Di Tengah Wabah Covid-19, Petani Milenial Sulsel Dampingi Petani Siapkan Pangan Organik

Di Tengah Wabah Covid-19, Petani Milenial Sulsel Dampingi Petani Siapkan Pangan Organik
Foto : Ansar, Petani Milenial asal Makassar bersama Petani Organiknya.

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pertanian adalah salah satu sektor yang diminta harus tetap produktif di tengah mewabahnya Covid-19. Pertanian harus terus berjalan, demikianlah ungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang sering digaungkan dalam memotivasi seluruh insan pertanian di negeri ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Termasuk seruan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi yang selalu mengatakan bahwa petani adalah pejuang pangan, dan kebutuhan yang paling utama, terutama untuk melawan Covid-19 adalah pangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu tumpuan besar dalam menyiapkan pangan untuk menghadapi wabah Covid-19 adalah generasi muda yang terjun ke sektor pertanian yang biasa disebut petani milenial. Al Ansar Ardabian yang biasa dipanggil Ansar adalah salah satu petani muda yang memiliki sertifikat profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dalam bidang kompetensi fasilitator organik tanaman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sertifikatnya diperoleh setelah melalui uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP Batangkaluku pada 2020. Sebelum mengikuti sertifikasi profesi, Ansar sudah mengikuti lebih awal Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman (Faston) yang dilaksanakan oleh P4S Alam Hijau Lestari.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Ansar, sejak mengikuti pelatihan Fasilitator organik tanaman, dia semakin termotivasi untuk membangun kesadaran petani agar bertani secara organik. “Minimal mereka paham dulu, karena yang sulit dirubah adalah mindset mereka,” tutur Ansar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pria kelahiran 1981 di Makassar ini memulai aktivitas di bidang pertanian diawali karena keinginannya untuk mengkonsumsi makanan yang sehat, khususnya sayur-sayuran. Karena lahan yang sempit di kota Makassar membuat Ansar menggandeng petani di luar Makassar untuk melakukan budidaya yang sehat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saat ini fokus kami adalah memfasilitasi petani sebanyak mungkin agar melakukan cara budidaya yang sehat,” jelas Ansar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Meskipun wabah Covid-19 sedang melanda negeri ini, Ansar tetap melakukan pembinaan ke petani. Biasanya kami kondisikan jika mau kelapangan, jika petani konsultasi lewat telpon dan dianggap cukup maka kami tidak ke lapangan, tetapi jika kondisinya urgent maka kami langsung turun. Misalnya, baru-baru ini salah satu petani binaan kami agak “memaksa” agar datang ketempatnya, dan setelah kami tiba di rumahnya, beliau bercerita dengan penuh semangat bahwa panen di lahannya yang 28 hektare dan selama ini rata-rata menghasilkan 28 karung, Alhamdulillah setelah panen dengan proses budidaya gabungan antara konvensional dan organik menghasilkan 40 karung. Padahal pupuk kimia hanya menggunakan 30% dari dosis anjuran dan selebihnya menggunakan teknologi organik berdasarkan anjuran fasilitator.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami selalu mencoba mencari teknologi organik yang tepat guna, hal ini agar produksi tetap terjaga dan lambat laun petani mulai menghilangkan ketergantungannya dengan bahan kimia, jelas Ansar. Bagi kami, pertanian organik adalah pertanian “Amal Jariyah”, karena selain menyuburkan tanah dalam jangka panjang, hasil produksi akan memiliki residu kimia yang rendah sehingga orang-orang yang mengkonsumsinya juga sehat. Meskipun wabah Covid-19 saat ini sedang melanda, kami tetap membina petani. Kami punya binaan petani cabe, padi, jagung dan berbagai komoditas lainnya yang sudah merasakan manfaat melakukan budidaya secara organik,” jelas Ansar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Harapan kami, ke depan pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pertanian organik sekaligus memberikan kepercayaan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi pembangunan pertanian masa depan Indonesia, tutupnya. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan