Pernyataan Ketum Perpadi, Pengamat: Baca Data Jangan Sepenggal-penggal
Peneliti Indonesia Politic, Economic, and Policy Institute (IPEC) Bramastyo Bontas Prastowo Mengatakan Bahwa Impor Beras Perlu Dilakukan Jika Mengaca Kepada Kondisi Indonesia 9 Bulan Lalu.

Pernyataan Ketum Perpadi, Pengamat: Baca Data Jangan Sepenggal-penggal

Pilarpertanian - Peneliti Indonesian Politic, Economic, and Policy Institute (IPEC), Bramastyo Bontas Prastowo mengkritik pernyataan Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso. Bram -sapaannya- menilai apa yang disampaikan Eks Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian periode 2006 – 2010 dan setelah itu menjadi Kabulog tersebut terkait stok beras sedikit keliru.


Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi belum lama ini, Sutarto menyebut perlunya impor beras lantaran berkaca kondisi dua tahun lalu. Di mana Indonesia mengalami defisit selama 9 bulan. Sehingga impor beras tak bisa lagi dihindarkan.


“Benar memang (defisit), tapi kekurangan (9 bulan) itu tertutupi 3 bulan yang surplus. Sehingga suplai akhirnya mencapai 1,34 juta ton. Surplus tiap tahun,” kata dia ketika dihubungi, Jumat (14/4).


Direktur Lembaga Lensa Analitica Indonesia itu menambahkan, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020-2021 terjadi surplus beras. Artinya kebutuhan beras nasional tercukupi. “Tidak ada impor beras Bulog. Aman (stok),” jelas dia.



Dia menegaskan justru pada saat panen raya itulah kesempatan Bulog menyerap gabah/beras petani sebanyak-banyaknya, sehingga stok Bulog menjadi banyak alias mencapai target pengadaan beras dari petani. “Ini seharusnya yang menjadi prioritas,” kata dia.


Bram mengatakan perlunya membaca data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS dengan cermat alias tidak sepenggal-penggal. Sehingga, lanjut dia, data yang disampaikan kepada publik benar-benar komprehensif.


“Misalnya dalam konteks beras. Jangan sepenggal membaca data musim gadu saja, padahal ada 3 bulan panen raya,” beber Ekonomi Jebolan Universitas Padjajaran itu.


Bram tak paham mengapa penjabaran data yang disampaikan Sutarto hanya sepenggal saja dan tidak utuh. “Statement yang bersangkutan membuat publik bingung. Karena sudah jelas dari BPS kalau produksi melimpah dan neraca beras surplus terus setiap tahunnya. Dan publik sudah paham betul dalam setahun itu Indonesia punya musim panen raya dan ada musim gadu, publik juga paham wilayah sentra-sentra beras, jadi tidak ada masalah dengan produksi, justru mesti dibenahi itu sistem logistik, sistem distribusiinya baik antar musim dan antar wilayah,” tutup dia.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Hasil Lebih Rendah, Biosaka Menekan Pupuk NPK 50% Tidak Terbukti

Hasil Lebih Rendah, Biosaka Menekan Pupuk NPK 50% Tidak Terbukti

Pilarpertanian – Klaim bahwa Biosaka dapat menjadi substitusi 50% pupuk NPK dan meningkatkan hasil produksi tanaman pangan, tidak dapat dibuktikan. Perlakuan dengan Biosaka justru memberikan hasil yang lebih rendah ketimbang perlakuan tanpa pupuk. Sanggahan tersebut dikemukakan Dr. Ir. Arief Hartono M.Sc., Agr dari Tim Kajian Institut Pertanian Bogor (IPB) pada webinar bertajuk ‘Pandangan HITI dan […]

Mentan SYL di Hari Keamanan Pangan, Ajak Semua Pihak Jaga Pangan Indonesia

Mentan SYL di Hari Keamanan Pangan, Ajak Semua Pihak Jaga Pangan Indonesia

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam melakukan pengawasan produk hewan di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan SYL pada puncak peringatan hari keamanan pangan sedunia atau World Food Safety Day (WFSD) yang digelar di Auditorium Kantor Pusat Kementan, Jakarta. “Momentum peringatan ini harus menjadi upaya bersama dalam menjaga […]

Tim IPB: Biosaka Harus Disertai Pupuk (Organik, Anorganik, Hayati) untuk Menjaga Ketersediaan Hara Tanah

Tim IPB: Biosaka Harus Disertai Pupuk (Organik, Anorganik, Hayati) untuk Menjaga Ketersediaan Hara Tanah

Pilarpertanian – Penggunaan Biosaka dalam praktek budidaya tanaman harus selalu didasarkan pada status hara tanah dan kebutuhan minimal tumbuhan akan unsur hara. Tentunya, pemberian Biosaka tidak bisa berdiri sendiri, harus diimbangi pemberian pupuk organik dan/atau anorganik, agar keberlanjutan ketersediaan hara di dalam tanah selalu terjaga. Rekomendasi tersebut dikemukakan Dr. Ir. Arief Hartono, M.Sc., Agr, salah […]

Dukung Kementerian Pertanian, BBPOPT Lakukan Gerakan Tanam MT 2023

Dukung Kementerian Pertanian, BBPOPT Lakukan Gerakan Tanam MT 2023

Pilarpertanian – Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sebagai bangsa. Tanpa pangan yang cukup dan berkualitas, tidak ada kemajuan yang dapat kita capai. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa produksi pangan mencukupi kebutuhan semua orang di negeri ini. Untuk itu sebagai wujud nyata dalam membangun […]

Di Tangerang, Wamentan Harvick Dorong Pengembangan Pusat Kawasan Agropolitan

Di Tangerang, Wamentan Harvick Dorong Pengembangan Pusat Kawasan Agropolitan

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mendorong pengembangan pusat kawasan agropolitan (puskagoro) yang terintegrasi langsung dengan berbagai komoditas unggulan pertanian maupun peternakan di seluruh Indonesia. Menurut Wamen, puskagoro adalah sistem pertanian modern yang perlu dikembangkan bersama untuk mendongkrak produktivitas. “Saya berharap dengan adanya pusat kawasan agropolitan (puskagoro) ini, ketahanan pangan nasional dapat […]

Senator Komite II DPD RI Puas Atas Kerjasama dan Kinerja Kementan

Senator Komite II DPD RI Puas Atas Kerjasama dan Kinerja Kementan

Pilarpertanian – Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai mengaku sangat puas dengan kerja sama, respon tanggap dan upaya kerja cepat yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk setiap keluhan yang dihadapi berbagai daerah. Hal ini didukung dengan program – program kerja Kementan yang berfokus pada peningkatan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani. “Jadi pertemuan tadi cukup […]

40 Ribuan Petani dan Nelayan Bakal Hadiri Penas Petani Nelayan XVI 2023 di Sumbar

40 Ribuan Petani dan Nelayan Bakal Hadiri Penas Petani Nelayan XVI 2023 di Sumbar

Pilarpertanian – Gelaran Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XVI Tahun 2023 sudah di depan mata. Berbagai persiapan pun telah dirampungkan untuk menyambut event penting yang akan berlangsung di Kawasan Lanud Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 10-15 Juni 2023 mendatang. Seperti diketahui, PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2023 menjadi bagian strategis dari upaya konsolidasi […]

40 Ribuan Petani dan Nelayan Bakal Hadiri Penas Tani Nelayan 2023 di Sumbar

40 Ribuan Petani dan Nelayan Bakal Hadiri Penas Tani Nelayan 2023 di Sumbar

Pilarpertanian – Gelaran Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan sudah di depan mata. Berbagai persiapan pun telah dirampungkan untuk menyambut event penting yang akan berlangsung di Kawasan Lanud Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 10-15 Juni 2023 mendatang. Seperti diketahui, Penas tahun ini akan menjadi bagian strategis dari upaya konsolidasi bersama dalam menjaga […]

Kementan dan KTNA Jalin Komitmen Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Global

Kementan dan KTNA Jalin Komitmen Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Global

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) membangun komitmen bersama dengan KTNA (Kontak Tani Andalan Indonesia) dalam hal antisipasi perubahan iklim dan krisis pangan global. Komitmen tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis yang disaksikan dan ditandatangani langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) di akhir kegiatan Workshop Program Kementan, Komitmen KTNA dan Rekomendasi Antisipasi Perubahan Iklim […]