Kementan Dorong Pemanfaatan Industri 4.0 Sektor Pertanian

Kementan Dorong Pemanfaatan Industri 4.0 Sektor Pertanian
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Pilar – Pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan tsb.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat atau disebut juga Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Maka, sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ke depan olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan hasil dilakukan menggunakan remote control dari rumah,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya di Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Serpong Banten, Jumat (28/09/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada acara bertajuk “Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0”, Amran juga menyampaikan bahwa mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. Inovasi dan pemanfaatannya oleh petani perlu terus didorong.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran menyatakan anggaran Kementerian Pertanian untuk mekanisasi dan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) saat ini sudah naik 2.000 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran menjelaskan, ada lima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu: Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, Teknologi Robotic dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Kesemuanya itu mentransformasi cara manusia berinteraksi hingga pada level yang paling mendasar, juga diarahkan untuk efisiensi dan daya saing industri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Melalui implementasi Industri 4.0 disektor pertanian, diharapkan proses usahatani menjadi semakin efisien, sehingga terjadi efisiensi, peningkatan produktivitas, dan daya saing,” jelas Amran menyambut peta jalan Making Indonesia 4.0 yang sebelumnya telah diluncurkan Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jika dulu tanam 1 hektare butuh Rp2 juta, kini ditekan lewat mekanisasi pertanian jadi Rp1 juta. Jika diterapkan 16 juta lahan pertanian, sudah hemat 16 triliun. “Itu baru dari sisi tanam, belum lagi panen dan sebagainya,” tambah Amran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inovasi Untuk Produktivitas dan Daya Saing
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran mengatakan, untuk mendukung revolusi industri 4.0, sektor pertanian yang akan datang sedang bereksperimen dengan model dan inovasi bisnis baru, yaitu: pertanian presisi, pertanian vertikal, pertanian pintar (smart farming).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Data besar, sensor dan drone, alat analisis, “internet pertanian” dan otomatisasi alsintan adalah beberapa teknologi yang mendukung industri 4.0.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemanfaatan Internet of Thing (IoT) dalam Internet Pertanian adalah untuk meng-connect benda-benda sekitar kita dengan internet melalui smarphone maupun gadget lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal tersebut melengkapi dan mengembangkan praktek pertanian modern yang selama ini sudah dijalankan termasuk dalam pemanfaatan irigasi, pengolahan lahan, penggunaan pupuk dan pestisida, pengembangan varietas tanaman baru, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran menyatakan, kementeriannya melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) juga telah mendukung pengembangan Industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi-teknologi cloud computing, mobile internet dan mesin cerdas (artificial intelligence), kemudian digabung menjadi generasi baru yang dimanfaatkan untuk menggerakkan traktor sehingga mampu beroperasi tanpa operator (autonomous tractor), pesawat drone untuk deteksi unsur hara, dan robot grafting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada acara tersebut, Balitangtan meluncurkan teknologi yang dikembangkan dengan kombinasi antara teknologi cloud computing dengan mobile internet, yaitu: UPJA Smart Mobile dan SAPA MEKTAN. UPJA Smart Mobile adalah aplikasi android yang digunakan untuk melakukan usaha jasa pengolahan tanah, jasa irigasi, jasa penanaman padi, jasa panen padi, jasa penggilingan padi, jasa jual benih, jasa jual gabah, jasa pelatihan untuk operator alsintan, perawatan dan perbaikan alsintan, dan jasa penjualan suku cadang alsintan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sementara, SAPA MEKTAN adalah aplikasi administrasi pengujian alsintan online berbasis android dan berbasis web yang digunakan di Laboratorium Penguji BBP Mektan,” ujar Amran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peluncuran inovasi teknologi mekanisasi lainnya yang dihasilkan Balitbangtan, antara lain: Smart irrigation, smart green house, telescoping boom sprayer, mobile dryer, Rice Upland Seeder by Farm Dozer, jarwo riding transplanter, penanam benih padi, alsin penanam tebu dan pemasang drip line irigasi, dan kandang ayam close system mendukung Program Bekerja (Bedah Kemiskinan, Rakyat Sejahtera).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Semua inovasi teknologi Badan Litbang yang dilaunching hari ini diharapkan diadopsi dan diproduksi massal oleh para perusahaan alsintan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani sehingga mampu meningkatkan produksi usahatani dan kesejahteraan petani,” jelas Amran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran mengakui peran perakayasa sangat penting, maka sejak awal kepemimpinannya, ia mendorong 1.128 peneliti Balitbangtan untuk melakukan inovasi dengan memberikan insentif berupa royalti.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amran juga meminta sejumlah stakeholder penting termasuk sejumlah kepala daerah, Kepala Pusat Bidang Diklat BPPT, Kepala PUSPIPTEK dan perwakilan dari sejumlah kampus, Perusahaan Alsintan, dan Para Perekayasa untuk mendorong sektor pertanian lebih berdaya saing.(RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan