Deflasi Beras 0,59% Terdalam Sejak Juni 2024, Harga Beras Terus Turun

Deflasi Beras 0,59% Terdalam Sejak Juni 2024, Harga Beras Terus Turun
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini Saat Menyampaikan Konferensi Pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta.

Pilarpertanian - Harga beras kembali menunjukkan perbaikan signifikan pada November 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi beras mencapai 0,59 persen, menjadi yang terdalam sejak Juni 2024, dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen terhadap inflasi nasional. Penurunan harga ini terjadi di 28 provinsi, sementara 8 provinsi masih mencatat inflasi dan 2 provinsi lainnya stabil.

“Pada November 2025, beras mengalami deflasi sebesar 0,59% dengan andil deflasi sebesar 0,02% dan ini terjadi di 28 provinsi. Sementara 8 provinsi mencatat inflasi dan 2 provinsi lainnya stabil. Secara historis, beras mengalami inflasi pada November 2022 dan 2023. Namun berbalik deflasi pada November 2024 dan 2025 dengan penurunan yang lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Penurunan harga beras sejalan dengan perkembangan komoditas pangan lainnya. Pada periode yang sama, sejumlah bahan pangan juga menyumbang deflasi. Daging ayam ras menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,03 persen, disusul beras dan cabai merah masing-masing 0,02 persen, serta telur ayam ras dan kentang yang sama-sama memberikan andil deflasi 0,01 persen. Kombinasi koreksi harga berbagai komoditas pangan ini membantu meredam tekanan inflasi bulan berjalan.

“Pada November 2025, beberapa komoditas berkontribusi terhadap deflasi, di antaranya daging ayam ras dengan andil deflasi 0,03%, beras dan cabai merah masing-masing 0,02%, serta telur ayam ras dan kentang dengan andil deflasi 0,01%,” ujar Pudji.

Secara historis, pada November 2022 dan 2023, beras justru mengalami inflasi. Namun tren tersebut berbalik pada 2024 dan 2025 yang sama-sama mencatat deflasi, dengan penurunan yang semakin dalam di 2025. Tren ini menunjukkan bahwa upaya stabilisasi pangan, mulai dari peningkatan produksi, penambahan pasokan, kelancaran distribusi, hingga intervensi harga, menunjukkan hasil nyata.

Dengan deflasi di berbagai komoditas utama dan stabilitas harga yang berhasil dijaga, kondisi ini memberikan ruang positif bagi pengendalian inflasi menuju akhir tahun.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan