Dukung Pengembangan Sorgum, Kementan Siapkan Produksi Benih Sumber Sorgum
Direktorat Perbenihan dan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan Melaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis Produksi dan Sertifikasi Benih Sorgum di Maros, Sulawesi Selatan.

Dukung Pengembangan Sorgum, Kementan Siapkan Produksi Benih Sumber Sorgum

Pilarpertanian - Kementan terus melakukan pengembangan komoditas tanaman pangan, di era Menteri Pertanian SYL pengembangan tidak hanya fokus komoditas Pajale, tetapi sekarang fokusnya menjadi PAJALEGONG, yaitu Padi-Jagung-Kedelai-Sorgum dan Singkong. Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden RI yang secara khusus menyoroti sorgum sebagai bahan substitusi gandum, dimana gandum hingga saat ini masih menggantungkan pada impor.


“Bapak Presiden minta dibuatkan roadmap pengembangan sorgum sampai tahun 2024. Di situ di tahun 2023 disiapkan lahan 115 ribu ha dan tahun 2024 itu 154 ribu ha,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, usai rapat terbatas di Kantor Presiden.


Untuk melaksanakan arahan tersebut, Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menindaklanjuti dengan memprogramkan pengembangan budidaya sorgum seluas 15 ribu hektar pada tahun 2022, 115 ribu hektar dan 150 ribu hektar berturut-turut pada tahun 2023 dan 2024. Dengan adanya peningkatan target luas tanam, maka kebutuhan benih juga semakin banyak, sehingga harus disiapkan sebelum jadwal tanam tiba.


Guna mendukung program pengembangan sorgum ini, pada 11/10/2022 dilaksanakan Bimbingan Teknis Produksi dan Sertifikasi Benih Sorgum di Maros, Sulawesi Selatan, yang dihadiri oleh perwakilan Balai Benih dan Pengawas Benih Tanaman dari 7 provinsi sasaran tanam sorgum.



Catur Setiawan, Koordinator Kelompok Sustansi Pengawasan Mutu Benih, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, menyampaikan bimtek ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan kerja sama produksi benih sumber sorgum antara Direktorat Perbenihan dengan Dinas Pertanian provinsi dalam menyiapkan benih untuk budidaya tahun 2023 dan 2024.


“Produksi dan sertifikasi diangkat menjadi topik bimtek karena kami melihat tanpa teknik produksi yang baik dan benar, sehebat apapun pengawasan mutu benih, maka tidak akan dihasilkan benih bermutu dalam jumlah yang cukup,” ujar Catur.


Dr. Ramlah Arief, peneliti Balitser Maros menjelaskan tentang tata cara produksi benih sorgum meliputi pilihan varietas sesuai dengan sifat-sifat, syarat lahan, teknik roguing, penentuan waktu panen, cara pengeringan dan sortasi benih serta pengemasan benih.


“Untuk mengelabui burung adalah dengan membungkus malai, menggunakan lokasi lahan yang berbeda untuk setiap tanam sehingga tidak dikenali oleh burung dan tanam bersamaan dengan jadwal tanam padi untuk memecah minat burung,” jelas Ramlah.


“Untuk menghasilkan benih dengan vigor tinggi, disarankan panen dilakukan sekitar 3 hari setelah masak fisiologis, pengeringan dilakukan dua kali untuk menurunkan kadar air secara perlahan menggunakan blower dan panas dengan suhu tidak lebih dari 40oC, Penurunan kadar air yang terlalu cepat dapat mengakibatkan kerusakan pada embrio benih. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan selama 3 hari dengan membolak-balik benih,” tambahnya.


Produsen benih dan pengawas benih tanaman harus sama-sama memahami teknis produksi dan regulasi perbenihan. Sinergi antara produksi yang baik dan benar dan adanya pengawasan mutu akan memberikan jaminan benih bersertifikat yang dihasilkan memuaskan konsumen benih.


Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, dalam keterangan mengatakan tanaman sorgum tidak hanya sebagai pangan alternatif pengganti beras tapi juga sebagai bahan pakan dan bahkan dapat menghasilkan bio ethanol. Ia juga menerangkan bahwa sorgum merupakan tanaman sehat, mudah dibudidayakan, rendah biaya produksi dan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Sorgum juga memiliki manfaat yang tidak kalah saing dengan padi, jagung dan kedelai.


“Sorgum di budidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Hampir seluruh bagian tanaman sorgum, seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Mulai menjadi makanan seperti sirup, gula, kerajinan tangan, pati, biomas, bioethanol dan tepung pengganti terigu dan lainnya,” kata Suwandi.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pilarpertanian – Para petani di Jawa Tengah bersyukur atas perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada. “Para petani di Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas perjuangan Bapak Mentan yang menambah alokasi pupuk […]

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Pilarpertanian – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi nasional yang mencapai Rp28 triliun. Dengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat. Pemprov pun akan segera menindaklanjuti ini di lapangan. “Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyusunan rancangan alokasi per kabupaten/kota […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Pilarpertanian – Dalam rangka percepatan tanam dan peningkatan produksi khususnya padi dengan mengantisipasi dampak dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian, maka Kementerian Pertanian mengambil kebijakan yang disebut Penambahan Areal Tanam (PAT) untuk produksi padi dan jagung. Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di desa Gampong Dayah Mamplam, Kecamatan Leupung Kabupaten […]