Pengembangan Kawasan Kedelai Berbasis Korporasi Hulu-Hilir Siap Dilaksanakan di Kabupaten Gunung Kidul

Pengembangan Kawasan Kedelai Berbasis Korporasi Hulu-Hilir Siap Dilaksanakan di Kabupaten Gunung Kidul
Gerakan Merdeka Tanam Kedelai serta Sosialisasi Pengembangan Kawasan Kedelai Berbasis Korporasi Hulu-Hilir di Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pilarpertanian - Dalam rangka mendukung ketersediaan pangan dan konsumsi pangan berkualitas, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus mendorong peningkatan produksi kedelai, melalui Sosialisasi Pengembangan Kawasan Kedelai Berbasis Korporasi Hulu-Hilir di Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, DIY pada hari Kamis, 01 September 2022. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Gunung Kidul, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan, Wakil Ketua DPRD Gunung Kidul, Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, Camat Ponjong, PPL dan petani se Kecamatan Ponjong.

Direktur Akabi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Yuris Tiyanto, mengatakan, “pola pengembangan komoditi kedelai dan aneka kacang lainnya harus terintegrasi dari hulu-hilir untuk dapat meningkatkan nilai tambah usaha tani”. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden pada Ratas 23 Mei 2022, dimana ditekankan agar dikembangkan komoditas prioritas dengan menyediakan offtaker dan direncanakan secara terintegrasi antar Kementerian Lembaga Terkait serta sistem pembiayaan juga terintegrasi lintas Kementerian Lembaga dan tidak tergantung pada APBN tetapi bisa melalui sumber pembiayaan lain (KUR, BUMN, Swasta, Investor).

Yuris Tiyanto mengatakan, “di tengah krisis pangan global, kita harus melakukan kegiatan ekstraordinary, produksi, nyata untuk peningkatan produksi substitusi impor dan peningkatan ekspor serta digitalisasi sistem sampai dengan pelaporan”.

Konsep pengembangan berbasis korporasi hulu-hilir mengintegrasikan kegiatan usaha tani kedelai mulai dari pengolahan tanah, pembibitan, pemeliharaan tanaman, panen dan pasca panen, pemasaran serta pembiayaan usaha tani yang tidak terpisahkan. Dalam sebuah kawasan kedelai tersebut, per unit memiliki luasan 500 ha terdiri dari kegiatan perbenihan seluas 40 ha, sekolah lapang 25 unit @20 ha dan unit pengolahan tahu/tempe 5 unit @100 ha. Dengan adanya kawasan kedelai ini diharapkan dapat mengakselerasi peningkatan produksi kedelai nasional.

Dukungan anggaran APBN untuk pengembangan kedelai nasional pada tahun 2022 seluas 352 ribu ha dimana bantuan untuk Provinsi DIY seluas 8.853 ha (3.583 ha reguler dan 5.000 ha ABT), sementara alokasi Kabupaten Gunung Kidul seluas 5.650 ha (2.650 ha reguler dan 3.000 ha ABT).

Wakil Bupati Gunung Kidul, Heri Susanto mengatakan “sektor merupakan penopang ekonomi rakyat, dan Pemda Gunung Kidul siap bersinergi dengan Kementan dalam mendukung program pengembangan berbasis korporasi hulu-hilir”. Wakil Bupati, Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY Sugeng Supriyanto juga mengatakan “Gunung Kidul berkomitmen untuk mengembangkan kedelai yang merupakan andalan di DIY dan kita harus segera mulai bergerak saat ini,” tambah nya.

Kegiatan dilanjutkan dengan Gerakan Tanam Kedelai di Desa Sambirejo, Kecamatan Ponjong.

“Gerakan tanam kedelai memberikan semangat kepada petani dan para pemangku kepentingan. Gerakan ini merupakan upaya meningkatkan produksi kedelai nasional, serta yang terpenting harus bersama-sama, guna mendukung kebangkitan nasional, yang mendorong kebangkitan rakyat Indonesia. Dengan bangkitnya kedelai, maka kita akan mensubstitusi impor sehingga kita bisa menghemat devisa untuk negara. “Semangat Bangsa ku, Semangat Negeri ku” kata Yuris dengan semangat.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, mengapresiasi kegiatan ini, ia berharap pengembangan kedelai dapat dimasifkan ke semua daerah di Indonesia, sehingga kebutuhan kedelai dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri, tentunya perlu dukungan dari semua pihak baik daerah maupun pusat terutama petani sendiri.

“Sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di tengah krisis pangan dunia, beberapa negara sudah menyetop ekspor pangannya termasuk komoditas kedelai, untuk mengatasi itu tidak ada cara lain selain kita harus mengembangkan komoditas kedelai dalam negeri, sehingga kebutuhan kedelai dalam negeri bisa kita penuhi sendiri. Dan ini merupakan peluang bagi petani karena sekarang memiliki nilai jual yang bagus, jadi petani tidak perlu ragu lagi untuk menanam kedelai”, terang Suwandi.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan