Jaga Kelestarian Hutan Sosial dengan Manajemen Lahan
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Jaga Kelestarian Hutan Sosial dengan Manajemen Lahan

Pilarpertanian - Alih guna lahan dari hutan ke lahan pertanian apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Kebijaksanaan hutan sosial merupakan solusi yang disiapkan pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Tujuannya, agar masyarakat di sekitar hutan mempunyai rasa memiliki dan menjaga kelestarian lingkungan hutan karena sumber pendapatannya tergantung hasil hutan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu daerah di Lampung yang mengaplikasikan hutan sosial terletak di Kabupaten Tanggamus. Tepatnya, di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekampung Hulu dan Sangharus yang mengaplikasikan hutan sosial berupa hutan kemasyarakatan (HKm) dan kemitraan kehutanan. Penggunaan lahan dominan di lokasi adalah tanaman kopi meskipun juga terdapat tanaman lada, kakao, dan lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peneliti fisika dan konservasi tanah dari Balai Penelitian Tanah, Rahmah Dewi Yustika, Ph.D mengatakan, masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan mempunyai ikatan yang kuat dengan hutan karena memanfaatkan sumber daya hutan untuk kehidupannya. Mereka mempunyai potensi untuk dapat dilibatkan dalam pengelolaan hutan supaya fungsi hutan dapat terjaga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Rahmah menerangkan, rata-rata laju erosi di DAS Sekampung Hulu adalah 12,5 ton/ha/tahun. Nilai tersebut lebih tinggi dari nilai Tolerable Soil Loss (TSL) di daerah Lampung yaitu 10 ton/ha/tahun. TSL adalah jumlah laju erosi terjadi yang mana tidak mengurangi kemunduran fungsi tanah, sepanjang laju erosi tanah tidak melebihi laju pembentukan tanah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Nilai erosi yang lebih besar dari TSL menunjukkan potensi adanya ketidakseimbangan kelestarian lingkungan,” lanjutnya. Sedangkan rata-rata laju erosi di DAS Sangharus sebesar 5,6 ton/ha/tahun menunjukkan penggunaan lahan yang mendukung keberlangsungan kelestarian lingkungan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Prediksi erosi sejalan dengan tren pengamatan kualitas air Total Suspended Solids (TSS) di Sungai Sekampung Hulu dan Sungai Sangharus. Nilai TSS di Sungai Sekampung Hulu lebih tinggi dibandingkan Sungai Sangharus di semua data pengamatan pada Maret, April, Mei, Oktober, November, dan Desember 2016.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hal ini menunjukkan bahwa DAS Sekampung Hulu lebih mengalami gangguan lingkungan dibandingkan DAS Sangharus,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Rahmah, lebih tingginya nilai erosi di DAS Sekampung Hulu berkaitan dengan banyaknya tanaman kopi yang masih muda terutama di HKm Wana Tani Lestari dan Mandiri Lestari. Selain itu, kondisi lereng dan jenis tanah juga mempengaruhi sensitivitas tanah terhadap erosi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
DAS Sekampung Hulu, terangnya, mempunyai kondisi topografi dengan kelerengan lebih tinggi dibandingkan DAS Sangharus. Selain itu, DAS Sekampung Hulu didominasi jenis tanah Typic Dystrudept yang memiliki erodibilitas (kepekaan tanah terhadap erosi) tinggi sehingga lebih sensitif terhadap terjadinya erosi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Manajemen Lahan
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih tingginya nilai erosi di DAS Sekampung Hulu dibandingkan nilai TSL membutuhkan manajemen lahan berupa tindakan konservasi untuk menekan laju erosi dan aliran permukaan. Aplikasi konservasi dapat bermanfaat dalam menjaga kemunduran fungsi hutan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Rahmah menerangkan, simulasi aplikasi konservasi lahan di kedua DAS menunjukkan bahwa skenario aplikasi agroforestri kopi paling efektif dalam menurunkan erosi, diikuti skenario aplikasi tanaman penutup tanah, dan skenario aplikasi kontur. Agroforestri kopi terdiri dari multistrata tanaman yang kondisinya mirip dengan hutan sehingga adopsi sistem ini dapat mengkonservasi lingkungan. Hasil simulasi dari aplikasi agroforestri kopi dapat mengurangi erosi hingga mencapai 96,8% dan 93,9% di DAS Sekampung Hulu dan Sangharus.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Simulasi aplikasi tanaman penutup tanah dan kontur diaplikasikan pada tanaman kopi dengan penaung (seperti Gamal, Sengon, dan lain-lain) karena di lokasi terdapat jenis penggunaan lahan ini. Simulasi tanaman penutup tanah pada kopi dengan penaung menunjukkan pengurangan erosi hingga 94.9% di DAS Sekampung Hulu dan 89.8% di DAS Sangharus. Sedangkan aplikasi kontur pada kopi dengan penaung di DAS Sekampung Hulu dan Sangharus dapat menekan erosi sebesar 67.1% dan 29.7%.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari hasil simulasi, terang Rahmah, skenario aplikasi agroforestri kopi dan tanaman penutup tanah pada kopi dengan penaung tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam mengurangi erosi tanah. Dengan memperhatikan aspek ekonomi, aplikasi penutup tanah pada kopi dengan penaung dapat memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi karena petani dapat mempunyai area yang lebih banyak untuk menanam kopi. Tanaman penutup tanah yang dapat digunakan yaitu Arachis pintoi, Calopogonium mucunoides, Peuraria javanica dan lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peran serta petani kopi diperlukan untuk mengaplikasikan konservasi tanah agar tidak terjadi degradasi lahan di kawasan hutan sosial. Lahan yang terjaga dengan baik akan mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi. “Penerapan sistem hutan sosial yang tepat dapat mendukung petani agar sejahtera dan kelestarian hutan juga terjaga,” tutup Rahmah.(RS)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pemprov Jateng: Petani Bersyukur Alokasi Pupuknya Ditambah

Pilarpertanian – Para petani di Jawa Tengah bersyukur atas perjuangan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 28 triliun. Sebab dengan tambahan tersebut, petani dapat memaksimalkan percepatan tanam terutama dalam mewujudkan Indonesia swasembada. “Para petani di Jawa Tengah menyampaikan terima kasih atas perjuangan Bapak Mentan yang menambah alokasi pupuk […]

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Pilarpertanian – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi nasional yang mencapai Rp28 triliun. Dengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat. Pemprov pun akan segera menindaklanjuti ini di lapangan. “Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyusunan rancangan alokasi per kabupaten/kota […]

Amankan Panen, Petani Jombang Lakukan Pengendalian Wereng

Amankan Panen, Petani Jombang Lakukan Pengendalian Wereng

Pilarpertanian – Kondisi cuaca yang memasuki peralihan dari musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini, dapat memicu munculnya serangan hama dan penyakit tanaman padi di beberapa wilayah. Salah satunya di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang belum lama dilaporkan pertanaman padinya terserang hama wereng batang coklat (WBC). Menyadari kondisi ini, para petani yang tergabung dalam […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]