Sorot Hilirisasi & Digitalisasi, Pemuda Tani Sebut Gibran Wakil Zeitgeist
Pilarpertanian - Tiga calon wakil presiden (cawapres) yang berkontestasi dalam Pilpres 2024 beradu gagasan dalam debat yang digelar di Jakarta, Jumat (22/12) malam. Tema debat kali ini adalah ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur dan perkotaan.
Salah satu hal yang menarik adalah ketika cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka memaparkan kebijakan hilirisasi saat menjawab cawapres nomor 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor 3 Mahfud Md.
“Saya jawab paling konkret, hilirisasi. Kita jangan mau lagi mengirim barang mentah. Kita harus mampu meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Contoh, nikel, dulu sebelum hilirisasi kita ekspor hanya USD 3 miliar sekarang setelah hilirisasi menjadi USD 33 miliar. Ini saya baru bicara masalah nikel belum masalah timah, tembaga, bauksit dan lain-lain,” kata Gibran saat sesi debat berlangsung.
Gibran sendiri yang pada debat ke-2 ini memang mendapatkan kesempatan pertama untuk memaparkan visi, misi dan program kerjanya bersama calon presiden Prabowo Subianto selama 5 tahun ke depan. “Kita akan lanjutkan hilirisasi, bukan hanya hilirisasi tambang saja, tapi hilirisasi pertanian, hilirisasi perikanan, hilirisasi digital dan lain-lain”, kata Gibran di awal pemaparan visi-misi dan program kerjanya.
Menanggapi pemaparan Gibran terkait hilirisasi dan digitalisasi pertanian-perikanan tersebut, Koordinator Nasional (Kornas) Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Yayan Juherman menyambut positif dan menyebut Gibran telah melakukan lompatan dan mengejutkan banyak pihak.
“Apa yang disampaikan Gibran pada debat cawapres terkait visi hilirisasi & digitalisasi sektor pertanian dan perikanan benar-benar menjadi angin segar bagi masyarakat, terutama bagi petani, nelayan dan generasi muda yang selalu gandrung pada perubahan dan inovasi baru. Kita berharap ke depannya ada transformasi yang berkelanjutan; menggeser petani gabah menjadi petani beras, menggeser nelayan muda menjadi wirausaha perikanan dan seterusnya. Gibran mengerti kegelisahan rakyat banyak, ia paham harapan generasinya. Gibran telah melompat jauh dari sekadar calon wakil presiden. Gibran adalah zeitgeist, mewakili semangat zaman”, kata Yayan.
Istilah Zeitgeist sendiri berasal dari bahasa Jerman yang secara harfiah berarti jiwa dari suatu waktu (time spirit) atau semangat zaman. Istilah tersebut juga sering kita jumpai dalam ucapan dan tulisan para Perintis dan Pendiri Republik Indonesia yang merujuk pada pemimpin yang efektif, sederhana dan mampu memengaruhi, mengarahkan serta mengajak rakyatnya untuk berjalan menuju negeri harapan. (PW)