Kementan Lakukan Strategi Jaga Produksi Padi di Masa El Nino

Kementan Lakukan Strategi Jaga Produksi Padi di Masa El Nino
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi Saat Menyampaikan Keynote Speechnya dalam Bimbingan Teknis Propaktani Episode 1003 dengan Judul Strategi Menjaga Produksi Padi di Masa El Nino.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi ancaman fenomena iklim El Nino. Sejumlah langkah mitigasi telah disiapkan dalam bentuk program dan kebijakan yang komprehensif. Hal tersebut terungkap dalam Bimtek Propaktani Episode 1003 berjudul “Strategi Menjaga Produksi Padi di Masa El Nino” (Rabu/06-09-2023).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi dalam keynote speech-nya menyampaikan sejumlah langkah strategis menjaga produksi padi dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino. “Kita harus terus mewaspadai fenomena iklim El Nino tahun ini yang diperkirakan puncaknya pada bulan September dan masih berlanjut hingga Oktober dan November ini. Strategi besar yang diusung Kementan adalah antisipasi dini atau early warning system. Sejak April-Mei kami telah memantau kondisi iklim tahun ini dan telah dilakukan pengawalan dan gerakan lapang antisipasi fenomena iklim ini”, jelas Suwandi.

“Selanjutnya kini kami telah memasuki langkah-langkah adaptasi dan mitigasi dengan meminimalisir resiko-resiko yang timbul terhadap dampak fenomena iklim ini. Salah satu langkah mitigasi contohnya adalah memastikan suplai air terjaga ke sawah-sawah melalui penarikan selang yang terhubung dengan sumber air. Terakhir adalah kolaborasi antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang selalu terjaga dan bahu-membahu melakukan pengawalan, gerakan lapang penanganan dampak perubahan iklim, mapping atau pemetaan daerah serta menggerakkan Brigade El Nino yang ada di masing-masing daerah”, sebut Suwandi.

“Langkah operasional dari empat strategi tersebut (antisipasi dini, adaptasi, mitigasi dan kolaborasi adalah berupa Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino dengan melakukan tambah luas tanam 500 ribu hektar di 10 provinsi dan 100 kabupaten yang sudah dipetakan cocok dilakukan tambah luas tanam pada bulan Agustus dan September ini, perluasan areal tanam dan percepatan tanam untuk meningkatkan indeks pertanaman”, lanjut Suwandi.

Salah satu narasumber bimtek tersebut, Prof. Pantjar Sumatupang menjelaskan sejumlah proyeksi dampak El Nino pada produksi padi. “Pengaruh El Nino di Indonesia diperkirakan kuat terutama di wilayah Jawa, Sumatera bagian Selatan dan Nusa Tenggara. Pengaruhnya akan lemah di Sumatera bagian Utara dan Tenggara, Kalimantan bagian Utara dan Sulawesi bagian Utara. MH 2023/2024 mungkin akan mundur sekitar dua bulan. Jadi kuncinya adalah mapping atau pemetaan (merah, kuning, hijau) untuk dilakukan langkah-langkah strategis menjaga produksi padi. Salah satunya adalah memaksimalkan peningkatan produksi padi pada daerah-daerah yang pengaruh El Nino-nya lemah”, ujar Prof. Pantjar.

Andi Halu selaku Fungsional Analis Prasarana dan Sarana Pertanian Ahli Madya turut memberikan gambaran mengenai tata kelola irigasi pertanian dalam menghadapi El Nino. “Perlu dilakukan empat langkah dalam mengelola air pada daerah beririgasi untuk penanganan kekeringan yaitu pengawalan ketat gilir giring irigasi dari waduk, pemanfaatan sumber air dengan pompanisasi, pemanfaatan irigasi air tanah dangkal dan normalisasi saluran”, jelas Andi.

Dalam diskusi lebih lanjut, Yudi Sastro selaku Direktur Perbenihan Tanaman Pangan turut menjelaskan mengenai Gerakan Nasional (gernas) Penanganan Dampak El Nino. “Gernas dilakukan sepanjang bulan Agustus hingga Oktober 2023. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Dirjen sebelumnya, gerakan tersebut dilakukan di 10 Provinsi dan meliputi 100 kabupaten. Kegiatan yang dilakukan selama Gernas menggunakan metode traktor untuk olah lahan, mengejar air pada sumbernya dan pompanisasi, distribusi benih yang tepat dan lancar, gerakan pengendalian OPT dan DPI, hemat air, akses dan penyerapan KUR, asuransi, dan serap gabah/benih”, sebut Yudi.

Kementerian Pertanian akan terus mengawal langkah-langkah strategis tersebut sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. “Semua jajaran Kementan dari pusat sampai daerah dan stakeholder terkait harus terus mengawal dan menuntaskan setiap masalah-masalah dan tantangan pertanian untuk mengamankan produksi pangan nasional”, tegas Pria yang akrab disapa dengan sebutan SYL.

(Kontributor: Ronny Rianto, S.Si.) (PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan