Yudi.


Pernyataan Yudi sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa untuk menuju pertanian sehat harus menerapkan budidaya tanaman sehat, memanfaatkan bahan alami dengan kreatif dan maksimal.


(Kontributor: Ratih Eka Fitri Astuti, S.Si dan Acep Herdiana, SP) (ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pilarpertanian – Para petani di Jawa Tengah bersyukur atas perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada. “Para petani di Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas perjuangan Bapak Mentan yang menambah alokasi pupuk […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Pilarpertanian – Dalam rangka percepatan tanam dan peningkatan produksi khususnya padi dengan mengantisipasi dampak dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian, maka Kementerian Pertanian mengambil kebijakan yang disebut Penambahan Areal Tanam (PAT) untuk produksi padi dan jagung. Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di desa Gampong Dayah Mamplam, Kecamatan Leupung Kabupaten […]