Rakor Percepatan Tanam Dan Antisipasi El Nino Tahun 2023

Rakor Percepatan Tanam Dan Antisipasi El Nino Tahun 2023
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi Saat Membuka dan Memimpin Langsung Acara Rapat Koordinasi Percepatan Tanam dan Antisipasi El Nino di Hotel Aston Simatupang, Jakarta Selatan.

Pilarpertanian - Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Suwandi membuka dan memimpin langsung acara dalam rangka Rakor Percepatan Tanam dan Antisipasi El Nino yang digelar di Hotel Aston Simatupang Jakarta Selatan,” Kamis (6/7/23).

Suwandi menyampaikan apresiasi dan penghargaan terhadap para Kadistan provinsi/kota Se – Indonesia yang telah hadir mengikuti kegiatan Rakor Percepatan Padi dan Jagung, serta antisipasi dampak El Nino 2023 sekaligus Gerakan Pemanfaatan Elisitor Biosaka.

Suwandi pun menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan pada seluruh peserta rakor untuk mempersiapkan musim kemarau ekstrem atau El Nino. “Menghadapi musim kering ekstrem atau El-Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” ujar Suwandi pesan dari SYL (Mentan).

Selanjutnya Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa Pemerintah saat ini terus memacu produksi untuk menghadapi berbagai tantangan global. Di antaranya melaksanakan early warning system antisipasi dini, adaptasi dan mitigasi yang dimulai melalui mapping wilayah langganan dampak perubahan iklim maupun hama penyakit tanaman.

Rumus upaya antisipasi menghadapi MK dan El Nino 2023, ucap Suwandi, yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) percepatan tanam; 2) menggunakan varietas toleran kekeringan seperti Inpago 5, Inpago 8, Rindang I, Agritan, Cakrabuana, dan varietas lokasi sejenisnya, 3) meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait sistem pengairan, perbaikan drainase, penyiapan pompa air, panen air hujan, pembangunan/rehabilitasi sarana penampungan air/pengaliran air tersier; 4) mengoptimalkan sumur bor, pompa air, embung/longstorage; 5) menyiapkan benih padi puso dan mengawal klaim AUTP; 6) waspada OPT dengan mendekatkan sarana dan bahan pengendali OPT ke wilayah endemis OPT (mengoptimalkan brigade perlindungan tanaman; 7) pemantauan intensif, peringatan dini dan inventarisasi lahan terkena kekeringan; 8) teknologi budidaya hemat air, asuransi usahatani, KUR dan hilirisasi.

“Kami terus bekerja keras dalam meningkatkan produktivitas. Terutama melakukan antisipasi dalam menghadapi cuaca buruk. Tapi kami yakin produksi kita di masa tanam yang akan datang akan terus meningkat,” jelas Suwandi.

Yang tidak kalah pentingnya adalah pada kesempatan ini saudara semuanya dapat melakukan bimbingan teknis pembuatan elisitor Biosaka yang dipandu langsung oleh penggagas Biosaka sekaligus narasumber yakni Saudara Moh. Ansar dan Prof Robert Manurung selaku peneliti dari SITHITB.” Tandasnya.

Suwandi menyarankan pada seluruh Kadistan Se-Indonesia, perlu adanya pemahaman tentang apa itu elisitor Biosaka, proses pembuatan, pengaplikasian dan manfaatnya sebelum dilakukan proses pembuatan elisitor Biosaka pada bimtek tersebut” lanjut Suwandi.

Untuk diketahui bahwa biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, tetapi elisitor yang bagus untuk tanaman, ini dibuat sendiri petani, tidak bisa dibuat pabrikan dan tidak dijualbelikan, pungkasnya.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan