Pastikan Kesiapan Tanam, Kementan Lakukan Monitoring di Lokasi Penanaman di Maluku Utara

Pastikan Kesiapan Tanam, Kementan Lakukan Monitoring di Lokasi Penanaman di Maluku Utara
Kegiatan Monitoring Kesiapan Lahan dan Percepatan Tanam di Kelompok Tani Galoja, Kecamatan Galela Barat, Halmahera Utara, Maluku Utara.

Pilarpertanian - Dalam rangka peningkatan produksi kedelai nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) bersama dengan Dinas Pertanian Kab. Halmahera Utara melakukan monitoring kesiapan lahan dan percepatan tanam di kelompok tani Galoja Kec. Galela Barat pada hari Selasa (12/09/2023).

Diketahui, Provinsi Maluku Utara sudah hampir 5 tahun terakhir belum pernah menerima banpem kedelai, hal ini terjadi karena harga kedelai konsumsi selalu tidak menarik bagi petani sehingga petani kurang berminat untuk bertanam kedelai. Pada tahun 2023, Provinsi Maluku Utara mengajukan usulan CPCL penerima banpem kedelai untuk jadwal tanam September 2023.

Untuk mendukung pengembangan kawasan kedelai di Provinsi Maluku Utara, Direktorat Akabi memberikan bantuan berupa benih kedelai 50 kg/ha, NPK 50 kg/ha, pupuk hayati cair 3 liter/ha dan pestisida atau herbisida 1 liter/ha.

Monitoring kesiapan lahan ke lokasi poktan penerima banpem benih kedelai diharapkan mampu memastikan bahwa lokasi tanam belum ditanam oleh komoditas lain, serta benih kedelai dan saprodi lain yang telah diterima oleh petani sesuai dengan mutu yang terjamin.

“Sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di tengah krisis pangan dunia, beberapa negara sudah menyetop ekspor pangannya termasuk komoditi kedelai, untuk mengatasi itu tidak ada cara lain selain kita harus mengembangkan komoditi kedelai dalam negeri sehingga kebutuhan kedelai dalam negeri bisa kita penuhi sendiri. Dan ini merupakan peluang bagi petani karena kedelai sekarang memiliki nilai jual yang bagus, jadi petani tak perlu lagi ragu untuk menanam kedelai.

Ditempat yang berbeda, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, “mengapresiasi kegiatan ini, ia berharap pengembangan kedelai dapat dimasifkan ke semua daerah di Indonesia sehingga kebutuhan kedelai dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri tentunya perlu dukungan dari semua pihak baik daerah maupun pusat terutama petani sendiri”, terangnya.

Hal ini diharapkan agar petani termotivasi untuk bertanam kedelai dan merawat tanaman sampai tanaman berproduksi dengan baik. Saat ini, harga kedelai konsumsi berkisar Rp 10.500 – Rp 11.000,- per kg. Harga kedelai internasional mengalami kenaikan karena banyak negara produsen kedelai mengalami gangguan produksi akibat iklim serta masih adanya beberapa negara yang berdampak dengan pandemik covid 19.

Secara terpisah, Direktur Akabi Enie Tauruslina menjelaskan, “daerah-daerah yang sebelumnya menjadi sentra kedelai di Provinsi Maluku Utara harus dapat kita munculkan kembali minat petani untuk bertanam kedelai sehingga petani mampu meningkatkan produksi kedelai dan mampu memenuhi kebutuhan bahan baku tahu tempe untuk wilayah Maluku Utara”, jelasnya.

Enie berharap Kab. Halmahera Utara serta kabupaten lainnya di Prov. Maluku Utara mampu mengembalikan wilayahnya bertanam kedelai, mengingat kondisi harga kedelai konsumsi saat ini sedang baik sehingga pasokan kedelai untuk wilayah timur mampu terus terpenuhi dari lokasi sekitar.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kab. Halmahera Utara, Bapak Piet Hein Anthony menjelaskan kebutuhan kedelai untuk wilayah Halmahera Utara masih dipenuhi oleh provinsi tetangga seperti dari Sulawesi Utara. Dengan adanya banpem kedelai yang diterima oleh kelompok tani pada tahun 2023 dapat terus memacu petani bertanam kedelai.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan