Apa Itu IP 400 ? Ini Yang Dilakukan Kementan
Foto : Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo Saat Melakukan Tanam Padi dengan Indeks Pertanaman (IP) 400 yang Dikelola dalam Klaster Kawasan Berbasis Korporasi Petani.

Apa Itu IP 400 ? Ini Yang Dilakukan Kementan

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian terus mengupayakan peningkatan produksi padi untuk menjamin ketersediaan beras nasional secara berdaulat. Salah satu terobosan yang saat ini tengah dilakukan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah melalui pola tanam padi dengan indeks pertanaman (IP) 400 yang dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi petani.


Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan penerapan pola tanam padi IP 400 merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi sendiri, bahkan surplusnya dapat diekspor. IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama.


“Tujuannya apa? meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah,” demikian ujar Suwandi di Jakarta, Jumat (1/1/2021).


Ia menjelaskan idealnya IP 400 dikembangkan di sawah irigasi teknis dengan ketersediaan air sepanjang tahun, bukan daerah endemis hama dan pada hamparan sawah yang cukup seragam. Apakah bisa berhasil? Kunci keberhasilan ada di air, mekanisasi dan penggunaan benih umur genjah dan super genjah dengan persemaian di luar (sistem culik, dapog, tray).



Beberapa varietas padi umur genjah seperti Silugongo dipanen umur 80 sampai 90 hari setelah semai (HSS), Dodokan (100 HSS), Inpari 12 (99 HSS), Inpari 13 (99 HSS), Inpari 11 (105 HSS), Inpari 18 (102 HSS), Inpari 19 (103 HSS), Inpari 20 (104 HSS), Inpari Sidenuk (103 HSS), Inpari Pajajaran (105 HSS) dan Inpari Cakrabuana (105 HSS). Dengan teknik semai benih diluar areal tanam berumur 15 sampai 25 HSS dan langsung ditanam, berarti waktu panen lebih cepat dihitung dari hari setelah tanam (HST).


“Penggunaan pupuk organik dan pengurangan secara bertahap pupuk kimia, pengendalian hama terpadu, manajemen tanam dan panen yang singkat dan efisien, 5 sampai 10 hari dengan mekanisasi,” jelasnya.


Sebagai teladan pengaturan waktu tanam, Suwandi menyebutkan IP 400 telah salah seorang petani di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mlale, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Pada musim tanam kesatu (MT-1) ditanam tanggal 20 November dan dipanen umur 90 HST tanggal 17 Februari. Pada MT-2 ditanam tanggal 22 Februari dan dipanen umur 85 HST tanggal 16 Mei. Pada MT-3 ditanam 21 Mei dan dipanen umur 90 HST tanggal 18 Agustus. Selanjutnya MT-4 ditanam 30 Agustus dan dipanen umur 85 HST tanggal 22 November.


“Jeda waktu dari panen ke tanam hanya 5 sampai 10 hari sehingga perlu mekanisasi kecepatan tanam menggunakan traktor dan panen dengan combine harvester serta lahan diberi bahan dekomposer jerami dan singgang,” ujarnya.


Lebih lanjut Suwandi menjelaskan, areal lahan dipilih relatif bebas dari endemis organisme pengganggu tumbuhan dan bisa diterapkan pola tanam padi tiga kali diselingi palawija atau pola spesifik sesuai kondisi setempat. Di lahan kering tadah hujan pun dapat diterapkan melalui penggunaan sumur/embung/pompa secara integrated farming dimana perputaran penggunaan air dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas beternak, ikan, lele, sayuran, padi, sehingga tidak ada limbah yang terbuang (zero waste).


Oleh karena itu, Suwandi menekankan penerapan IP 400 secara langsung meningkatkan luas tanam padi sehingga target produksi padi pada periode musim tanam I (MT I) Oktober 2020 – Maret 2021 yang setidaknya menjangkau lahan seluas 8,2 juta hektare (ha) dapat dicapai. Alhasil, stok beras awal Januari 2021 mencapai 6 hingga 7 juta ton.


“Produksi Januari -Juni 2021 sebanyak 18,5 juta ton sedangkan tingkat konsumsi beras Januari – Juni 2021 sebesar 15 juta ton sehingga pada akhir bulan Juni 2021 stok beras sekitar 9,5 hingga 10,5 juta ton,” sebutnya.


Suwandi mengatakan IP 400 tentunya sangat mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi pangan khususnya beras melalui food estate dan budi daya berbasis klaster kawasan. Disamping stimulan bantuan pemerintah, para petani/kelompok tani harus bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk budi daya dan hilirisasi/pengolahan sehingga bisa memberikan nilai tambah.


“Tentunya harus dikelola secara profesional melalui korporasi petani. Respon sangat positif sudah ada usulan 6.582 hektar dari 116 Kabupaten dan 21 Provinsi, bahkan Kabupaten Subang, Brebes, Sragen, Mempawah dan lainnya sudah mulai tanam perdana IP 400 pada bulan November 2020,” ungkapnya.


Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan telah menerapkan berbagai terobosan untuk terus memacu produksi pangan khususnya beras sebagai komoditas strategis. Memperluas area tanam di sejumlah daerah dan secara masih menerapkan pola tanam padi IP 400.


“Kami membuat langkah-langkah tambahan dan perluasan area tanam di 2021. Bahkan besok kami akan masuk ke NTT dan Maluku. Selain itu, kami juga memiliki program penguatan diversifikasi pangan lokal,” katanya.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Kawal Peningkatan Produksi Padi, Kementan Lakukan Gerakan Tanam di Sulawesi Selatan

Kawal Peningkatan Produksi Padi, Kementan Lakukan Gerakan Tanam di Sulawesi Selatan

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan gerakan tanam padi seluas 2,5 ha di Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, bersama poktan Borong Raukang, Jumat (23/02/24). Hadir bersama anggota DPRD Kabupaten Gowa (Taufik Surullah, S. Ip), Kabid Dinas TPH Bun Provinsi Sulsel (Syaripuddin, STP, MSi), Kadistanhor Kabupaten Gowa (Drs. H. Muh. […]

Sistem Sumur Submersible Swadaya di Ngawi Efektif dan Patut Dicontoh

Sistem Sumur Submersible Swadaya di Ngawi Efektif dan Patut Dicontoh

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Tanaman Pangan melakukan kunjungan lapang ke dua titik lahan pertanian di Kabupaten Ngawi, yakni Keltan Lodok Sari Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, dan di lahan tadah hujan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, berdasarkan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, produksi pangan […]

Panen Padi Di Sumsel Optimal, Optimis Puncak Panen Mencukupi Pasar

Panen Padi Di Sumsel Optimal, Optimis Puncak Panen Mencukupi Pasar

Pilarpertanian – Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan panen padi di beberapa Kabupaten, salah satunya di Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari enam Kecamatan yakni Muara Telang, Tanjung Lago, Air Salek, Muara Padang, Sumber Marga Telang, Muara Sugihan, Pulau Rimau dan Selat Penuguan. Banyuasin sudah melakukan panen sejak Januari, Februari dan untuk Maret diprediksi akan panen seluas […]

Dukung Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Luncurkan Program Kampung Peramalan di Lamongan

Dukung Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Luncurkan Program Kampung Peramalan di Lamongan

Pilarpertanian – Dalam rangka meningkatkan produksi dan mendukung ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian – Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) meluncurkan program pengembangan Kampung Peramalan di Lamongan Provinsi Jawa Timur. Hal ini selaras dengan kebijakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang terus memacu semua jajarannya untuk berkontribusi positif dalam meningkatkan […]

Kementan Pastikan Produksi Beras Nasional Tetap Aman

Kementan Pastikan Produksi Beras Nasional Tetap Aman

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah tetap akan memasok kebutuhan nasional. Kementan memprediksi, jumlah produksi pada awal tahun 2024, mulai dari Januari hingga Maret, masih akan memasok kebutuhan nasional. Sebut saja pada Januari 2024, dari seluruh daerah di Indonesia, diprediksi produksi padi berjumlah 1,6 jt ton-GKG. Lalu, pada […]

Dukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional, Sulawesi Barat Gencar Lakukan Gerakan Tanam Padi

Dukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional, Sulawesi Barat Gencar Lakukan Gerakan Tanam Padi

Pilarpertanian – Meskipun bukan merupakan provinsi sentra produksi padi, tidak menghentikan semangat petani Sulawesi Barat dalam memberikan kontribusinya bagi peningkatan produksi padi nasional. Kegiatan gerakan tanam padi gencar dilakukan sepanjang bulan Februari ini hingga bulan Maret ke depan oleh petani-petani di seluruh Kabupaten yang ada di Sulawesi Barat. Syamsul Ma’arif yang merupakan Kepala Dinas Tanaman […]

Jatim dan Jateng  Masuk Panen Raya, Bersiap Jaga Harga dan Serap Gabah Petani

Jatim dan Jateng Masuk Panen Raya, Bersiap Jaga Harga dan Serap Gabah Petani

Pilarpertanian – Petani Jawa Tengah dan Jawa Timur tengah masuk masa panen padi dan melangsungkan kegiatan panen raya yang dimulai akhir Februari hingga diperkirakan April puncaknya. Hasil panen ini akan membanjiri ketersediaan beras di pasaran. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Didik Rudy Prasetya mengatakan bahwa panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen dari […]

Gelar Panen Raya, Kabupaten Maros Siap Banjiri Beras Pasar Nasional

Gelar Panen Raya, Kabupaten Maros Siap Banjiri Beras Pasar Nasional

Pilarpertanian – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) optimis dapat memenuhi kebutuhan beras di masa panen raya Februari 2024. Pasalnya, potensi luas lahan padi Kabupaten Maros yang tengah dipanen tahun ini mencapai 26.617 hektar dan diperkirakan mampu memperkuat ketahanan pangan lokal maupun nasional. Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Maros, Agustam mengatakan bahwa wilayah […]

Kampus Apresiasi Kinerja Mentan Amran Wujudkan Swasembada

Kampus Apresiasi Kinerja Mentan Amran Wujudkan Swasembada

Pilarpertanian – Mewakili civitas akademika Universitas Hasanuddin (Unhas), Rektor Jamaluddin Jompa mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mengakselerasi mewujudkan swasembada pangan. Pasalnya, kinerja Mentan Andi Amran Sulaiman nampak sebagai solusi nyata mengingat kondisi dunia khususnya Indonesia sekarang tengah menghadapi masa krusial yakni ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim ekstrem yang berdampak langsung […]