Workshop Direktur Perbenihan Hortikultura untuk Memperkuat Ketahanan dan Kemandirian Pangan di Indonesia
Pilarpertanian - Sejak dilantik sebagai Menteri Pertanian pada Oktober 2023, Andi Amran Sulaiman bergerak cepat dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan di Indonesia. Salah satu langkah signifikan adalah meluncurkan tiga program utama, yaitu Penambahan Areal Tanam (PAT), Optimalisasi Lahan Rawa (OPLAH), dan Pompanisasi. Program-program ini serentak dijalankan di seluruh provinsi, termasuk Bengkulu, yang ditargetkan untuk menambah luas sawah sebesar 15.842 hektar.
Berhasil melampaui target yang ditetapkan, Provinsi Bengkulu mencatatkan pencapaian luas tanam sebesar 16.034 hektar, hasil dari kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam Satgas Antisipasi Darurat Pangan yang dipimpin oleh Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi. Pencapaian ini membutuhkan penguatan informasi dalam bentuk pemetaan geospasial yang akurat agar bisa dipertanggungjawabkan secara transparan.
Sebagai bagian dari upaya ini, Satgas Antisipasi Darurat Pangan Bengkulu menggelar workshop pada 11-12 September 2024. Workshop ini melibatkan kepala bidang tanaman pangan, petugas data, dan mantri tani dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu, dengan tujuan menyusun data geospasial yang presisi. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menunjang keabsahan program PAT di Bengkulu.
“Sungguh luar biasa peran serta dari semua pihak dalam mencapai target ini. Penyusunan informasi geospasial berupa polygon sangat penting untuk menunjukkan capaian riil di lapangan serta meningkatkan transparansi kinerja kita,” ujar Inti Pertiwi dalam sambutannya.
Workshop ini juga menghadirkan narasumber dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementan, Naufal Ibnu Amzani, yang memberikan arahan tentang pentingnya akurasi data geospasial. “Saat ini, Bengkulu telah memetakan sekitar 2.700 hektar lahan yang dipolygon. Akurasi data ini sangat bergantung pada kerja keras petugas di lapangan,” jelasnya.
Tidak hanya diisi dengan paparan materi, peserta workshop juga langsung melakukan praktek penyusunan polygon di wilayahnya masing-masing. Salah satu peserta, Yati, petugas data PAT Kabupaten Mukomuko, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu percepatan penyusunan data geospasial. “Pada hari pertama workshop, kami telah berhasil menginput 569 hektar lahan sawah di Mukomuko,” kata Yati.
Dukungan juga datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkulu, yang berperan dalam mencatat realisasi program PAT. “Penyusunan data geospasial ini sangat penting untuk mendukung akurasi pencatatan data statistik pangan di masa mendatang,” ungkap Hendri, narasumber dari BPS Bengkulu.
Inti Pertiwi menargetkan penyusunan polygon untuk 50% dari total luas lahan PAT, sekitar 8.678 hektar, selesai sebelum angka sementara statistik diterbitkan pada akhir September. “Kami berharap dapat menyelesaikan pemetaan ini tepat waktu agar hasil kerja keras kita tercatat dengan akurat,” tutup Inti.
Workshop ini menjadi bukti sinergi semua pihak dalam menjaga keamanan pangan nasional, sekaligus menegaskan pentingnya penguatan sistem pelaporan untuk akuntabilitas dan presisi capaian kinerja.(BB)