Hasil Panen CSA Melejit, Petani Pejagoan Untung Berlipat
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian dengan program utamanya SIMURP (Strategic Irrigation Modernization Urgent Project ) merupakan proyek yang bersumber dari Loan Agreement antar Pemerintah Indonesia dengan World Bank (WB) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang pengelolaannya pada lintas empat Kementerian dan Lembaga yaitu BAPPENAS, Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian yang bersinergi dari pusat hingga daerah.
Tujuan utama proyek SIMURP adalah meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, menerapkan pertanian yang cerdas iklim yang berkelanjutan dengan penerapan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) yang ramah lingkungan, tahan terhadap perubahan iklim, serta mampu mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Petani penerima manfaat program SIMURP khususnya di wilayah Kecamatan Pejagoan sangat bangga hasil panen padi meningkat signifikan dengan menerapkan teknologi berbasis CSA dibandingkan dengan panen tanpa menerapkan CSA (Non CSA). Hal ini sudah terbukti dari hasil panen raya FFD (Farmer Field Day) demplot padi berbasis teknologi CSA dikelompok tani Rahayu Desa Kuwayuhan Kecamatan Pejagoan hari Rabu, 2 Agustus 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Pejabat Struktural Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Kebumen, Camat Pejagoan, Danramil Pejagoan, Kapolsek, dan Ka UPT Pengairan (DPURR) Pejagoan, serta diikuti oleh seluruh perwakilan kelompok tani SIMURP se-kecamatan Pejagoan.
Hasil ubinan lokasi demplot Teknologi CSA ukuran 2,5m x 2,5m, diperoleh gabah seberat 4,9kg atau produktivitas sebesar 78,4 kw/ha (Gabah Kering Panen/GKP). Hasil produktivitas tahun ini meningkat 16 kw/ha dibanding tahun lalu dimusim tanam (MT) yang sama. Sedangkan hasil panen padi Non CSA dengan mengambil sampel diwilayah yang sama, diperoleh hasil 62,4 kw/ha (GKP).
Berdasarkan perhitungan ini terlihat selisih angka produktivitas (kuantitas) yang menguntungkan secara finansial/pendapatan bagi petani dengan menerapkan teknologi CSA dibandingkan dengan NON CSA.
Selain keuntungan secara kuantitas panen padi, juga adanya harapan keuntungan panen komoditas kacang hijau, sehingga pencapaian Indeks Pertanaman (IP) bisa mencapai 300. Keuntungan secara kualitas juga meningkat yaitu bulir padi yang dihasilkan lebih sehat, budidaya pertanian yang ramah lingkungan.
Teknologi CSA juga menerapkan pengairan basah-kering (AWD) yang sangat hemat air, pengendalian OPT dengan musuh alami (Tyto alba/burung hantu) sebagai pengendali hama tikus dan pengendalian penyakit tanaman dilakukan dengan mengaplikasikan Pupuk Organik/Hayati (POC/POH), Pestisida Nabati serta Refugia sebagai agen hayati yang bernilai aestetik.
Teknologi CSA sangat direkomendasikan untuk budidaya pertanian organik yang berkelanjutan.
Salam CSA : Saya Pikir…, Saya Rasa…, Saya Bisa !!
Petani Sejahtera, Penyuluh Bahagia,
Pangan Kuat, Negara Berdaulat
Penulis:
Hikmah Agustin, SP.,MM
(Penyuluh BPP Pejagoan)