Jaga Budidaya Padi Dari Serangan Keong Mas, Begini Cara Pengendaliannya
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi Saat Mengikuti Webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani yang Membahas Pemanfaatan dan Pengendalian Terpadu Hama Keong Mas dengan Teknologi Ramah Lingkungan.

Jaga Budidaya Padi Dari Serangan Keong Mas, Begini Cara Pengendaliannya

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan cara pengendalian hama keong mas yang merupakan hama dalam budidaya padi. Pengendalian hama ini sangat penting untuk menjaga produksi padi sebab serangannya dapat menghabiskan bibit muda tanaman padi, tentu saja hal ini sangat merugikan para petani.


Berangkat dari ini, diperlukan upaya pengendalian yang baik dan benar terhadap hama keong mas. Oleh karena itu, Kementan menggelar webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani pada Rabu (31/8) dengan Tema “Pemanfaatan dan Pengendalian Terpadu Hama Keong Mas Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan”.


Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi menjelaskan keong mas bukan merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) utama pada tanaman padi dan jagung di Indonesia, tapi dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Pestisida nabati bisa dimanfaatkan untuk pengendalian keong mas ini.


“Kalau ingin irit, kita bisa buat sendiri jadi dapat mengamankan dan menekan biaya produksi agar produktivitas dapat dan kesejahteraan petani juga dapat melalui nilai tambahnya,” kata Takdir dalam webinar tersebut.



Lebih lanjut Takdir menyebutkan, cara pengendalian dapat melalui kultur teknis dengan pengelolaan air dan pengaturan pola tanam. Kemudian secara fisik mekanis dengan pemungutan telur keong, memasang penghalang plastik pada persemaian dan sanitasi lingkungan dengan membersihkan gula dan memasang saringan pada saluran masuk air.


“Pengendalian secara nabati bisa dengan ekstrak pestisida nabati menggunakan daun mimba, daun sembung, umbi gadung dan lain-lain,” katanya.


Akademisi Fakultas Pertanian UGM, Nugroho S. Putra mengatakan prinsip penting dalam pengelolaan hama, yaitu merancang habitat agar sesuai bagi tanaman dan organisme bermanfaat tetapi tidak sesuai bagi organisme merugikan (hama). Prinsip selanjutnya yakni memahami peri kehidupan organisme target (titik lemah), kemudian yang ketiga adalah cara atau teknologi yang digunakan harus efektif, efisien dan aman.


“Hal penting pada pengelolaan keong mas yang pertama adalah waktu, keong mas ini suka terhadap tanaman padi yang usianya kurang dari 1 bulan. Nah masalahnya di lapangan bisa terjadi tanam serempak, maka kita harus melakukan tanam serempak agar keong mas ini tidak berpindah ke tempat lain yang umur tanaman padinya lebih muda. Makanya tanam serempak ini menjadi hal yang penting,” jelasnya.


Nugroho menambahkan, hal penting pada pengelolaan keong mas adalah mengandalkan musuh alami seperti semut merah, tetapi tergantung lokasi atau habitat. Tetapi musuh alami ini tidak bisa selamanya bisa diandalkan, karena disatu sisi bisa bermanfaat tapi di waktu lain dapat mengganggu juga.


“Pengendalian mekanik atau fisik merupakan pengendalian paling aman tetapi membutuhkan peran bersama (pengendalian secara komunitas, red). Pestisida nabati juga dapat diterapkan ketika populasi tinggi, tetapi penggunaannya harus secara hati-hati,” bebernya.


Sementara itu, Sapta Dalyana selaku Petani Kabupaten Kulon Progo, DIY mengatakan pengendalian keong mas dapat dilakukan dengan menggunakan Kuame atau Kulit Ari Mete sebagai pestisida nabati. Limbah jambu mete bisa diolah menjadi minyak mete (Cashew Nut Shell Liqiud) yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan pestisida nabati. Kuame mengandung senyawa kimia antara lain tanin, anacardic acid dan cardol yang bermanfaat sebagai anti bakteri dan antiseptik.


“Keong emas dalam lingkungan hidupnya yang berair apabila ditaburi bubuk Kuame, maka keong akan mengeluarkan lendir tubuhnya sampai kekeringan sehingga keong akan mati. Pada prinsipnya, Kuame meracuni keong emas dengan menguras lendirnya sampai kering dan mati,” paparnya.


Cara kedua, lanjutnya, sebagai upaya pengendalian hama keong mas dengan memasang perangkap umpan menggunakan daun dan buah pepaya, nangka, atau daun lunak lainnya. Peletakan umpan dan buah pepaya yang masih mentah atau mengkal.


“Untuk pemasangan umpan ini harus disesuaikan dengan keadaan populasi keong. Semakin banyak populasi keong, jumlah umpan yang kita pasang juga harus banyak. Hal ini agar waktu kita kontrol dan mengangkat jaring populasi keong masih berada di dalam parit di atas jaring,” ungkapnya.


Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menegaskan, pengendalian hama keong mas harus dilakukan secara kooperatif. Yakni seluruh jajaran Kementan dari pusat hingga daerah bersama petani berupaya maksimal mengamankan produksi pangan dari serangan OPT.


”Sesuai harapan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, lakukan langkah-langkah pengendalian dengan menggunakan cara-cara yang aman, cerdas, efektif dan efisien,” kata Suwandi.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Pilarpertanian – Tahun 2024, Indonesia akan mengekspor mangga gedong gincu perdana ke Jepang, yang memiliki potensi pasar mangga sebesar 7.000 ton per tahun dengan nilai ekonomi bisa mencapai Rp 140 miliar per tahunnya. Badan Karantina Indonesia terus mengawal percepatan ekspor mangga varietas gedong gincu ke Jepang. “Saya dukung penuh percepatan ekspor mangga gedong gincu ini […]

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Pilarpertanian – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendukung penuh gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mewujudkan swasembada pangan melalui solusi cepat pompanisasi dan optimalisasi. Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya. “Saya menyambut baik kerja sama ini dan saya juga […]

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Pilarpertanian – Dampak dari harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 16.000 per kilogram, tidak membawa keuntungan yang signifikasi bagi kesejahteraan petani, karena ongkos produksi mahal yang disebabkan kelangkaan pupuk yang mahal. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, “Memang dalam meningkatkan produktivitas memerlukan seorang petani yang cerdas, tidak […]

Antisipasi El Nino, Kementan Kawal Pompanisasi di Boyolali

Antisipasi El Nino, Kementan Kawal Pompanisasi di Boyolali

Pilarpertanian – Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian dalam program Perluasan Areal Tanam (PAT). Salah satu lokasi PAT adalah Kabupaten Boyolali yang memiliki potensi lahan tadah hujan dan budidaya padi gogo cukup luas. Lahan tersebut dapat dioptimalkan indeks pertanaman padinya dengan bantuan pompanisasi. Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian […]

Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Pilarpertanian – Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Iran sepakat membangun kerja sama penguatan mekanisasi khususnya pompanisasi dan pemanfaatan lahan rawa guna meningkatkan produktivitas pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Selain itu, Iran juga berkomitmen akan memperkuat sektor pertanian Indonesia melalui kerja sama teknologi dan ilmu pengetahuan. “Iran sangat maju dalam sistem irigasi berteknologi tinggi […]

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]

Presiden Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

Presiden Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

Pilarpertanian – Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak. Hal ini disampaikan usai Presiden Jokowi bersama Menteri Pertanian meninjau panen raya jagung di Kabupaten Sumbawa. Ia menuturkan harga ditingkat petani seringkali tidak stabil dan cenderung menurun saat memasuki masa panen raya. “Ini memang baru panen besar jagung, baik […]

Bawang Merah Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Sebagai Tonggak Bawang Merah di Jabodetabek

Bawang Merah Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Sebagai Tonggak Bawang Merah di Jabodetabek

Pilarpertanian – Kabupaten Indramayu telah lama tersohor sebagai salah satu sentra produksi bawang merah yang memasok pasar Jabodetabek. Hingga saat ini daerah tersebut masih eksis sebagai penghasil bawang merah jenis dataran rendah yang populer di masyarakat sebagai bawang Bima Brebes. Secara geografis, kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten […]

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Pilarpertanian – Harga bawang merah yang mengalami kenaikan menjelang dan pasca lebaran tahun 2024, disinyalir berbagai kalangan dipicu oleh terganggunya produksi akibat terjangan banjir di sentra-sentra utama yang membentang sepanjang Pantura Jawa seperti Cirebon, Brebes, Kendal, Demak, Pati hingga Probolinggo. Lebih dari 2.500 hektar lahan bawang merah yang digadang bisa dipanen saat lebaran, mengalami puso […]