Kementan Mendukung 30 Hektar Lahan Tadah Hujan Bandung Ditanam Padi Gogo
Pilarpertanian - Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi, meninjau perluasan areal tanam baru (PATB) seluas 40 hektar yang akan ditanami padi gogo di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Minggu (4/8/2024).
Wilayah Desa Tanjungwangi terletak 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 27°C dan curah hujan rata-rata 960 milimeter per tahun. Luas Desa Tanjungwangi adalah 637,625 hektar, dengan sebagian besar terdiri dari areal tanah kering dan areal tanah pertanian.
Desa Tanjungwangi berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Garut di selatan, tanah milik BKSDA di timur, dan Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka di barat. Sebagian besar wilayah terdiri dari tanah kering, sehingga mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, saat meninjau lahan pertanian di kawasan perbukitan Desa Tanjungwangi, melihat kelompok tani sedang membuka perluasan areal tanam baru (PATB) seluas 40 hektar. Dari luasan PATB tersebut, seluas 30 hektar akan ditanam padi gogo.
Padi gogo adalah jenis padi yang tidak ditanam di sawah seperti umumnya. Padi gogo ditanam di kebun atau ladang dan tidak memerlukan irigasi khusus. Daerah yang sering mengembangkan padi gogo adalah daerah tadah hujan, seperti kawasan perbukitan di Desa Tanjungwangi.
Suwandi didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah, unsur Forkopimda Kabupaten Bandung, petugas OPT, penyuluh pertanian, dan kelompok tani. Turut mendampingi Bang Bara, ahli penyubur tanaman.
Suwandi menyampaikan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, untuk meningkatkan produktivitas padi, perlu dilakukan percepatan tanam, perluasan areal tanam, penerapan teknologi pertanian modern berbasis korporasi, serta teknik pertanian yang ramah lingkungan.
“Di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ada luasan lahan 40 hektar di daerah perbukitan, dan seluas 30 hektar akan ditanami padi gogo. Ini merupakan program perluasan areal tanam baru (PATB), karena sebelumnya belum pernah ditanam padi,” kata Suwandi.
Di area PATB ini, Suwandi menyampaikan, sudah disiapkan banyak kandang kambing dan akan diternak 1.000 ekor kambing. Teknik pertanian organik akan diterapkan pada tanaman padi gogo.
“Bang Bara, mohon nanti dibantu penerapan teknik pertanian berbasis organik di area ini. Limbah kotoran kambing dimasukkan ke sawah, produk-produk samping atau produk ikutan limbah dari sawah dimasukkan untuk pakan kambing. Semua dilakukan secara baik dan terukur,” imbau Suwandi.
Suwandi menambahkan bahwa potensi lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bertani padi gogo masih luas di kawasan perbukitan ini. Untuk sistem pengairan tanaman padi gogo, digunakan teknologi terasering, di mana sumber air mengalir dari atas ke bawah. Petani di kawasan perbukitan ini juga menanam jagung dan sayur-mayur. Suwandi meminta Bang Bara mengaplikasikan teknologi yang dihasilkannya untuk meningkatkan produksi tanaman jagung, dari satu tongkol menjadi dua, tiga, hingga empat tongkol.
Menurut Galih, seorang petani di Desa Tanjungwangi, lahan perbukitan ini bisa produktif untuk pertanian. Petani menargetkan menanam padi gogo tiga sampai empat kali setahun.
“Sumber air dibor dengan kedalaman 55 meter, sudah bisa mendapatkan air,” ujar Galih.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah, menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang mendukung program pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung. Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara Dandim, ahli penyubur tanaman, petugas OPT, penyuluh pertanian, dan kelompok tani yang sedang membuka lahan pertanian untuk ditanami padi gogo.
Ningning berharap, PATB yang dilakukan di Desa Tanjungwangi mendukung program peningkatan produktivitas padi khususnya di Kabupaten Bandung dan umumnya di Provinsi Jawa Barat.(ND)