Kementan Dorong Upaya Pemurnian Varietas, Cara Cepat Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat
Tanaman Kacang Kedelai dengan Menggunakan Benih Kedelai Bersertifikat.

Kementan Dorong Upaya Pemurnian Varietas, Cara Cepat Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat

Pilarpertanian - Untuk mengatasi kelangkaan kedelai, pada tahun 2022 ini Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menggaungkan Bangkit Kedelai dengan target produksi 1 juta ton. Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yuris Tiyanto menjelaskan, target produksi tersebut akan direalisasikan melalui penanaman kedelai pada lahan seluas 600 ribu hektar di 14 provinsi. Untuk itu akan dibutuhkan benih kedelai sekitar 24 ribu ton.


Dalam salah satu kesempatan, Koordinator Kelompok Penyediaan dan Pemanfaatan Benih Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Suharyanto menyampaikan, beberapa stok benih kedelai telah disertifikasi melalui sertifikasi baku pada bulan Maret-Juni 2022 yang dapat digunakan untuk penanaman. Kemudian untuk peningkatan penyediaan benih kedelai bersertifikat, perlu ditempuh langkah-langkah percepatan penyediaan benih sebar (BR) kedelai. Salah satu langkah percepatan yang dapat ditempuh adalah produksi benih sebar melalui pemurnian varietas.


Secara rinci, Suharyanto menjelaskan cara sertifikasi benih melalui pemurnian varietas tidak berbeda jauh dengan cara sertifikasi baku yaitu 1 varietas untuk 1 lokasi/unit tetapi dibatasi 1 unit luas areal maksimal 10 ha yang merupakan areal pertanaman kedelai untuk konsumsi. “Areal tersebut dapat berupa areal monokultur maupun polikultur (tumpang sari, tumpang sisip) dengan catatan luas pertanaman kedelai lebih dari 50% di areal polikultur,” ujarnya.


Adapun sertifikasi produksi benih bersertifikat melalui pemurnian varietas kedelai paling lambat diajukan pada fase generatif, sedangkan pemeriksaan lapangan pendahuluan dapat tidak dilakukan. “Meskipun demikian, tetapi harus dipastikan identitas asal usul kebenaran varietasnya, dan pemeriksaan pertanaman dilakukan minimal 1 kali pada saat umur pertanaman 10-20 hari sebelum panen,” lanjut Suharyanto.



Dengan demikian, proses sertifikasi melalui pemurnian varietas dimulai setidaknya pada saat tanaman kedelai konsumsi berumur 28-39 hari, dimana dimulainya fase generatif tergantung varietas dan agroklimat yang ditandai dengan munculnya bunga, dilanjutkan dengan pembentukan polong, pengisian polong hingga polong masak penuh. Benih yang dihasilkan dari pemurnian varietas ini, setelah diuji di laboratorium dan memenuhi standar mutu kelas benih sebar (BR/label biru) akan dilabel yang mencantumkan tulisan: BENIH UNGGUL BERSERTIFIKAT – PEMURNIAN VARIETAS – KELAS BENIH SEBAR dengan masa edar benih 4 bulan dihitung setelah selesai pengujian mutu benih.


Salah satu lokasi yang memungkinkan untuk dilakukan produksi benih melalui pemurnian varietas adalah Provinsi Jawa Tengah. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Provinsi Jawa Tengah Agus Sudjatono, mengatakan terdapat pertanaman kedelai varietas Grobogan dan Gepak Ijo seluas 1.791,5 ha di Kabupaten Grobogan dan varietas Grobogan seluas 198 ha di Kabupaten Kendal. “Progress saat ini, dari areal pertanaman kedelai konsumsi tersebut, telah mulai diproses sertifikasi melalui pemurnian varietas seluas 1.296,5 ha yang terdiri dari 1096,5 ha varietas Grobogan dan 200 ha varietas Gepak Ijo. “Sertifikasi ini didaftarkan off-taker CV. Sujinah dan CV. PB. Utama,” tambahnya.


Sisanya, terdapat areal varietas Grobogan seluas 328 ha lagi di Kabupaten Grobogan yang sedang diverifikasi untuk diproses lebih lanjut. Sisa areal pertanaman kedelai konsumsi seluas 508,5 ha tidak diproses untuk pemurnian varietas dikarenakan telah dilakukan panen muda dan telah tercukupinya kebutuhan benih varietas Gepak Ijo dari luasan yang diproses sertifikasinya.


Sebagai informasi, berdasarkan data dari Direktorat Akabi, sasaran luas tanam kedelai di Provinsi Jawa Tengah adalah 98.803 ha yang akan membutuhkan benih sebanyak 3.952 ton. Dari permurnian varietas di Kabupaten Grobogan dan Kendal, pada bulan April diperkirakan akan dapat menyediakan benih kedelai bersertifikat sebanyak 2.437 ton yang dapat digunakan untuk menanami areal seluas 60.925 ha. Sisa kebutuhan benih sebanyak 1.515 ton dapat dipenuhi dari kegiatan sertifikasi baku dan sertifikasi varietas lokal.


Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan perlu adanya peningkatan produktivitas kedelai lokal dari yang saat ini sekitar 1,5 ton/ha. “Kunci peningkatan produktivitas adalah dengan menggunakan benih unggul, penggunaan varietas-varietas baru yang memiliki potensi produktivitas di atas 3 ton/ha termasuk varietas hasil radiasi yang diproduksi oleh BATAN harus disosialisasikan kepada para petani,” ujarnya.


Menurut Suwandi, pola pemurnian varietas seperti yang dilakukan di Grobogan dan Kendal perlu dilakukan pula di provinsi lain yang ketersediaan benih kedelai bersertifikatnya sangat terbatas. Dengan penggunaan benih unggul dan teknik budidaya yang tepat guna sehingga produktivitas kedelai yang dihasilkan sesuai dengan potensinya, maka kelangkaan kedelai lokal akan dapat diselesaikan.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Jadi Petani, Pemuda Merauke ini Pendapatannya Tembus 20 Juta Perbulan

Jadi Petani, Pemuda Merauke ini Pendapatannya Tembus 20 Juta Perbulan

Pilarpertanian – Jadi petani di Merauke, Papua Selatan saat ini jadi profesi yang menjanjikan. Matius (21), seorang petani muda asal Kabupaten Merauke, Papua Selatan berhasil membuktikannya. Ia berhasil meraup pendapatan hingga 20 juta perbulan dari tugasnya sebagai operator mekanisasi (alat mesin pertanian) dalam menggarap lahan pertanian di Distrik Kurik, Merauke. Pendapatan Matius menunjukkan sektor pertanian […]

Nomor Pengaduan Mentan Amran Efektif! Masyarakat Adukan Pupuk Palsu, Perusahaan Langsung Di-blacklist

Nomor Pengaduan Mentan Amran Efektif! Masyarakat Adukan Pupuk Palsu, Perusahaan Langsung Di-blacklist

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) secara tegas memasukkan empat perusahaan pupuk ke dalam daftar hitam (blacklist) karena terbukti mengedarkan pupuk palsu. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa keputusan ini dibuat setelah menindaklanjuti laporan yang masuk ke kanal pelaporan Kementan. “Jadi kami menerima laporan dari nomor handphone yang kami sebar di media. Setelah kami […]

Daging Domba Impor Rugikan Peternak, Kementan Sidak 13 Gudang Importir Daging

Daging Domba Impor Rugikan Peternak, Kementan Sidak 13 Gudang Importir Daging

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke 13 gudang importir daging domba dan kambing pada Minggu (24/11). Langkah ini bertujuan memastikan pemasukan dan distribusi daging impor berjalan sesuai peraturan serta menjaga keberlangsungan usaha peternak lokal di tengah persaingan dengan produk impor. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, yang memimpin sidak […]

Komisi IV DPR RI Dukung Pemerintah Wujudkan Lumbung Pangan di Timur Indonesia

Komisi IV DPR RI Dukung Pemerintah Wujudkan Lumbung Pangan di Timur Indonesia

Pilarpertanian – Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah, menyampaikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan program lumbung pangan yang diluncurkan di Papua Selatan. Program ini merupakan wujud nyata dari visi Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mendorong kesejahteraan masyarakat lokal. “Saya sangat bahagia dengan keputusan Pak Mentan memilih Papua Selatan untuk […]

Mentan Amran Tindak Oknum Perusahaan Pupuk, Potensi Kerugian Petani Rp3,23 T

Mentan Amran Tindak Oknum Perusahaan Pupuk, Potensi Kerugian Petani Rp3,23 T

Pilarpertanian – Dalam upaya tegas memberantas korupsi dan mafia pangan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan keberanian dan komitmennya terhadap integritas dan keadilan demi petani Indonesia. Total 27 perusahaan akan ditindak sesuai jenis pelanggaran yang dilakukan. “Sebanyak 4 perusahaan yang memproduksi pupuk NPK terkategori palsu dan 23 perusahaan yang memproduksi pupuk di bawah […]

Merauke Menyala! Swasembada Pangan Bangkit dari Timur Indonesia

Merauke Menyala! Swasembada Pangan Bangkit dari Timur Indonesia

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto dapat direbut kembali. Mentan Amran menyebutkan Kabupaten Merauke, Papua Selatan sebagai wilayah yang berpotensi menjadi sentra produksi dan lumbung pangan yang mampu menopang Indonesia. “Swasembada mutlak kita rebut dan ini adalah gagasan besar Bapak Presiden. Kita mulai dari Timur. […]

Mentan Ajak Pemuda Wanam Bertani Modern Agar Kian Sejahtera

Mentan Ajak Pemuda Wanam Bertani Modern Agar Kian Sejahtera

Pilarpertanian – Dalam kunjungan kerjanya di Wanam, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para pemuda untuk mengadopsi pertanian modern dalam budi daya pertanian. Kata Mentan Amran, peran generasi muda sangat penting untuk pembangunan pertanian dan hal ini perlu didorong dengan mekanisasi pertanian. ”Bapak ibu, aku datang ke sini mengajak kita […]

Menyala! Petani Milenial Merauke Raup Pendapatan 15-20 Juta Per Bulan

Menyala! Petani Milenial Merauke Raup Pendapatan 15-20 Juta Per Bulan

Pilarpertanian – Upaya pemerintah dalam mengembangkan pertanian modern di lumbung pangan Merauke mulai menunjukkan hasil nyata. Pada kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ke lokasi optimasi lahan rawa di Kurik, Merauke, Senin (25/11/2024) pagi waktu setempat, salah seorang petani milenial Kurik bernama Matius, turut berbagi cerita suksesnya. Di hadapan Mentan Amran, Matius bercerita dengan […]

Wamentan Sudaryono Ungkap Potensi Besar Pertanian Indonesia di Forum Internasional OECD

Wamentan Sudaryono Ungkap Potensi Besar Pertanian Indonesia di Forum Internasional OECD

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian nasional dan menciptakan lapangan kerja. Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk membuka lebih banyak lahan budidaya serta hilirisasi pertanian guna memperkuat perekonomian dan ketahanan pangan. “Kami berencana menciptakan peluang baru […]