Strategi Sub Sektor Hortikultura Atasi Dampak Perubahan Iklim Global
Kementerian Pertanian bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional Melakukan Kegiatan Diskusi dan Bedah Buku Upaya Menghadapi Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian.

Strategi Sub Sektor Hortikultura Atasi Dampak Perubahan Iklim Global

Pilarpertanian - Seiring dengan perkembangan jaman, pemerintah fokus terhadap pengembangan perubahan iklim khususnya di sektor pertanian. Tidak hanya terkait pada aspek kebijakan, namun juga dari sisi edukasi yang melibatkan masyarakat khususnya para petani.


Kementerian Pertanian telah menyiapkan berbagai strategi menghadapi dampak perubahan iklim berupa pengkajian terhadap upaya minimalisasi dampak negatif yang mengganggu budidaya pertanian termasuk hortikultura.


“Saya sangat mendukung kegiatan edukasi dan mendorong literasi yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya para petani dan POPT. Strategi ini tentunya perlu didukung kombinasi antara sains, teknologi dan kearifan lokal,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulis bedah buku bertajuk “Upaya Menghadapi Perubahan Iklim” yang bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).


Kepala Pusat Literasi dan Perpustakaan Pertanian Kementerian Pertanian, Muchlis mengatakan bahwa perubahan iklim sudah sangat sulit diprediksi karena adanya perubahan pada lapisan atmosfer. Ketersebarannya juga sudah menjadi hal yang harus diamati terus.



“Terkait perubahan ini akan kita bedah. Proses literasi harus tetap dilakukan untuk suplemen penghantar wawasan perubahan iklim. Perubahan ini harus disampaikan kepada masyarakat karena harus dilakukan secara sinergitas. Seperti apa itu emisi gas rumah kaca (GRK) misalnya sehingga memudahkan proses edukasi, sehingga ada efek berkelanjutannya tantangan perubahan ini dapat dilakukan bersama untuk mengedukasi semua komponen pertanian di Indonesia,” ujarnya.


Direktor Repositori, Multimedia dan Penerbitan Ilmiah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ayom Widipaminto mengatakan bahwa kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan BRIN berkomitmen untuk mendokumentasikan isu-isu perubahan iklim bersama.


“Khususnya terkait isu – isu strategis terkait pertanian. Kami mengawal sebagai para penulis dan periset untuk dapat menerbitkan dengan buku-buku bertema pertanian. Ini adalah kesempatan agar semakin intens untuk melakukan penerbitan buku di sektor pertanian karena terkait keberlangsungan hidup manusia,” terang Ayom.


Peneliti dari Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB, Perdinan menyebut perubahan iklim menyentuh pelbagai aspek. Sejauh ini diskusi dan rumusan terkait teknis dan kebijakan secara intensif dilakukan bersama 17 kementerian terkait.


“Dinamika ekonomi dan lingkungan memiliki keterkaitan yang berdampak pada PDB. Untuk itu perlu rumusan bersama mengenai langkah pengendalian dari sisi kebijakan dan teknis di lapangan. Target utama hingga 2050 adalah kita ingin mencapai resiliensi iklim pada ekonomi, sosial dan lingkungan dengan catatan tidak ada sektor yang tertinggal. Selain itu kita menginginkan adaptasi perilaku dan teknologi, integritas data dan informasi, dan melindungi sumber daya alam di darat dan laut,” terang Perdinan.


Lebih lanjut Perdinan mengatakan, pangan menjadi salah satu prioritas dan diharapkan mendukung resiliensi sekurang-kurangnya 1,72 persen GDP melalui transformasi ekonomi rendah karbon. “Sekaligus juga resiliensi dalam sistem pangan, air dan energi. Selain itu juga mewujudkan resiliensi sosial dan sumber penghidupan sebesar 0,32 persen PDB melalui peningkatan kapasitas dalam berbagai sistem kehidupan.”


