Perhutanan Sosial Bebas Bencana Alam dan Menggerakkan Ekonomi

Perhutanan Sosial Bebas Bencana Alam dan Menggerakkan Ekonomi
Foto: Lahan Pertanian

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian mendorong upaya peningkatan produksi jagung melalui program tumpangsari dan tanam sisip jagung di perhutanan sosial. Konsep ini sangat sesuai bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran hutan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita ingin masyarakat jangan merusak hutan, namun mereka tetap dapat penghasilan dari sektor pertanian. Bahkan kita akan bantu benihnya, asalkan kelestarian hutan tetap terjaga,” kata Suwandi Dirjen Tanaman Pangan Kementan di Jakarta, Senin (23/12).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementan menurut Suwandi akan menghentikan bantuan benih jagung bila ternyata ditemukan perusakan hutan, akibat memaksakan bertani. Dirinya menegaskan konsep perhutanan sosial dan tumpangsari adalah solusi terbaik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tidak boleh menebang pohon di hutan bila mau bertani, karena hutan diperlukan untuk menjaga air dan mencegah bencana,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirinya memberikan contoh petani di Tuban yang berhasil bertani dengan konsep tumpangsari dan tanam sisip, antara tanaman sengon dan jati. Mereka mampu panen 4.5 ton per Ha dan dapat sejahtera.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Itu salah satu contoh petani yang kreatif dan mandiri. Bahkan mereka dapat KUR dari usahanya. Kami dukung petani yang seperti ini. Jaga hutan, bebas bencana, dan ekonominya meningkat,” ujar Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menyikapi beberapa aduan LSM di wilayah Bima NTB terkait timbulnya bencana akibat pertanaman jagung, Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan Takdir Mulyadi mengatakan Kementan memberikan bantuan benih sesuai prosedur dan kebutuhan daerah melalui dinas pertanian. Bahkan disertai surat tanggung jawab mutlak dari dinasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bantuan itu jelas Calon Petani dan lahannya (CPCL). Pengawasan benihnya pun dilakukan dinas pertanian, karena mereka yang paham kebutuhan petani dan lahannya. Jadi tidak benar ada paksaan dari Kementan untuk pengembangan jagung,” kata Takdir. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan