Indonesia Laporkan Capaian Pertanian di 14th ATWGARD

Indonesia Laporkan Capaian Pertanian di 14th ATWGARD
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Indonesia selaku Lead Country ASEAN Technical Working Group on Research and Development (ATWGARD) di kelompok negara-negara ASEAN menyampaikan laporan atas capaian kebangkitan pertanian di Indonesia dalam 4 tahun terakhir. Laporan disampaikan oleh Dr. Harmanto selaku Ketua Delegasi RI dengan memperjelas capaian ekspor atas beberapa komoditas, diantaranya kopi, nenas, dan manggis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Laporan disampaikan usai Hermanto menyampaikan remark untuk penyerahan kepada Mr. Khamphone Mounlamai, Deputy Director General, National Agriculture and Forestry Research Institute (NAFRI), dan Ms. Aniadila Kamaruddin, dari Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI) sebagai Chairman dan Vice Chairman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pertemuan di Laos dilaksanakan dalam 2 (dua) hari 30-31 Mei dan sebelumnya juga dilaksanakan The 5th Climate Resilience Network Workshop yang juga dihadiri oleh peneliti, Balitbangtan, Kementan, Dr. Setiari Marwanto. Pertemuan ini dilaksanakan untuk memperkuat komitmen ASEAN-CRN dalam mendukung program strategis ASEAN bidang pertanian dan kehutanan untuk penanganan dampak perubahan iklim.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peserta pertemuan ASEAN-CRN ini adalah focal points dari ATWGARD, negara ASEAN kelompok kerja bidang tanaman, negara ASEAN kelompok kerja bidang perubahan iklim, dan partner kerjasama (ICRAF, CUSO-VSO, CCAFS, GIZ, FAO, UNESCAP, dan Grow Asia). Agenda pertemuan CRN yang dilaksanakan pada 28-29 Mei 2019, dibagi 3 (tiga) yaitu: 1) penyampaian laporan capaian hasil ASEAN-CRN selama ini, 2) penyampaian hasil identifikasi rencana strategis ASEAN yang dapat dimasukkan dalam platform kontribusi ASEAN-CRN, termasuk partner yang relevan, dan 3) membentuk platform donor, dimana partner dan negara pengimplementasi dapat bertemu dan bekerjasama.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Harmanto menjelaskan pada forum ATWGARD bahwa keseriusan Indonesia untuk fokus meningkatkan produktivitas pertanian dalam swasembada pangan terus dilanjutkan melalui modernisasi pertanian penggunaan alat mesin pertanian, perbaikan sarana irigasi tersier dan pembangunan embung atau longstorage serta dengan memanfaatkan lahan rawa melalui program SERASI dan upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui program BEKERJA dan OPAL.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Komitmen Indonesia pada penelitian the Rice Genetic Solution for Climate Resilience and Value Addition bekerjasama dengan IRRI dipertegas kembali dalam pertemuan ini. Selain juga disampaikan dalam country report yang dipresentasikan Harmanto bahwa Indonesia juga menjelaskan pencapaian ekspor beberapa komoditas, peningkatan dalam pencapaian Intellectual Property untuk produk pertanian dan inovasinya, transfer teknologi oleh sektor swasta, dan akses benefit sharing. Indonesia juga mengundang negara ASEAN untuk menghadiri the 9th Global Research Alliance Council Meeting yang akan dilaksanakan pada 6 – 8 October 2019 di Bali, Indonesia.Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan dimana sebelumnya Indonesia menjadi host country pada pelaksanaan The 13th ATWGARD di Bali. Pertemuan hari ini dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dan Kehutanan Lao, PDR dan merupakan pertemuan ke 14 guna meng-update komitmen negara-negara ASEAN pada pelaksanaan R&D di bidang Pertanian di negaranya masing-masing.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam kesempatan ini juga disampaikan perkembangan program Post Harvest and Losses oleh Dr. Siti Mariana Widayanti (Peneliti BB Pascapanen) dan perkembangan ASEAN ARDIS oleh Arif Surahman, Ph.D (Sekretariat Balitbangtan).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Indonesia sebagai lead country dalam project ASEAN PHL-R menyampaikan beberapa rekomendasi atas hasil yang dicapai diantaranya perlunya: 1) Perlunya dukungan pemerintah dalam mensosialisasikan dan menjamin pelaksanaan GAP dan GHP dalam manajemen rantai pasok; 2) meningkatkan standarisasi estimasi PHL untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat terkait perhitungan losses dalam upaya menjaga kualitas serta kuantitas produk, 3) Dikuasainya teknologi PHL oleh para pelaku usaha tani yang terlibat dalam rantai pasok produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sedangkan saat melaporkan perkembangan website ASEAN ARDIS, disampaikan Arif Surachman, Ph.D bahwa Indonesia menawarkan untuk salah satu negara menjadi host untuk pelaksanaan 1st ASEAN ARDIS Workshop, khususnya untuk operator dari masing-masing negara. Kegiatan ini tentunya diperlukan untuk persiapan mengisi konten website, dimana platformnya telah disiapkan Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam kesempatan lain Dr. Muhammad Prama Yufdy kembali mendorong agar diplomasi Balitbangtan khususnya di ASEAN tetap berkibar. Lebih lanjut Prama menyampaikan bahwa akan ada event bergengsi di Oktober mendatang, dan akan baik jika ditawarkan kepada negara-negara anggota ASEAN yang belum bergabung pada Global Research Alliance (GRA), dimana council meeting ke 9 nanti akan dilaksanakan pada 6-8 Oktober, ungkapnya menutup pernyataannya. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan