Fokus Amankan Produksi, Kementan Dorong Kendalikan Wereng Batang Coklat Menggunakan Pestisida Nabati
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi Saat Mengikuti Kegiatan Bimbingan Teknis yang Berkaitan dengan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat dengan Menggunakan Pestisida Nabati yang Dilaksanakan Secara Daring.

Fokus Amankan Produksi, Kementan Dorong Kendalikan Wereng Batang Coklat Menggunakan Pestisida Nabati

Pilarpertanian - Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus berupaya menjaga produksi komoditas tanaman pangan, salah satu upayanya dengan mengamankan pertanaman dari serangan hama Wereng Batang Coklat (WBC). WBC sendiri merupakan salah satu hama pada budidaya tanaman pangan yang masih menjadi momok bagi para petani di Indonesia, Karena WBC ini dapat membawa penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti kerdil rumput dan kerdil hampa. Pada 14/11/2022 dilakukan sosialisasi bimtek terkait pengendalian WBC menggunakan Pestisida Nabati, yang di buka langsung oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan.


Dalam sambutannya Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan strategi dalam menghadapi serangan WBC menggunakan early warning system dan mapping serangan WBC oleh petugas POPT, selanjutnya melakukan tindakan preemtif supaya tidak terjadi eksplosi.


“Bagaimana jika sudah terjadi eksplosi? Ya harus dilakukan tindakan responsif/kuratif. Pilihan-pilihan pengendalian itu ke arah yang ramah lingkungan, baik mekanis maupun biologis jauh dari penggunaan kimia,” ungkap Suwandi.


“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, penggunaan pestisida kimia merupakan langkah terakhir ketika semua alternatif pengendalian ramah lingkungan tidak mampu untuk mengendalikan serangan,” tambahnya.



Sementara itu, Edhi Martono, Guru Besar UGM mengatakan salah satu bahan pengendali yang ramah lingkungan adalah pestisida nabati. Pestisida nabati memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan penggunaan kimia sintetis karena pestisida nabati adalah bahan alami sehingga kemungkinannya untuk segera terurai menjadi bahan yang tidak meninggalkan sisa residu itu lebih besar.


“Ini yang harus menjadi patokan, bukan hanya karena bahan nabati lebih murah dibandingkan bahan kimia sintetis,” pungkas Edhi.


Edhi juga menerangkan sifat WBC adalah serangga penghisap yang menyebabkan efektivitas bahan kimia lebih mudah terjadi pada jenis bahan yang bersifat sistemik. Sebagian besar pestisida nabati bersifat racun kontak sehingga penggunaan pestisida nabati dengan tujuan menurunkan populasi secara cepat sulit dicapai.


”Pestisada nabati ini digunakan ketika populasi WBC hasil pengamatan belum mencapai ambang ekonomi,” jelas Edhi.


Senada dengan Edhi, Anton POPT BBPOPT menyampaikan bahwa pestisida nabati adalah bahan pengendali OPT yang berasal dari tumbuhan atau bagian dari tumbuhan seperti daun, akar, umbi, kulit. Pestisida nabati ini tata kerjanya juga hampir sama dengan pestisida kimia, ada yang bersifat racun kontak, racun perut, racun saraf namun untuk racun sistemik sangat jarang ditemukan.


“Sebenarnya banyak jenis pestisida nabati yang dapat digunakan untuk mengendalikan WBC, salah satunya adalah sirsak,” kata Anton.


“Tanaman sirsak ini dapat digunakan baik dari daunnya maupun bijinya, tetapi kandungan bahan aktif lebih banyak terdapat pada bijinya. Cara pembuatan dapat dilakukan dengan cara diblender ataupun direbus. Jika bahan berupa daun maka takarannya adalah 75 – 100 gram/liter air, sedangkan untuk biji, akar maupun buah takarannya adalah 25 – 50 gram/liter air,” lebih Lanjut Anton menerangkan.


Kemudian, Waklan, kelompok tani Sri Trusmi Satu, Desa Kedokanbunder, Indramayu, mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalaman Waklan, penggunaan pestisida nabati ini mampu menekan kehilangan hasil sebesar 25 – 30% akibat serangan WBC.


“Pestisida nabati yang digunakan kami beri nama “Si Jambu” yang mampu menekan serangan WBC dan serangga lain seperti hama putih palsu serta walang sangit. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Si Jambu ini antara lain sirsak, jeringau, maja, mimba dan bawang putih,” ungkap Waklan.


“Bahan-bahan tersebut ditumbuk menjadi 1 hingga halus kemudian ditambahkan deterjen dan air, kemudian didiamkan dalam drum selama 2×24 jam. Larutan pekat Si Jambu dapat disimpan maksimal selama 5 hari. Sebelum digunakan, larutan pekat disaring terlebih dahulu, dosisnya 1 liter larutan pekat dengan 14 – 15 liter air / 1 tangki,” lanjutnya.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Tingkatkan Produktivitas Padi, Kementan Gelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di Aceh

Pilarpertanian – Dalam rangka percepatan tanam dan peningkatan produksi khususnya padi dengan mengantisipasi dampak dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian, maka Kementerian Pertanian mengambil kebijakan yang disebut Penambahan Areal Tanam (PAT) untuk produksi padi dan jagung. Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Gerakan Tanam Antisipasi Darurat Pangan di desa Gampong Dayah Mamplam, Kecamatan Leupung Kabupaten […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

Mentan Cek Pompanisasi di Merauke, Targetkan Pertanian Modern

Mentan Cek Pompanisasi di Merauke, Targetkan Pertanian Modern

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Kabupaten Merauke di Provinsi Papua Selatan menjadi daerah percontohan pertanian modern yang mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan indeks kesejahteraan petani. Hal ini disampaikan Mentan usai meninjau pemasangan pompanisasi di Desa Amunkay, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke. “Mimpi kami ke depan adalah mentransformasi pertanian tradisional menuju […]

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pilarpertanian – Para petani di Jawa Tengah bersyukur atas perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada. “Para petani di Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas perjuangan Bapak Mentan yang menambah alokasi pupuk […]

Tingkatkan IP Padi, Kementan Genjot Pompanisasi untuk Merauke

Tingkatkan IP Padi, Kementan Genjot Pompanisasi untuk Merauke

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) canangkan gerakan pompanisasi di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Salah satunya di Desa Amunkay, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke yang baru saja dikunjungi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. “Saat ini kami tengah menggarap lahan seluas 20 ribu hektare dari total yang ditargetkan 500 ribu hektare. Perlahan tapi pasti, target […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]