Sudah Banyak Importir Lunas Wajib Tanam, Silakan Cek Langsung Lapangan
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Sudah Banyak Importir Lunas Wajib Tanam, Silakan Cek Langsung Lapangan

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian membantah tudingan Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional, Anton Muslim Arbi, yang menyebut hingga saat ini tidak ada importir yang menjalankan wajib tanam bawang putih sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 38 Tahun 2017 jo. 24 Tahun 2018. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Moh Ismail Wahab, saat ditemui disela kunjungan kerjanya di Jawa Barat mengatakan tudingan tersebut benar-benar ngawur dan tidak berdasarkan fakta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kebijakan wajib tanam bawang putih sudah ada sejak tahun 2017 dan tetap berjalan sampai sekarang. Siapa yang mau impor bawang putih wajib menanam 5% dari volume rekomendasinya (RIPH-red). Faktanya, banyak importir yang melaksanakan kewajiban tersebut bahkan sudah lunas tanam per 31 Desember 2018.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yang sedang jalan juga banyak, Itu Pak Anton Muslim sudah liat langsung di lapangan. Jangan-jangan hanya katanya-katanya. Bisa saja beliau memang belum cukup update informasinya”, ungkap Ismail.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktorat Jenderal Hortikultura mencatat realisasi tanam importir mencapai 5.934 hektar yang tersebar mulai dari Aceh Tengah, Karo, Solok, Kerinci, Cianjur, Majalengka, Brebes, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Tegal, Karanganyar, Pasuruan, Malang, Kota Batu, Probolinggo, Banyuwangi, Lombok Timur, NTT hingga Minahasa Selatan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dari sekian banyak importir, hanya 25 saja yang mangkir dari kewajiban. Itupun sudah di blacklist serta tidak akan kami layani pengajuan rekomendasi impornya. Pastinya sudah di laporkan juga ke Satgas Pangan untuk ditindaklanjuti” ujar pria yang akrab dengan awak media itu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Ismail, kebijakan wajib tanam bawang putih tidak hanya semata-mata mengejar target swasembada, namun sekaligus menghubungkan importir dengan petani melalui skema kemitraan. “Nah disitu ada unsur kepercayaan dan prinsip saling menguntungkan. Silakan cek langsung lapangan, pelototin kalau perlu, dampak dari kebijakan ini. Daerah yang dulu pernah jaya tanam bawang putih di era 90-an lalu terpuruk karena gempuran impor, kini satu persatu bangkit kembali dengan adanya program ini”, imbuhnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih jauh Ismail meminta para pengamat atau penggiat sosial untuk terjun langsung ke lapangan dulu sebelum berkomentar ke publik supaya lebih paham fakta sesungguhnya. “Bayangkan, dari yang awalnya sentra bawang putih hanya menyisakan Temanggung, Lombok Timur, Tegal, Magelang, Malang dan Karanganyar, sekarang sudah menyebar ke 110 Kabupaten seluruh Indonesia”, beber Ismail.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Catatan data statistik sementara membukukan kenaikan luas tanam, luas panen serta produksi bawang putih di tahun 2018 melonjak signifikan. “Ada kenaikan produksi dari 19.510 ton di tahun 2017 menjadi 39.328 ton tahun 2018 atau naik 101,1%. Luas panen dari semula tak pernah beranjak dari 2 ribuan hektar, tahun 2018 lalu setidaknya sudah panen 5.000 hektar atau naik 133%”, terang Ismail. “Tentu saja capaian ini patut diapresiasi. Yang pasti prestasi ini bukan semata karena APBN, namun jelas-jelas ada kontribusi dari para importir yang berkomitmen dan beritikad baik menjalankan wajib tanam. Tak bisa diingkari”, pungkasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pelaku importir, Sukoco, saat dihubungi mengaku perusahaannya sudah melunasi wajib tanamnya dan saat ini sedang mengajukan RIPH 2019. Dalam melaksanakan wajib tanam, pihaknya mengaku bermitra dengan kelompok tani di Tegal dan Lombok Timur. “Kami bekerjasama dengan ratusan petani. Tahun lalu saja kita mampu lunasi 250 hektar, tahun yang akan datang target kita 125 hektar lagi” ujarnya tegas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pria yang cukup lama malang melintang dalam importasi bawang putih mengaku masih mendapatkan keuntungan dari bisnis ini meskipun harus menanam 5% nya. “Setelah kami jalani program ini ternyata banyak pengalaman didapat. Kami senang bermitra dengan petani. Benar-benar ini investasi kami dunia akhirat” tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pelaku impor lain, Richard mengaku terpukul dan kecewa dengan tudingan berita yang memojokkan tersebut. “Tudingan itu sangat jahat. Kami ikut memulai di awal-awal pencanangan wajib tanam ini. Sekarang sudah mulai tampak hasilnya. Kami benar-benar tanam, bisa dibuktikan di lapangan. Silakan cek petani-petani yang bermitra dengan kami di daerah. Tolong jangan asal bunyi kalau tidak tau lapangan”, ungkapnya kecewa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) Anton Muslim Arbi mengatakan, hingga saat ini belum ada importir yang menjalankan kewajiban tanam sebesar lima persen dari kuota impor yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Hal ini mengundang reaksi keras dari berbagai pihak termasuk para importir dan petani bawang putih yang selama ini telah sungguh-sungguh menjalankan program wajib tanam yang digawangi Kementerian Pertanian.(DYN)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Pilarpertanian – Tahun 2024, Indonesia akan mengekspor mangga gedong gincu perdana ke Jepang, yang memiliki potensi pasar mangga sebesar 7.000 ton per tahun dengan nilai ekonomi bisa mencapai Rp 140 miliar per tahunnya. Badan Karantina Indonesia terus mengawal percepatan ekspor mangga varietas gedong gincu ke Jepang. “Saya dukung penuh percepatan ekspor mangga gedong gincu ini […]

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Pilarpertanian – Harga bawang merah yang mengalami kenaikan menjelang dan pasca lebaran tahun 2024, disinyalir berbagai kalangan dipicu oleh terganggunya produksi akibat terjangan banjir di sentra-sentra utama yang membentang sepanjang Pantura Jawa seperti Cirebon, Brebes, Kendal, Demak, Pati hingga Probolinggo. Lebih dari 2.500 hektar lahan bawang merah yang digadang bisa dipanen saat lebaran, mengalami puso […]

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Pilarpertanian – Dampak dari harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 16.000 per kilogram, tidak membawa keuntungan yang signifikasi bagi kesejahteraan petani, karena ongkos produksi mahal yang disebabkan kelangkaan pupuk yang mahal. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, “Memang dalam meningkatkan produktivitas memerlukan seorang petani yang cerdas, tidak […]

Bawang Merah Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Sebagai Tonggak Bawang Merah di Jabodetabek

Bawang Merah Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Sebagai Tonggak Bawang Merah di Jabodetabek

Pilarpertanian – Kabupaten Indramayu telah lama tersohor sebagai salah satu sentra produksi bawang merah yang memasok pasar Jabodetabek. Hingga saat ini daerah tersebut masih eksis sebagai penghasil bawang merah jenis dataran rendah yang populer di masyarakat sebagai bawang Bima Brebes. Secara geografis, kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten […]

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Pilarpertanian – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendukung penuh gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mewujudkan swasembada pangan melalui solusi cepat pompanisasi dan optimalisasi. Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya. “Saya menyambut baik kerja sama ini dan saya juga […]

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]

Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Prabowo Subianto, Wamenhan: Kerja Mentan Amran Luar Biasa

Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Prabowo Subianto, Wamenhan: Kerja Mentan Amran Luar Biasa

Pilarpertanian – Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih Pemilu 2024, Prabowo Subianto memiliki perhatian khusus terhadap sektor pertanian. Prabowo bahkan menugaskan secara khusus jajaran kerjanya untuk membantu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperkuat pangan. Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra saat menghadiri nota kesepahaman Kementan dan Polri dalam memperkuat ketahanan pangan yang […]

Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Pilarpertanian – Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Iran sepakat membangun kerja sama penguatan mekanisasi khususnya pompanisasi dan pemanfaatan lahan rawa guna meningkatkan produktivitas pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Selain itu, Iran juga berkomitmen akan memperkuat sektor pertanian Indonesia melalui kerja sama teknologi dan ilmu pengetahuan. “Iran sangat maju dalam sistem irigasi berteknologi tinggi […]

Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah

Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]