Sidak Pasar Jelang Nataru, Mentan Amran: Mayoritas Harga Pangan Stabil dan di Bawah HET

Sidak Pasar Jelang Nataru, Mentan Amran: Mayoritas Harga Pangan Stabil dan di Bawah HET
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Saat Melakukan Sidak Harga Pangan di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur.

Pilarpertanian - Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga pangan di Pasar Wonokromo, Surabaya. Dalam sidak tersebut, Mentan menegaskan bahwa hampir seluruh harga pangan strategis terpantau berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Alhamdulillah, hasil sidak menunjukkan harga pangan relatif stabil. Lebih dari 90 persen berada di bawah HET,” kata Mentan Amran kepada awak media usai melakukan sidak pada Selasa pagi (23/12/25).

Mentan Amran menyampaikan bahwa harga beras saat ini berada dalam kondisi sangat baik dan terkendali. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, sejumlah jenis beras dijual di bawah HET. Sementara itu, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog tetap dipasarkan sesuai ketentuan, yakni Rp12.500 per kilogram.

“Alhamdulillah, beras aman, stok kuat, dan harga stabil. Dari hasil pantauan kami, harganya normal, bahkan cenderung turun. Beras SPHP Bulog tetap dijual Rp12.500 per kilogram. Ini hasil kerja bersama Bulog, Satgas Pangan, dan aparat di lapangan,” ujar Mentan Amran.

Selain beras, Mentan Amran menyampaikan bahwa harga telur ayam ras juga terpantau stabil di kisaran Rp30.000 per kilogram atau masih berada di bawah HET. Harga bawang pun relatif terkendali. Sementara itu, komoditas gula pasir dipastikan aman dan tidak mengalami kenaikan harga karena didukung oleh stok nasional yang melimpah.

“Gula tidak ada masalah. Stok kita sangat banyak. Tadi kami pantau harganya sekitar Rp16.400 per kilogram, masih jauh di bawah HPP sebesar Rp17.500. Stok kita banyak, jadi tidak ada alasan harga gula naik,” kata Mentan Amran.

Namun demikian, dalam sidak tersebut Mentan Amran menemukan adanya pelanggaran Harga Eceran Tertinggi (HET) pada komoditas minyak goreng. Dari hasil pembelian langsung di dua lapak berbeda, minyak goreng dijual seharga Rp16.000 per liter atau sekitar Rp300 lebih tinggi dari HET pemerintah sebesar Rp15.700 per liter.

“Ini satu-satunya komoditas yang kami temukan dijual di atas HET. Meski kenaikannya kecil, tetap tidak boleh. Ini sekarang langsung kita tindak, dulu masih sekadar himbauan, sekarang penindakan,” ucap Mentan Amran.

Mentan mengatakan bahwa kenaikan harga minyak goreng tersebut tidak dipengaruhi oleh momentum Nataru. Barang bukti hasil pembelian langsung minyak goreng pada sidak tersebut pun langsung diserahkan kepada Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Jawa Timur untuk ditelusuri hingga ke tingkat produsen.

“Yang kami kejar adalah produsennya, bukan pedagang eceran. Jangan bebani penjual kecil karena margin mereka sangat terbatas, hanya sekitar Rp100–Rp200. Jika nanti terbukti ada kesengajaan, izinnya akan dicabut. Kami bertanggung jawab penuh dan sudah berkoordinasi dengan Kapolri serta Satgas Pangan,” ucap Mentan.

Diakhir, Mentan Amran menyampaikan apresiasi kepada Satgas Pangan dan Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Jawa Timur atas pengawasan intensif dalam menjaga stabilitas harga pangan menjelang Nataru. Secara umum, harga pangan terpantau relatif stabil dan tidak memberatkan masyarakat.

“Kami mengapresiasi kerja luar biasa Satgas Pangan dan Dirkrimsus Polda Jawa Timur. Atas nama pemerintah pusat, kami menyampaikan terima kasih. Harga pangan relatif stabil, hanya satu temuan minyak goreng dan itu langsung kami tindak lanjuti,” pungkas Mentan Amran.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan