Poktan Gapsera Seputih Raman Berdayakan Petani Milenial Berinovasi dan Ramah Lingkungan

Poktan Gapsera Seputih Raman Berdayakan Petani Milenial Berinovasi dan Ramah Lingkungan
Foto: Ketua P4S Saung Bambu, Supardi saat menunjukkan hasil produk BERASERA.

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Perkumpulan Kelompok Tani (Poktan) Gapsera Sejahtera Mandiri di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah yang tergabung dalam BPP Seputih Raman memberdayakan petani milenial untuk mendorong inovasi di bidang pertanian. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Petani milenial merupakan salah satu program pemberdayaan yang dilakukan oleh BPP Seputih Raman yang bertujuan untuk mendorong terbentuknya inovasi di bidang pertanian,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah, Khresna Rajasa, di Lampung Tengah, Kamis (5/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal senada juga dikatakan oleh salah satu anggota Perkumpulan Poktan Gapsera Mandiri “Petani milenial menjadi salah satu bentuk motivasi untuk membangun keinginan para generasi muda, agar mau bercocok tanam dan mengembangkan bidang pertanian,” ucap Sulkarlin dalam Kunjungan Pers di P4S Saung Bambu, Kampung Rejo Asri, Seputih Raman, Lampung, Kamis (5/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Poktan Gapsera Sejahtera Mandiri, merupakan sebuah wadah perkumpulan petani yang memiliki fokus usaha di bidang budidaya padi tanpa penggunaan pestisida, hingga pengolahan (penggilingan) dan pemasarannya. Poktan ini juga termasuk dalam Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Saung Bambu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Petani padi anggota Gapsera juga mengusung program pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu dengan melakukan sistem budidaya padi tanpa menggunakan bahan racun kimia sintetik sebagai alternatif pengendalian hama dan penyakit tanaman, digunakan berbagai macam agen hayati musuh alami. Selain itu digunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan di sekitar yang dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Petani juga diwajibkan menanam tanaman bunga refugia sebagai tempat konservasi musuh alami hama. Serta penggunaan pupuk kimia juga ditekan dengan memaksimalkan pupuk kompos sebagai gantinya. Sehingga diperoleh produk sehat yang bebas kandungan residu pestisida.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
An okduksi padi yang dihasilkan keseluruhan mencapai 131 ton per musim tanam dengan rata-rata panen 5,3 ton/ ha. Padi hasil panen yang diperoleh dari sawah petani kemudian diolah dan dikemas menjadi produk beras di pabrik RMU milik petani. Produk beras yang dihasilkan tersebut diberi merek BERASERA. Saat ini BERASERA telah diproduksi sebanyak 38,7 ton. BERASERA juga lolos uji residu pestisida dari Sucofindo, sertifikat layak edar dari Kementrian Pertanian dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berbagai kegiatan di P4S Saung Bambu juga dilakukan yang meliputi, budidaya tanaman ramah lingkungan, pelatihan pertanian organik dan System Rice Intersification (SRI), pembuatan pestisida nabati, pembuatan agen hayati, pembuatan pupuk organik, pembuatan Micro Organisme Local (MOL), peningkatan benih, serta menyediakan beras organik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami punya tujuan ketika petani mengalami kendala budidaya, kami bisa sebagai tempat petani untuk bertanya, mencari solusi, bagaimana petani berjalan dalam budidayanya dengan baik. Selain itu Saung Bambu ini membentuk tempat berkumpul untuk petani belajar, semua petani yg ingin berbudidaya dipersilahkan. Mengajak warga milenial agar tertarik dipertanian.” Ujar Ketua P4S Saung Bambu, Supardi. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan