Produksi Jagung Melimpah, Komisi IV DPR RI Minta Menko Darmin Jangan Bicara Impor, Tapi Turun ke Lapangan

Produksi Jagung Melimpah, Komisi IV DPR RI Minta Menko Darmin Jangan Bicara Impor, Tapi Turun ke Lapangan
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Pilar – Ketua Komisi IV DPR RI, Roem Kono sangat menyayangkan kebijakan Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution yang kembali membuka keran impor jagung untuk pakan ternak tanpa kuota hingga pertengahan Maret 2019 akibat pasokan kurang. Pasalnya, produksi jagung saat ini melimpah karena berbagai daerah sedang memasuki musim panen raya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Perlunya impor jagung itu kan hanya pendapat Pak Menko Darmin saja jika dilihat dari sisi ekonomi. Tapi dilihat dari fakta lapangan tidak begitu, justru awal tahun 2019 ini kita sedang menghadapi panen raya jagung. Pak Menko Darmin sebaiknya turun ke lapangan,” demikian diungkapkan Roem Kono saat panen raya jagung di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Rabu (30/1).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berangkat dari fakta lapangan, Roem Kono meminta Menko Perekonomian, Darmin Nasutioan agar sekali-sekali melihat karya-karya petani jagung. Selain Gorontalo, daerah yang memasuki panen raya saat ini yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera serta hampir seluruh Indonesia akan panen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi, sebaiknya jangan terlalu banyak bicara impor jagung. Impor itu diperlukan hanya sewaktu-waktu saja dan memang kondisi produksi jagung Indonesia hingga saat ini sudah mencapai swasembada,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Roem Kono menjelaskan selama volume impor masih di bawah 10 persen, produksi dalam negeri dapat disimpulkan mencapai swasembada. Terbukti, di tahun 2019, impor jagung hanya 30 ribu ton, sementara produksi jagung 3 sampai 4 juta ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi impor 30 ribu ton itu tidak perlu dibesar-besar. Seharusnya yang kita bicarakan produksi pada Januari 2019 mencapai 1,2 juta ton,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Roem Kono pun menambahkan untuk produksi di Gorontalo saja di bulan Januari 2019 mencapai 300 ribu ton. Kemudian, produksi jagung secara nasional hingga Maret 2019 mencapai 3 sampai 4 juta ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jangan sampai hasil kerja keras petani diabaikan, demi segelintir orang yang menikmati keuntungan. Jadi ketersediaan jagung dalam negeri aman. Jumlah impor saja kan 30 ribu ton masih jauh di bawah produksi di Gorontalo,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Roem Kono menegaskan melihat fakta lapangan dan data tersebut, Menko Perekonomian Darmin Nasution tidak etis membicarakan ke publik tentang perlunya impor. Namun hal itu sebaiknya dibicarakan pada rapat koordinasi saja.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi sekali lagi saya tegaskan Pak Menko Darmin harus turun ke lapangan, lihat fakta data lapangan. Saya optimis produksi jagung kita saat mencukupi kebutuhan,” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Gorontalo, Rusli Habibi mengatakan di tahun 2018, produksi jagung di Gorontalo sangat membanggakan. Hal ini terlihat dari Gorontalo mampu mengekspor jagung yakni 113 ribu ton, padahal ditargetkan 58 ribu ton.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kenapa ini bisa dicapai? Karena Kementan memberikan bantuan bibit unggul dan tidak melalui tender, pupuk pun turun tepat waktu, dikawal oleh TNI,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terpisah, petani jagung Desa Mardingding Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo, Rosanta Boru Karo Sopian Ginting mengatakan bantuan benih jagung dari pemerintah turun tepat waktu. Hasilnya, saat ini telah dipanen 10 sampai 12 ton per hektar dan harga Rp 4.500 per kg. “Kami bersyukur sekarang jagung banyak berton-ton. Jangan datangkan dari luar (red. Impor), masih dari dalam saja masih banyak, supaya harga tetap tidak berkurang” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi, datanglah ke Mardingding, datanglah sekali-sekali ke sini. Kami lagi panen jagung,” pintanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Sarjana Purba mengatakan saat ini sedang panen raya jagung seluas 6.000 hektar dan masih ada 25.000 belum dipanen, hasilnya berkisar 10 ton per hektar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Panen jagung awal tahun 2019 ini banyak. Kami optimis tidak butuh impor,” tuturnya. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan