Strategi Produksi Komoditas Hortikultura di Masa Perubahan Iklim
Foto : Kementerian Pertanian Memberikan Strategi Produksi Komoditas Hortikultura di Masa Perubahan Iklim.

Strategi Produksi Komoditas Hortikultura di Masa Perubahan Iklim

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan sejumlah inisiatif untuk mengantisipasi potensi gangguan produksi komoditas hortikultura akibat kekeringan dan efek pandemi COVID-19. Perubahan iklim tidak lagi sebagai isu, tetapi telah menjadi kenyataan yang memerlukan tindakan nyata secara bersama pada tingkat global, regional maupun nasional. Dalam menyikapi perubahan iklim, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, Minggu (28/6) mengatakan telah menyusun suatu strategi yang meliputi tiga aspek, yaitu antisipasi, mitigasi, dan adaptasi.


Strategi antisipasi dilakukan dengan melakukan pengkajian terhadap perubahan iklim untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap sektor pertanian. Menurut pria yang biasa disapa Anton ini, adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif perubahan iklim.


“Upaya tersebut akan bermanfaat dan lebih efektif bila laju perubahan iklim tidak melebihi kemampuan upaya adaptasi. Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan upaya mitigasi, yaitu mengurangi sumber maupun peningkatan penyerap gas rumah kaca,” papar Anton.


Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang ada di 34 provinsi di Indonesia.



Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data dan informasi iklim dari UPTD BPTPH, koordinasi dengan stasiun Iklim/BMKG tentang prakiraan/Early Warning System (EWS) cuaca tiga bulan ke depan dan ketersediaan air hujan, menyampaikan EWS pola tanam kepada seluruh Dinas Pertanian di sentra cabai dan bawang merah, serta berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan instansi terkait terutama antisipasi informasi daerah rawan banjir/kekeringan.


“Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Perlindungan Hortikultura telah mengalokasikan anggaran APBN dalam rangka Penanganan Dampak Perubahan Iklim. Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mengamankan produk hortikultura akibat DPI melalui teknologi adaptasi dan mitigasi. Sasarannya adalah lokasi sentra hortikultura yang rawan terkena dampak perubahan iklim,” papar Yanti.


Bantuan tersebut meliputi kegiatan penunjang operasional penanganan dampak perubahan iklim baik kekeringan (Musim Kering) dan banjir (Musim Hujan), yang antara lain berupa teknologi hemat air melalui irigasi tetes/ kabut (drip/ sprinkler/ mist irrigation), pompanisasi dengan sarana pendukung pipa/pralon/selang, teknologi panen air (embung/water reservoir), sumur dangkal dan sumur dalam (bor), penampungan air sementara (gorong-gorong beton). Penetapan pola tanam berbasis kesesuaian agroklimat, pengembangan biopori untuk meningkatkan serapan air tanah. Diharapkan dengan langkah antisipatif ini, komoditas hortikultura tetap dapat berproduksi dengan baik dan maksimal.


Pengelolaan OPT


Dampak terberat dari perubahan iklim adalah gagal panen. Hal tersebut karena keterbatasan dalam melakukan budidaya seperti kurangnya pengairan ataupun serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering muncul saat pergantian musim. Yanti mengungkapkan, ada beberapa poin yang menjadi perhatian terkait budidaya yang tepat di masa perubahan iklim yaitu musim kemarau. Poin tersebut adalah memperhatikan aspek klimatologis seperti pola curah hujan (hari hujan perdasarian dan volume curah hujan per bulan), suhu dan kecepatan dan arah angin, aspek hidrologi (sistem irigasi dan sumber daya air), serta keragaan dan penciutan luas lahan pertanian di sekitar pantai dan lahan kering.


“Selain itu memperhatikan infrastruktur/sarana dan prasarana pertanian, terutama saluran irigasi dan waduk/situ/embung, sistem produksi pertanian, terutama sistem usaha tani dan agribisnis, pola tanam, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan, volume produksi, serta aspek sosial-ekonomi dan budaya,” jelasnya.


Dirinya menerangkan, dengan memperhatikan poin-poin tersebut, akan diperoleh rekomendasi teknologi mitigasi untuk mengurangi emisi GRK dari lahan pertanian, antara lain melalui penggunaan varietas rendah emisi serta penggunaan teknologi pengelolaan air dan lahan. Teknologi adaptasi bertujuan melakukan penyesuaian terhadap dampak dari perubahan iklim untuk mengurangi risiko kegagalan produksi pertanian. Teknologi adaptasi meliputi penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul tahan kekeringan, rendaman dan salinitas, serta pengembangan teknologi pengelolaan air.


Dalam usahatani khususnya pada komoditas hortikultura, penting untuk memastikan tersedianya air. Dengan teknologi yang sederhana, contohnya teknologi irigasi tetes sederhana, dapat dilakukan pengaturan sehingga air yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan mengarah langsung ke area perakaran tanaman sehingga tidak ada air yang terbuang percuma. Selain itu, antisipasi kekurangan air dengan memanfaatkan air di musim hujan juga sangat direkomendasikan. Petani dapat membuat penampungan air sederhana untuk menampung air hujan, sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan air di lahan saat datang musim kemarau.


Budi daya yang baik dimulai dari pengolahan tanah. Pengolahan tanah yang optimal, solarisasi tanah, serta pemberian pupuk organik dan agens pengendali hayati diharapkan menjadikan tanah siap untuk ditanami dan terbebas dari OPT tular tanah. Tanah yang baik menjadikan tanaman yang tumbuh di atasnya lebih sehat sehingga lebih tahan jika ada serangan OPT. Di samping itu, pengamatan yang teratur dan penggunaan bahan pengendali OPT yang ramah lingkungan seperti pemasangan perangkap likat, penanaman refugia, dan penggunaan pestisida nabati juga dapat menekan serangan OPT.


Pasokan Masa New Normal


Ketersediaan komoditas hortikultura di masa pandemi Covid-19 terutama menghadapi masa new normal terus tersedia. Petani kita, menurut Yanti, tidak pernah berhenti menyiapkan lahannya, memelihara tanaman dan hingga panen.


“Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa aktivitas pertanian tidak boleh berhenti. Bahan pangan harus tetap tersedia untuk pemenuhan kebutuhan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Hal ini tentunya disambut baik oleh Kementan beserta jajarannya untuk senantiasa memantau, mengecek dan memastikan bahwa ketersediaan pangan aman,” tambahnya.


Langkah konkret yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan hortikultura yaitu dengan pendekatan teknologi adaptasi melalui penyesuaian waktu dan pola tanam. Penyesuaian waktu dan pola tanam, menurutnya merupakan upaya yang sangat strategis guna mengurangi atau menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Untuk komoditas strategis hortikultura khususnya cabai dan bawang merah sampai saat ini tersedia dan aman dengan mengacu pada manajemen tanam yang sudah dicanangkan oleh Ditjen Hortikultura.


“Komoditas aneka cabai saat ini panen raya, begitupun hal nya untuk komoditas bawang merah yang cukup tersedia dan panen di beberapa sentra produksi seperti di Brebes, Pati, Demak, Bima, Enrekang dan daerah sentra lainnya. Petani hortikultura adalah petani yang tangguh dan ulet serta familiar dengan teknologi sehingga informasi yang terkait dengan EWS BMKG dan EWS Ketersediaan dan Manajemen Tanam Aneka Cabai dan Bawang Merah menjadi rujukan dalam berbudidaya di lapangan,” jelas Yanti.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Mentan: Terima Kasih Kepada Petani Dan Seluruh Stakeholders Atas Capaian Spektakuler 4 Juta Ton Cadangan Beras

Mentan: Terima Kasih Kepada Petani Dan Seluruh Stakeholders Atas Capaian Spektakuler 4 Juta Ton Cadangan Beras

Pilarpertanian – Pemerintah mencatatkan sejarah baru dalam tata kelola pangan nasional. Untuk pertama kalinya sejak Perum Bulog berdiri pada 1969, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menembus angka fantastis 4 juta ton. Berdasarkan laporan real-time per Kamis, 29 Mei 2025 pukul 21.41 WIB, serapan setara beras oleh Bulog telah mencapai 2.407.257 ton, dan total stok beras […]

Pemerintah Salurkan Stimulus, Sektor Pertanian Jaga Ekonomi dan Kesejahteraan Petani

Pemerintah Salurkan Stimulus, Sektor Pertanian Jaga Ekonomi dan Kesejahteraan Petani

Pilarpertanian – Pemerintah akan menyalurkan stimulus fiskal pada Juni hingga Juli 2025 sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto, stimulus dari sektor pertanian akan difokuskan untuk memperkuat ketahanan pangan dan menjaga daya beli petani. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan, sektor pertanian menjadi tumpuan […]

Para Petani Apresiasi Kebijakan Presiden Prabowo, Wamentan Sudaryono: Bukti Negara Hadir Untuk Rakyat

Para Petani Apresiasi Kebijakan Presiden Prabowo, Wamentan Sudaryono: Bukti Negara Hadir Untuk Rakyat

Pilarpertanian – Berbagai kebijakan dan program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di sektor pertanian mendapat apresiasi dan ucapan terima kasih dari para petani. Dalam acara “Diplomasi Publik: Negara Beri Bukti, Masyarakat Terima Hasil” yang digelar di Jakarta Pusat pada Rabu (28/5/2025), mereka mengungkapkan dampak nyata dari program yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan). Salah […]

Mentan Amran Teken Deklarasi Kerja Sama Pertanian dalam Pertemuan Bilateral Indonesia–Prancis

Mentan Amran Teken Deklarasi Kerja Sama Pertanian dalam Pertemuan Bilateral Indonesia–Prancis

Pilarpertanian – Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Prancis menjadi momentum penting dalam memperkuat kemitraan strategis di berbagai sektor. Dalam kesempatan kenegaraan yang bersejarah ini, Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman turut menandatangani Declaration of Intent (DoI) di bidang pertanian dengan Pemerintah Prancis sebagai fondasi awal kerja sama. Penandatanganan dilakukan dengan Menteri Ekonomi, Keuangan, […]

Stok Cadangan Beras Pemerintah Capai 4 Juta Ton, Indonesia Siap Perkuat Posisi di Pangan Global

Stok Cadangan Beras Pemerintah Capai 4 Juta Ton, Indonesia Siap Perkuat Posisi di Pangan Global

Pilarpertanian – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969. Lonjakan stok ini menjadi bukti nyata ketahanan pangan nasional yang kuat, sekaligus menegaskan kesiapan Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam sistem pangan global, meskipun menghadapi tekanan seperti perubahan iklim, krisis geopolitik, dan gangguan rantai pasok […]

Sektor Pertanian Torehkan Capaian Luar Biasa, Mentan Amran Sebut Nilai Pancasila Jadi Fondasi Ketahanan Pangan

Sektor Pertanian Torehkan Capaian Luar Biasa, Mentan Amran Sebut Nilai Pancasila Jadi Fondasi Ketahanan Pangan

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila bukan sekadar warisan historis, melainkan fondasi kuat dalam membangun ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia. Mentan Amran menjelaskan bahwa pencapaian sektor pertanian merupakan wujud nyata dari penerapan ideologi bangsa Indonesia. “Nilai-nilai luhur Pancasila telah menjadi roh dalam setiap kebijakan pembangunan nasional, termasuk dalam sektor […]

Kejar Swasembada Pangan, Mentan Amran Dorong Gorontalo Jadi Sentra Jagung Nasional

Kejar Swasembada Pangan, Mentan Amran Dorong Gorontalo Jadi Sentra Jagung Nasional

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk menjadikan Provinsi Gorontalo sebagai sentra produksi jagung nasional dalam upaya mempercepat pencapaian swasembada pangan, khususnya komoditas jagung. Untuk itu, Mentan Amran memastikan kebutuhan petani dalam pengembangan komoditas jagung terpenuhi, salah satunya dengan bantuan benih jagung unggul. “Benih jagung ini kirimkan cepat, kalo bisa revisi […]

PPAD Ucapkan Selamat Atas Capaian Sektor Pertanian, Mentan Amran : Kita Bangun Pertanian Bersama-Sama

PPAD Ucapkan Selamat Atas Capaian Sektor Pertanian, Mentan Amran : Kita Bangun Pertanian Bersama-Sama

Pilarpertanian – Dalam semangat memperingati Hari Lahir Pancasila, Kementerian Pertanian (Kementan) gandeng Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) untuk mendukung percepatan program swasembada pangan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional melalui optimalisasi sumber daya manusia dan lahan pertanian di seluruh Indonesia. Selain itu, PPAD juga menyampaikan selamat atas berbagai capaian sektor pertanian saat ini. […]

Produksi Beras Nasional Januari–Juli 2025 Tembus 21,76 Juta Ton, Naik 14,49 Persen

Produksi Beras Nasional Januari–Juli 2025 Tembus 21,76 Juta Ton, Naik 14,49 Persen

Pilarpertanian – Produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras mencapai 21,76 juta ton, meningkat 2,83 juta ton atau 14,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) yang juga meroket menjadi 37,77 juta ton, naik […]