Mesin Grafting Semi Otomatis Jawaban Untuk Benih Berkualitas

Mesin Grafting Semi Otomatis Jawaban Untuk Benih Berkualitas
Foto : Mesin Grafting Semi Otomatis

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kebutuhan bibit berkualitas khususnya pada tanaman tahunan seperti kakao dan tanaman buah menjadi faktor penting penentu keberhasilan usaha pertanian. Salah satu cara untuk menyediakan benih yang berkualitas adalah dengan metode sambung pucuk (grafting).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/4) bahwa benih mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualitas maupun kuantitas produksi budidaya tanaman. Kementerian Pertanian akan terus mengawal pengadaan benih yang bermutu untuk mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah. “Tanpa teknologi, benih yang berkualitas yang tepat jenis, tepat waktu dan dalam jumlah banyak, mustahil diperoleh”, urainya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perbanyakan benih dengan metode grafting sudah lama dikenal dan digunakan petani untuk memperbaiki sifat tanaman. Pada prinsipnya, grafting adalah menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan jaringannya) yang masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau jaringan yang digabungkan tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan bahwa salah satu kendala yang dihadapi petani dalam pengembangan tanaman pohon, baik komoditas perkebunan maupun hortikultura adalah penyediaan benih unggul bermutu secara cepat dalam jumlah besar. “Di Indonesia, metode Grafting masih dilakukan secara manual dan jumlah petani yang mampu melakukan grafting semakin terbatas.” Jelas Fadjry.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tenaga kerja grafting secara konvensional menggunakan pisau atau gunting grafting, sehingga mutu benih yang dihasilkan bervariasi tergantung dari keterampilan petani/tenaga grafting-nya. “Dengan terbatasnya tenaga kerja maka kapasitas hasil benih juga rendah, sebab satu hari per orang hanya bisa mendapatkan 75 tanaman hasil sambung pucuk, seperti pada tanaman kakao,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mempermudah proses grafting, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), salah satu unit dibawah Badan Litbang Pertanian telah membuat mesin grafting semi otomatis. Dengan mesin grafting semi otomatis ini, petani hanya perlu menyalakan mesin dan menyiapkan tanaman yang akan di sambung pucuk, dan petani akan mendapatkan benih dengan cepat dan kualitas yang seragam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Kepala BBP Mektan Agung Prabowo, hadirnya mesin ini juga dilatarbelakangi persentase keberhasilan tumbuh dari hasil Grafting manual yang masih di bawah 90 persen. Padahal, bibit hasil Grafting ini bisa menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Misalnya untuk bibit Kakao hasil Grafting adalah Rp 5-10 ribu per batang. Begitu pula bibit Grafting buah-buahan seperti jeruk, rambutan dan lainnya, bisa mencapai harga di atas Rp 25 ribu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Karena itu, BBP Mektan menciptakan mesin Grafting, guna mempermudah dan menghasilkan bibit yang berkualitas. “Dibandingkan dengan tenaga manual mesin ini bisa menghasilkan kapasitas lebih besar mencapai 10-15 kali lipat,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Astu Unadi, perekayasa yang menciptakan mesin ini menambahkan bahwa persentase keberhasilan tumbuh dari bibit hasil mesin Grafting tersebut bisa lebih dari 95 persen, meskipun yang mengoperasikannya tidak ahli Grafting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mesin Grafting ini juga bisa digunakan oleh segala jenis tanaman tahunan seperti kakao dan buah-buahan. “Bisa diatur, mau besar, mau tinggi, mau kecil sudah disesuaikan mesinnya,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mesin grafting semi otomatis ini berfungsi untuk memotong batang atas dan batang bawah, mengikat sambungan antara batang bawah dengan batang atas dengan alat pengikat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan gerakan maju dan mundur pisau potong batang yang akan disambung menggunakan sistem pneumatik yaitu double pneumatik silinder dengan linear guide dan gerakan penjepit batang yang akan disambung menggunakan jari-jari penjepit (gripper) sistem pneumatik. Untuk mengikat sambungan antara batang bawah dan batang atas menggunakan motor listrik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam pengoperasiannya, sangat sederhana sehingga tenaga Grafting yang dibutuhkan tidak perlu profesional. “Hanya perlu dilatih sebentar saja, sudah langsung bisa menggunakan mesin Grafting ini,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala BBP Mektan menjelaskan bahwa, mesin Grafting ini adalah prototipe ke 4 yang dikembangkan oleh BBP Mektan. Penyempurnaan model dan mesin selalu dilakukan sehingga dihasilkan mesin yang jauh lebih sederhana serta mudah dibawa (portabel), serta mempunyai kecepatannya grafting lebih tinggi. “Prototipe 1 dibutuhkan waktu 1,5 menit, sedangkan prototipe 4 cukup 30 detik saja untuk 1 bibit,” ungkap Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agung menambahkan bahwa sasaran utama dari mesin Grafting ini adalah petani pengusaha benih/bibit atau kelompok (korporasi) petani dengan kapasitas minimal 1000 batang bibit. “Satu mesin ini bisa menghasilkan benih/bibit untuk kapasitas 1 hektar dalam 1 hari saja,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini, prototipe mesin Grafting sudah mulai dikenalkan dan akan ditempatkan pada Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Hortikultura di Subang dan UPBS Kakao di Pakuwon, Sukabumi. “Selanjutnya mesin ini direncanakan akan ditempatkan di UPBS-UPBS milik Balitbangtan, dengan harapan agar UPBS khususnya penghasil bibit tanaman keras, mampu menghasilkan bibit berkualitas untuk masyarakat,” tutupnya. (OIR).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan