Pacu Publikasi Ilmiah, Polbangtan Kementan Benahi Jurnal Penelitian

Pacu Publikasi Ilmiah, Polbangtan Kementan Benahi Jurnal Penelitian
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - YOGYAKARTA- Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) terus memacu publikasi penelitian melalui pengembangan jurnal ilmiah. Pasalnya menurut amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tenaga pendidik seperti Dosen dituntut mampu menuangkan hasil penelitian dan gagasannya ke dalam artikel jurnal.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) yang menegaskan peran penelitian pertanian dan eksistensi professor riset bidang pertanian menjadi salah satu kunci keberhasilan program dan kemajuan pertanian. Pasalnya, berbagai terobosan pembangunan pertanian di antaranya adalah upaya peningkatan produktivitas dan produksi, pengembangan produk bernilai ekonomi tinggi serta mitigasi berbagai tantangan dapat diprediksi dan dilakukan pendekatan melalui riset, inovasi teknologi, rancangan kelembagaan, dan kebijakan yang dihasilkan secara tepat.

“Pembangunan pertanian harus berbasis riset dan teknologi, saya apresiasi kerja-kerja peneliti kita yang sudah menemukan dan menciptakan inovasi-inovasi unggul,” ujar SYL.

Pada keterangan terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan pertanian di era modern tidak bisa terlepas dari penerapan hasil penelitian. “Untuk itu berbagai hasil penelitian diaplikasikan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian,” kata Dedi.

Melalui kegiatan benchmarking, sejumlah pengelola Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian terbitan Polbangtan YOMA Jurusan Pertanian lakukan kunjungan ke Pengelola Jurnal Fakultas Pertanian, Unversitas Sebelas Maret (FP UNS). Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Jurusan Pertanian Polbangtan YOMA, Endah Puspitojati, disambut hangat oleh Wakil Dekan Bidang Riset Akademik beserta dengan jajaran pengelola jurnal Faperta UNS.

Endah mengutarakan maksud rombongannya berkunjung adalah untuk menggali ilmu pengelolaan jurnal yang telah dilakukan Faperta UNS sehingga dapat menembus indeksasi internasional.

“Kami punya satu jurnal ilmial di masing-masing jurusan sebagai wadah publikasi hasil penelitian dan berencana untuk mengembangkan jurnal khusus pengembangan masyarakat. Dari jurnal yang sudah kami kelola ini masih ada beberapa kendala pengelolaan, oleh karena itu kami bermaksud untuk berguru, menimba ilmu ke UNS yang tentunya sudah jauh lebih terkelola dengan baik jurnal-jurnalnya,” kata Endah.

Ia juga berharap dengan melakukan kunjungan ini, pengelola jurnal dapat berbagi pengalaman dan bertukar pikiran untuk dapat menemukan solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam mengelola Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (JIIP) milik Polbangtan YOMA.

Sementara, Eka Handayanta selaku Wakil Dekan Bidang Riset Akademik FP UNS berharap kedatangan Tim Polbangtan YOMA kepada pihaknya menjadi salah satu langkah yang tepat. Ia menututurkan bahwa pihaknya sudah memiliki beberapa jurnal yang sudah terkareditasi SINTA dan terindeks internasional.

“Sepuluh Jurnal Fakultas Pertanian UNS yang kami kelola sudah terakreditasi nasional dan sudah ada juga yang terindeks Scopus. Kami berharap dapat berbagi pengalaman dengan Polbangtan YOMA mengenai pengalaman kami mengelola jurnal sehingga dapat diterapkan di Polbangtan,” tutur Eka.

Mujiyo, Kepala Bidang Indeksasi Internasional sekaligus Dosen Program Studi Ilmu Tanah FP UNS, yang turut hadir menemui rombongan berpesan bahwa dalam pengelolaan jurnal yang paling utama adalah komitmen SDM. “Butuh orang-orang orisinil yang memang ‘gila’ jurnal, ketika dia mengerjakannya pun dengan perasaan senang tanpa paksaan sehingga hasilnya maksimal,” ujarnya.

Kunci pengelolaan Jurnal FP UNS ini, menurut Mujiyo, ada di Asisten Dewan Redaksi. Mereka adalah personil yang menggawangi mulai dari review hingga penerbitan jurnal. “Kami (para dosen) ini dibantu oleh Asisten Dewan Redaksi yang sifatnya ‘palu gada’, kemudian juga diperkuat oleh Tim TI yang mempuni sehingga jika ada masalah teknis yang berkaitan dengan teknologi dapat cepat teratasi,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan bahwa untuk membangun komitmen, maka pihak-pihak yang terkat harus lebih dulu mempunyai kepentingan bersama, “kita harus punya kepentingan bersama, dosen butuh untuk PAK, jurusan atau prodi butuh untuk akreditas, lembaga butuh untuk reputasi, berangkat dari kepentingan-kepentingan tersebutlah nantinya dibangun komitmen bersama,” pungkasnya.J
HG

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan