Produktivitas Padi Di NTT Menyamai Jawa

Produktivitas Padi Di NTT Menyamai Jawa
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Pilar – Saat ini program Upaya Khusus (Upsusu) Kementerian Pertanian (Kementan) telah dilaksanakan sejak awal 2015. Hasilnya di NTT telah mengubah lahan kering dan gersang menjadi kawasan sawah yang produktif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kini telah ada hamparan berhimpit di kecamatan Lembor kabupaten Manggarai Barat seluas 4.000 ha lebih. Jadi masih adanya beberapa pihak yang sampai saat ini memahami NTT itu identik dengan kering dan gersang telah terbantahkan,” demikian kata Kepala Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP), Badan Litbang Kementan, Syamsuddin saat melakukan panen padi Ciherang dan IR-64 di Kelurahan Siru (Kelompok Tani “Ingin Jaya Maju I”) dan kelompok tani Tangge di kelurahan Tangge Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat (22/12/2017).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Syamsudin menyebutkan produktivitas padi di lahan tersebut telah menyamai padi yang diproduksi di Jawa yaitu antara 7.6 hingga 8,3 ton per ha GKG (gabah kering giling).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Luas areal yang dipanen kali ini ada 35 hektar dari total 120 hektar. Dengan hasil ini swasembada beras di NTT optimis bisa terwujud,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk diketahui, populasi penduduk Manggarai Barat sekitar 251.689 jiwa atau sekitar 5% dari total penduduk NTT yang jumlahnya mencapai 5.120.061 orang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Distan Manggarai Barat, Anggalipus Gapul menyampaikan bahwa sejak 2015 Manggarai Barat sudah swasembada beras, bahkan telah distribusi hasil panen nya ke seluruh kabupaten di Flores Barat yaitu Manggarai, Manggarai Timur, Ngada dan Nagekeo. Upsus Kementan telah mampu mengubahnya menjadi sentra padi sawah yang produktif dengan IP lebih dari 2.0 dan produktifitasnya bisa bersanding dengan lahan di Jawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hal itu karena selain ada bantuan khusus alsintan, berupa traktor pengolah tanah, alat tanam Rice Transplanter dan mesin Combine Harvester yang mempermudah percepatan kegiatan di lapangan,” tutur Anggalipus.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, lanjutnya, bantuan juga berupa perbaikan jaringan irigasi dan pompanisasi serta pendampingan yang intensif dari penanggung jawab Upsus didukung TNI-AD. Pendampingan ini bersatu-padu menggerakkan Manggarai Barat selalu leading dalam capaian Luas Tambah Tanam (LTT) harian dan kini pantauan Luas Panen Padi (LPP) yang juga pantau harian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hasilnya dapat memastikan masyarakat tetap tercukupi pangan nya disaat paceklik,” pungkasnya.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan