Kementan Tingkatkan Produksi Lewat Benih Unggul dan Penanganan Pasca Panen
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan produksi pangan melalui penggunaan benih unggul hingga intervensi sampai kepada penanganan pasca panen. Benih unggul dan penanganan pasca panen yang baik berbasis teknologi modern merupakan kunci utama dalam keberhasilan budidaya untuk memperoleh produksi yang tinggi dengan kualitas dan harga jual yang tinggi pula.
Leader Team Propaktani Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ugi Sugiharto mengatakan benih bermutu adalah benih yang baik dan benar, dan memiliki 3 kriteria pokok yaitu baik secara genetik, fisik dan fisiologis terkait dengan hal tersebut untuk memperoleh kualitas kesehatan tubuh yang baik. Penggunaan teknologi pasca panen yang modern dapat menekan losses saat panen sehingga meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen memiliki nilai jual yang tinggi.
“Dalam rangka meningkatkan produktivitas, salah satu faktornya adalah benih karna benih adalah kunci kehidupan, benihnya bagus berarti hasil pertanamannya bagus. Benih dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas dengan syarat varietas sesuai dengan agroekosistem setempat, benih terjamin mutunya, tepat waktu tanam dan lokasi, tersedia, mudah diakses dan harga terjangkau kemudian benih tersebut harus bersertifikat.” ujar Ugi dalam acara Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani Episode 626 yang di selenggarakan oleh Ditjen Tanaman Pangan pada Kamis (15/9).
Hadir pada webinar ini, Kepala Distanhorbun Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, Rahmad Iqbal Nurkhalish menekankan pentingnya perencanaan pengembangan pertanian tanaman pangan melalui pendekatan sistem pertanian organik dan korporasi petani. Penerapan sistem pertanian ini sebagai laboratorium budidaya yang penggunaan benih unggul hingga penanganan pasca panen modern.
“Kita saat ini mendesain terkait dengan pengembangan tanaman pangan dengan sistem pendekatan kawasan dengan integrated farming yang merupakan salah satu inovasi pertanian untuk menunjang usaha-usaha tani tanaman pangan. Integrated farming di Kabupaten Sigi memadukan jenis-jenis usaha tani dalam satu kawasan baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kita juga melibatkan teman-teman peternakan untuk dalam pengembangan kawasan di sektor peternakan, melibatkan dinas perindustrian dan perdagangan untuk memfasilitasi dari aspek stabilisasi harga, dinas PUPR terkait dengan jaringan irigasi dan air bersih di wilayah tersebut dan dinas koperasi untuk mengembangkan koperasi berbasis pertanian sehingga menghasilkan sistem pertanian berkelanjutan,” paparnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementan tengah melakukan gerakan-gerakan untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan padi organik. Penggunaan benih unggul merupakan input produksi yang paling utama untuk digunakan petani hingga sampai kepada penerapan penanganan pasca panen yang modern untuk menekan kehilangan panen.
“Padi organik itu ada tahapannya melalui proses dan jarang yang instan. Syaratnya lahannya harus bebas dari bahan yang berbahaya apalagi airnya harus bebas dari bahan-bahan kimiawi, tidak ada pestisida persiapan lahan, budidayanya maupun panen dan pasca panen harus sertifikasi supaya bisa masuk di pasar dalam dan luar negeri dengan standar tertentu organiknya untuk melalui proses,” kata Suwandi.(PW)