Editor sekaligus tim IPCC, Edvin Aldrian mengatakan bahwa proses dan hasil perhitungan emisi GRK sub sektor peternakan dengan metode TIER 2 juga menjadi fokus IPCC. IPCC adalah suatu organisasi antar pemerintah ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia untuk memajukan pengetahuan tentang perubahan iklim akibat aktivitas manusia.


“Ternak seperti sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, kuda, babi dan unggas tercatat sebagai penyumbang emisi GRK. Hal ini menjadi perhatian bersama sehingga ke depan Indonesia harus merujuk pada IPCC,” ujar Edvin.


Sementara itu, Koordinator Dampak Perubahan Iklim, Agung Sunusi mengatakan bahwa sub sektor pertanian menyumbang emisi GRK 6% terhadap emisi GRK nasional bersumber utama CO2 dari penggunaan lahan, kebakaran gambut, kotoran hewan, penggunaan pupuk dan sendawa kotoran hewan.


“Kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer hingga 417 ppm menyebabkan kenaikan suhu global mencapai 0,74 C. Perubahan DPI ini berdampak pada cabai dan bawang merah. Tantangannya terutama pada tanaman hortikultura yang sensitif pada ketersediaan pangan, perubahan pada respon tanamannya termasuk serangan OPT,” kata Agung.


Intinya, lanjut Agung, solusi penanggulangan dan antisipasi perubahan iklim adalah pembangunan budidaya ramah lingkungan. Grand strategi masa depan antara lain melakukan transisi energi ke sumber energi terbarukan hingga 23% pada 2030 dan 30% pada tahun 2045.


“Kementerian Pertanian fokus terhadap penanganan dampak perubahan iklim ini. Langkah antisipasi antara lain penggunaan mulsa, diversifikasi pangan lokal, pengelolaan tanah berupa bahan organik konservasi tanah, pemupukan berimbang, pemanfaatan teknologi informasi iklim, teknologi pengelolaan air berupa penyiraman sprinkle dan irigasi tetes, pengelolaan air intermittent dan pemanfaatan embung. Poin terpenting adalah pengembangan hortikultura berbasis lingkungan. Langkah terdepan yang terus menerus dilakukan adalah pengukuran stok karbon, pengukuran emisi GRK ke depan tentunya mengedukasi penanaman ramah lingkungan bersama 3902 POPT yang tersebar di Indonesia,” pungkasnya.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

HKTI Ajak Anak Muda Terjun ke Sektor Pertanian, Ingatkan Swasembada Sudah di Depan Mata

HKTI Ajak Anak Muda Terjun ke Sektor Pertanian, Ingatkan Swasembada Sudah di Depan Mata

Pilarpertanian – Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Mulyono Makmur mengajak generasi muda untuk terjun langsung dan mendukung penuh pembangunan sektor pertanian yang saat ini sedang berjalan. Di antaranya kata Mulyono membangun program intensifikasi, ekstensifikasi dan juga optimasi lahan pertanian atau Oplah. Diketahui, berbagai program tersebut dalam proses pengerjaan […]

Kementan Tegaskan Stok Pupuk Subsidi di Jombang Cukup, 1 Januari 2025 Sudah Bisa Ditebus

Kementan Tegaskan Stok Pupuk Subsidi di Jombang Cukup, 1 Januari 2025 Sudah Bisa Ditebus

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan pupuk bersubsidi pada 2025 dialokasikan 9,5 juta ton dan sudah bisa disalurkan dan ditebus mulai 1 Januari 2025. Dengan adanya pemangkasan kebijakan sebanyak 145 regulasi diharapkan semua petani yang berhak akan mendapatkan pupuk bersubsidi. Hal ini sekaligus membantah daerah-daerah, seperti Kabupaten Jombang yang sudah berteriak kekurangan pupuk bersubsidi. Menteri […]

Waspadai Hoaks tentang Brigade Pangan di Media Sosial

Waspadai Hoaks tentang Brigade Pangan di Media Sosial

Pilarpertanian – Program Brigade Pangan yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) terus menjadi sorotan publik sebagai salah satu upaya strategis dalam mempercepat swasembada pangan nasional. Namun, seiring dengan meningkatnya perhatian publik terhadap program ini, beredar pula informasi yang tidak benar (hoaks) di berbagai platform media sosial yang berpotensi menyesatkan masyarakat dan mengganggu kelancaran pelaksanaan program. […]

Stop Impor Beras di 2025, Wamentan Sudaryono Siapkan 90 Ribu Ton Benih Unggul untuk Tingkatkan Produktivitas

Stop Impor Beras di 2025, Wamentan Sudaryono Siapkan 90 Ribu Ton Benih Unggul untuk Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan 90 ribu ton benih unggul padi dan jagung untuk mencakup 3,7 juta hektar pada tahun 2025. Langkah ini diambil untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional dan mendukung program pemerintah dalam mengurangi impor beras. Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyatakan, […]

Mentan Amran, Menteri PU dan TNI AD Kompak Perkuat Kolaborasi Percepat Swasembada Pangan

Mentan Amran, Menteri PU dan TNI AD Kompak Perkuat Kolaborasi Percepat Swasembada Pangan

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan kolaborasi percepatan swasembada bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan juga jajaran TNI Angkatan Darat terus diperkuat. Langkah ini penting dilakukan mengingat pemerintah telah memutuskan akan mempercepat target swasembada. “Karena itu kita pastikan khusus oplah (optimasi lahan) untuk swasembada ke depan, seluruh infrastruktur dan sarana produksinya betul-betul […]

Mentan: Harga Gabah dan Jagung Naik Sesuai Arahan Presiden

Mentan: Harga Gabah dan Jagung Naik Sesuai Arahan Presiden

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mewakili petani seluruh Indonesia menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya terhadap perhatian luar biasa Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pertanian nasional. Hal ini tercermin dari kebijakan strategis yang mendukung kesejahteraan petani, salah satunya melalui penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan jagung. “Kami sungguh bahagia dan mengucapkan […]

Kementan dan Polri Siapkan Tanam Jagung Serentak Demi Perkuat Ketahanan Pangan

Kementan dan Polri Siapkan Tanam Jagung Serentak Demi Perkuat Ketahanan Pangan

Pilarpertanian – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjalin kolaborasi strategis untuk mendukung percepatan swasembada pangan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pelaksanaan program tanam jagung serentak di berbagai wilayah Indonesia yang akan dimulai pada 19 Januari 2025 di berbagai wilayah Indonesia. Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian […]

Atas Nama Petani, Mentan Amran Sampaikan Terima Kasih ke Presiden Prabowo atas Kenaikan Harga Gabah dan Jagung

Atas Nama Petani, Mentan Amran Sampaikan Terima Kasih ke Presiden Prabowo atas Kenaikan Harga Gabah dan Jagung

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan rasa terima kasih petani Indonesia berkat keputusan strategis Presiden Prabowo Subianto yang menaikkan harga gabah dan harga jagung di 2025. Harga pokok penjualan (HPP) gabah dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Pemerintah juga menetapkan kenaikan HPP pada produk jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram. […]

Mentan Amran Optimistis Oplah dan Cetak Sawah Kalsel Bisa Selesaikan Persoalan Impor Beras

Mentan Amran Optimistis Oplah dan Cetak Sawah Kalsel Bisa Selesaikan Persoalan Impor Beras

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan optimisme terhadap pertanian Indonesia. Ia yakin dengan pengembangan potensi optimalisasi lahan (oplah) seluas 500 ribu hektare dan cetak sawah di Kalimantan Selatan, kebutuhan beras Indonesia dapat tercukupi tanpa impor lagi. “Kalau 500 ribu ini tanam saja 2 kali dengan produktivitas 5 ton, ini artinya bisa menghasilkan […]