Kapusluh Gandeng Penyuluh Ajak Petani Berjamaah Bangun Pertanian KEP Korporasi Petani

Kapusluh Gandeng Penyuluh Ajak Petani Berjamaah Bangun Pertanian KEP Korporasi Petani
Foto : Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP Kementan) Leli Nuryati mewakili Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi membuka saat Bimbingan Teknis KEP/Korporasi Petani bagi Petugas Pendamping di Lokasi KostraTani serta Konsolidasi Tim Verifikasi dan

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP Kementan) Leli Nuryati menghimbau para pejabat bidang penyuluhan dan penyuluh pertanian di 34 provinsi, untuk mengajak petani mengembangkan usaha tani secara berjamaah sehingga terbentuk pertanian on farm dan off farm (hulu ke hilir). Melalui koordinasi dan komunikasi dengan kelompok tani (Poktan/Gapoktan) menyongsong terbentuknya 2,5 juta petani milenial melalui pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) menjadi korporasi petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Leli, langkah awal pengembangan KEP melalui transformasi manajemen kelembagaan petani, baik Poktan, Gapoktan maupun unit-unit usaha yang telah terbentuk agar kelembagaan tersebut lebih terarah dalam berusaha tani berorientasi agribisnis guna peningkatan pendapatan, nilai tambah, dan kesejahteraan petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jangan biarkan petani bekerja sendiri-sendiri. Ajak petani berjamaah mengembangkan pertanian di desa masing-masing melalui Poktan dan Gapoktan. Penyuluh pertanian berperan sebagai pendamping untuk transformasi dan memotivasi petani bergerak dan menumbuhkan KEP sebagai cikal bakal pembentukan korporasi petani,” kata Leli Nuryati mewakili Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi membuka saat Bimbingan Teknis KEP/Korporasi Petani bagi Petugas Pendamping di Lokasi KostraTani serta Konsolidasi Tim Verifikasi dan Validasi Data Simluhtan Pusat dan Provinsi di Surabaya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementerian Pertanian melakukan transformasi potensi petani di Poktan dan Gapoktan didampingi penyuluh pertanian dengan motor penggerak adalah Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo demi merespons instruksi Presiden RI Joko Widodo agar petani mengubah mindset usaha tani. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau selama ini, petani hanya memproduksi hasil pertanian di hilir, maka ke depan, petani harus menjadi pengusaha sektor pertanian dari hulu hingga hilir, untuk mendorong produktivitas dan nilai tambah produk pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya didampingi Kabid Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan – Pusluhtan, I Wayan Ediana.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tampak hadir Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan – Pusluhtan, Septalina Pradini, Kasubbid Kelembagaan Petani – Pusluhtan, Yoyon Haryanto, serta sejumlah fungsional penyuluh Kementan di antaranya Inang Sariyati, Suwarna dan Susi Deliana.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebanyak 2,5 Juta Petani Milenial
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait target 2,5 juta petani milenial, Leli Nuryati mengajak hampir 200 peserta kegiatan tersebut di Surabaya untuk komunikasi, diskusi dan sinkronisasi masalah guna mencapai solusi yang menjadi tanggung jawab bersama.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Banyak ya targetnya, 2,5 juta petani milenial hingga 2024. Tujuannya agar petani menguasai on farm dan off farm, maksudnya pertanian dari hulu ke hilir. Petani tidak lagi sekadar menjual gabah, tapi mampu mengembangkannya sebagai produk bernilai tambah. Sudah digiling, dikemas rapi dan diberi label harga sebagai beras premium atau beras organik. Bisa masuk toko swalayan, tidak harus dijual ke tengkulak. Itu cita-cita Presiden Jokowi yang jadi target Mentan SYL,” kata Leli Nuryati. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sementara jangka waktunya hanya empat tahun, hingga 2024.” Tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 Leli mengingatkan jangan sekadar melihat target 2,5 juta dan tempo empat tahun sebagai beban. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 “Itu memang bikin baper. Tanamkan di benak kita sebagai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk dan membuat petani sejahtera. Insya Allah beban tersebut akan lebih ringan.”
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Leli menyodorkan rumus sederhana sebagai pembangkit motivasi. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jumlah 2,5 juta petani milenial dibagi jumlah BPP. Total ada 5.646 unit BPP di seluruh Indonesia mengacu data Simluhtan per Juni 2019, maka diperoleh 442 petani milenial per BPP. Kemudian bagi lagi dalam empat tahun, maka dalam satu tahun tanggung jawab per BPP adalah 110 petani milenial,” katanya yang didampingi Kabid Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan – Pusluhtan, I Wayan Ediana.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tak hanya itu, ia juga menyodorkan pendekatan jumlah kecamatan, jumlahnya 7.232 di seluruh Indonesia menaungi 83.880 desa/kelurahan [data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2019]. Sementara kecamatan yang belum didukung BPP sekitar 1.586 kecamatan (data Simluhtan). 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau dari hitungan kecamatan, maka kewajiban setiap penggerak KEP di kecamatan menjadi 345 KEP hingga 2024. Kalau dibagi dalam empat tahun maka didapat 86 KEP per tahun di tiap kecamatan. Misalnya di satu kecamatan ada 10 desa, berarti ada potensi satu KEP di tiap desa akan lebih ringan dikerjakan untuk mencapai target hingga 2024,” kata Leli Nuryati seraya mengajak peserta ikut menghitung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kalkulasi tersebut secara hitungan matematika belumlah tentu akurat, mengingat kondisi lapangan kerap berbeda dari hitungan di atas kertas. Namun benang merah dari kalkulasi ala Kapusluh Leli Nuryati menyiratkan pesan apabila suatu tanggung jawab dikerjakan dengan urutan logis dan sistematis dipadu semangat dan etos kerja plus jiwa korsa (esprit de corps) selaku penyuluh pertanian, maka masalah di lapangan akan menjadi lebih ringan sebagai tanggung jawab bersama. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan