Kementan Kawal Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di Aceh
Pilarpertanian - Kementerian Pertania (Kementan) telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) serta memanfaatkan teknologi mutakhir, mekanisasi dan korporasi dari hulu hingga hilir. Fokus Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam satu tahun masa jabatannya adalah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti pada dan jagung sesuai arahan Presiden, untuk menekan impor agar dapat swasembada.
Amran mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini fokus pada peningkatan produksi padi dan jagung. Selain itu swasembada yang pernah diraih harus kembali dicapai dengan melanjutkan program-program yang baik. Salah satunya, Kementan menargetkan produksi beras pada tahun 2024 mencapai 35 juta ton, meningkat dibanding tahun 2023 saat ini berjumlah 31 juta ton.
Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bahwa, “Keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian. Untuk itu diperlukan langkah awal dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaman serta penyamaan persepsi dalam rangka mencapai swasembada padi dan jagung,” kata Dedi.
Kementan kembali menggenjot Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi dan jagung 2023-2024 guna meningkatkan produksi dan stok dalam negeri, salah satunya dengan melakukan pengawalan di Provinsi Aceh.
Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah pun menindaklanjuti arahan tersebut dengan menggelar rapat konsolidasi dan pembahasan exit strategi untuk Percepatan dan Perluasan Areal Tanam serta Optimalisasi Lahan dengan berbagai stakeholder di Pemerintahan Provinsi Aceh yang melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), POLDA (Dir. Intelkam dan Dir. Reskrim), Kodam Iskandar Muda (Kasdam dan WaAster) pada awal Maret 2024.
Munifah menyampaikan arahan Mentan bahwa perlu adanya percepatan luas baku sawah, jangan sampai ada lahan bera, serta perlu adanya optimalisasi peran pompa yang ada dan optimalisasi lahan. Hal tersebut didukung oleh Asda III Provinsi Aceh, ”Program percepatan tanam merupakan pekerjaan bersama oleh tim kerja baik itu satgas, polda, kodam dan pemprov Aceh”.
Kasdam dan Waaster juga mengharapkan sinergi semua pihak dalam mendukung ketahanan pangan. Polda Aceh yang diwakili Direktur Intelijen Keamanan dan Direktur Reserse Kriminal Khusus, juga mendukung kegiatan Kementan ini dan berharap kegiatan percepatan tanam ini dapat meningkatkan produksi pertanaman padi dan jagung.(ES/PW)