Kementan: Program Prioritas Tahun Ini Fokus Pada Stabilitas dan Ketersediaan

Kementan: Program Prioritas Tahun Ini Fokus Pada Stabilitas dan Ketersediaan
Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi Mengatakan Bahwa Prioritas Utama Kebijakan Pangan Nasional adalah Stabilitas dan Ketersediaan Pangan.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi padi nasional dalam memghadapi tantangan El Nino yang berlangsung lama. Tahun depan, pemerintah bahkan telah meningkatkan target produksinya, yaitu sebanyak 35 juta ton dari sebelumnya yang hanya 31,5 juta ton.

Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa stabilitas dan ketersediaan adalah prioritas utama dalam kebijakan pangan nasional. Menurut Mentan, upaya ini memerlukan fokus pada dua hal. Pertama, persiapan musim tanam pada November-Desember 2023 dan kedua mempersiapkan penyuluh serta sarana dan prasarana lainnya.

“Menjaga stabilitas, menjaga ketersediaan beras dan menjaga harga merupakan prioritas utama dalam kebijakan pangan nasional,” ujar Mentan pada kegiatan The Second International Conference on Agriculture, Natural Resources, and Rural Development (2nd ICANaRD) yang diselenggarakan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP Kementan) dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Kamis, 19 Oktober 2023.

Arief mengatakan untuk mewujudkan stabilitas dan produksi secara cepat, maka diperlukan kolaborasi antar kementerian dan lembaga yang mendukung kegiatan pembangunan pertanian nasional. Salah satunya Kementerian PUPR sebagai penyedia infrastruktur perairan.

“Koordinasi dan sinergi antar kementerian itu harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan lahan dan air agar budidaya padi sesuai dengan target yang ditentukan. Kemudian kita juga harus menjaga ketersediaan varietas benih unggul dan pupuk, serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu,” katanya.

Berikutnya, kata Arief, kesiapan penyuluh harus betul-betul menjadi perhatian bersama karena nantinya mereka akan mendampingi petani dalam berproduksi. Penyuluh harus menguasai teknologi dan memberi pengarahan pertanaman pada para petani.

“Petugas lapangan, terutama penyuluh pertanian harus aktif dan intensif membantu petani, khususnya dalam mengadopsi teknologi inovatif sepanjang musim tanam, mulai dari penanaman hingga panen. Melalui upaya ini, saya yakin Indonesia dapat memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri dan menjamin stabilitas harga pangan sepanjang tahun,” katanya.

Kepala Badan Pengembangan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan sektor pertanian harus beradaptasi untuk meningkatkan performanya terutama dalam meningkatkan produksi beras.

“Sektor pertanian harus beradaptasi untuk meningkatkan performanya untuk menghadapi perubahan iklim, permasalahan geopolitik dan tentu saja mengatasi dampak El Nino. Karena itu perlu dilakukan upaya yang lebih untuk meningkatkan produksi beras,” katanya.

Sebagai informasi, acara konferensi ini berlangsung selama dua hari pada 17-18 Oktober 2023 di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat. Pada hari pertama, konferensi dilaksanakan secara luring dan pada hari kedua diselenggarakan secara virtual.

Tema konferensi memiliki makna yang sangat penting yaitu beras. Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia dan Asia. Penyediaan beras sebagai makanan pokok menghadapi hambatan yang semakin sulit, terutama berkaitan dengan perubahan iklim global dan konflik geopolitik yang terjadi di berbagai wilayah.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan