Sulit Dikendalikan, Kementan Siapkan Langkah Kelola Belalang Kembara di NTT
Tumbuhan yang Terdampak Organisme Pengganggu Tumbuhan yaitu Belalang Kembara di Nusa Tenggara Timur.

Sulit Dikendalikan, Kementan Siapkan Langkah Kelola Belalang Kembara di NTT

Pilarpertanian - Belalang kembara atau Locusta migrotoria manilensis Meyen, merupakan salah satu organisme pengganggu tumbuhan yang saat ini menyerang pertanaman di NTT, yang pada tahun-tahun sebelumnya hanya sampai Sumba Tengah, pada tahun ini penyebarannya mencapai Sumba Barat dan Sumba Barat Daya karena migrasinya mengikuti angin dan anginnya ke arah Barat. Kasus lain di Indonesia pernah terjadi di Lampung dan Kalimantan Tengah karena adanya pembukaan lahan, sehingga ada lahan terbuka yang ditumbuhi alang-alang, Gramineae yang menjadi breeding site dari belalang kembara dan terkonsentrasi di titik itu sehingga dia menjadi fase gregarious dan migratory.


Hermanu, guru besar IPB, menjelaskan spesies belalang kembara di Sumba ini sama dengan yang menyerang di Lampung, Manila dan China. Siklus hidup dari belalang ini dimulai dengan telur yang diletakkan di dalam tanah. Telur ini berumur dua minggu.


“Ada yang istimewa dari belalang kembara ini. Saat baru menetas nimfa instar 1 belalang masih berwarna hijau, namun ketika sudah berinteraksi dengan yang lain, bergesekan dan lain-lain warnanya menjadi coklat dan menjadi hitam dan menjadi gregarious kemudian mampu melakukan migrasi bersama-sama” jelas Hermanu pada acara Bimtek Daring Propaktani pada 5/9/2022.


“Keistimewaan yang kedua, telur akan menetas kalau kelembapan tanah mencapai titik tertentu. Andaikata ada kemarau panjang, maka telur akan menetas pada waktu yang bersamaan lalu menjadi crawler yang bermigrasi, berjalan bersama-sama” tambahnya.



Sementara itu pada kesempatan yang sama, Paulus Taek, akademisi Universitas Nusa Cendana mengatakan bahwa belalang ini jika pada hari ini dikendalikan untuk menurunkan populasi, esok hari ada pelonjakan lagi. Dari aspek keilmuan pelonjakan disebabkan faktor eksternal seperti yang disampaikan oleh pak Hermanu. Ini semua ada kaitan dengan yang namanya diapause yang bukan obligatif tapi yang fakultatif.


“Artinya bisa saja dia mengalami diapause bisa saja tidak, tergantung pada kondisi lingkungan. Sehingga kalau hari ini kita melakukan pengendalian dua hari kemudian sudah ada lagi, Berbagai gerakan pengendalian telah dilakukan, tetapi kita saksikan sendiri di lapangan tidak pernah turun-turun malah terjadi eksplosi dimana-mana. Untuk mengelola belalang kembara ini tidak bisa hanya mengandalkan pengendalian dengan kultural kontrol dan pengendalian biologis, karena populasi sudah outbreak mau tidak mau kita mengandalkan bahan kimia untuk mereduksi populasi” papar Paulus.


“Namun dalam mendayagunakan zat-zat kimia dalam pengendalian harus taat pada keselamatan lingkungan, harus taat pada keselamatan pelaku itu sendiri. Maka zat-zat yang digunakan harus berlabel hijau, yang berarti kesemuanya harus ramah lingkungan. Pengendalian untuk mereduksi populasi sampai dengan keadaan seimbang tidak boleh pada titik nol untuk menjaga keseimbangan lingkungan,” sambungnya.


Sementara itu, Grabriel Kepala BPTPH NTT menerangkan bahwa sampai hari ini serangan belalang kembara masih terjadi di Pulau Sumba. Untuk wilayah Sumba Timur masih terdapat di 22 kecamatan pada posisi instar 1-2, Sedangkan imago sudah bermigrasi ke arah selatan, arah Sumba Tengah, belum mengancam pertanaman masih di padang-padang dan pemukiman, terkonsentrasi di 6 kecamatan. Wilayah Sumba Barat dan Sumba Barat Daya pada saat populasi belalang kembara masih berada di padang dan pemukiman sehingga tidak berdampak pada produksi pangan saat ini.


“Pengendalian belalang kembara di wilayah sumba telah dilakukan dengan berbagai cara baik kimiawi maupun mekanik. Hasil penangkapan belalang kembara beberapa waktu lalu paling banyak di Sumba Barat Daya, mencapai 11 ton lebih imago. Satu kilo imago terdapat kurang lebih 1.000 ekor belalang, dan sesuai dengan pemaparan sebelumnya perbandingan jantan dan betina 1:1 jadi terdapat 500 jantan dan 500 betina” terang Gabriel.


Terpisah, Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan menyampaikan bahwa perlindungan tanaman menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah, petani, para pelaku usaha dan masyarakat luas. Untuk itu ia mengajak para gubernur, bupati dan semua elemen pemerintah daerah, juga para pengusaha serta seluruh masyarakat untuk turut serta mengawal dan mendukung upaya penanganan belalang kembara dan kegiatan perlindungan pertanian lainnya, demi terwujudnya lumbung pangan nasional.


“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa partisipasi masyarakat dalam mengelola hama ini sangat kita butuhkan, Selain itu kita juga bisa memperkuat tanaman menjadi lebih tahan, melakukan pengendalian secara preemtif dan preventif dan wacana untuk mendayagunakan belalang kembara sebagai alternatif sumber protein yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak untuk penggemukan ikan lele. Jika kita bisa mendayagunakan hama ini secara optimal, bukan tidak mungkin dari musibah menjadi berkah.” tutup Suwandi.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

DPR Apresiasi Amran Sulaiman Kembali Ke Kementan

DPR Apresiasi Amran Sulaiman Kembali Ke Kementan

Pilarpertanian – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas keberaniannya terjun langsung ke lapangan dan memberikan pandangan secara transparan. Menurut Firman, semangat pertanian memerlukan kesediaan untuk “kembali kotor” dan bekerja keras demi mencapai ketahanan pangan nasional. “Dalam dunia pertanian, kita harus siap kotor. Jika kakinya bersih, […]

Dukung Amran Kembali Jadi Menteri, Firman Soebagyo: Mentan Harus Siap Kotor dan Terjun ke Lapangan

Dukung Amran Kembali Jadi Menteri, Firman Soebagyo: Mentan Harus Siap Kotor dan Terjun ke Lapangan

Pilarpertanian – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas keberaniannya terjun langsung ke lapangan dan memberikan pandangan secara transparan. Menurut Firman, semangat pertanian memerlukan kesediaan untuk “kembali kotor” dan bekerja keras demi mencapai ketahanan pangan nasional. “Dalam dunia pertanian, kita harus siap kotor. Jika kakinya bersih, […]

Krisis Identitas Penyuluh Pertanian, Momentum Perubahan Diperlukan

Krisis Identitas Penyuluh Pertanian, Momentum Perubahan Diperlukan

Pilarpertanian – Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penyuluh Pertanian Mau Kemana?” di Hotel Aston Simatupang, Jakarta, pada Selasa, 2 Juli 2024. Acara ini menyoroti tantangan produktivitas pertanian dan langkah-langkah untuk memperbaiki keberlanjutan penyuluhan pertanian di Indonesia. Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN) Bustanul Arifin menegaskan urgensi transformasi dalam peran […]

Amputasi Peran Penyuluh, Organisasi Petani Desak Amandemen UU Otonomi Daerah

Amputasi Peran Penyuluh, Organisasi Petani Desak Amandemen UU Otonomi Daerah

Pilarpertanian – Penyuluh ibarat garda terdepan pembangunan pertanian. Karena itu, perannya sebagai penyambung informasi pemerintah pusat ke petani menjadi sangat penting. Sayangnya, ketika penyuluh berada di bawah pemerintah daerah dengan adanya UU Otonomi Daerah, komando pemerintah pusat menjadi tidak ada. Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Sadar Subagyo menilai, semua program pembangunan pertanian akan sulit terwujud […]

IPB: Penyuluh Kunci Peningkatan Produksi, Sebaiknya di Bawah Pemerintah Pusat

IPB: Penyuluh Kunci Peningkatan Produksi, Sebaiknya di Bawah Pemerintah Pusat

Pilarpertanian – Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Siti Amanah menyoroti langkah strategis dalam mengoptimalkan peran penyuluh pertanian guna fokus meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian di daerah maupun nasional. Penyuluhan adalah pelaku utama yang diatur Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. “Saat ini kelembagaan penyuluh pertanian berada di […]

Dalam Rapat Kerja Komisi IV, DPR Puji dan Apresiasi Mentan Amran Sulaiman

Dalam Rapat Kerja Komisi IV, DPR Puji dan Apresiasi Mentan Amran Sulaiman

Pilarpertanian – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) melalui beberapa anggotanya mengapresiasi kembalinya Amran Sulaiman ke Kementerian Pertanian (Kementan). Mereka optimis cara kerja yang dilakukan Amran mampu menjawab tantangan pertanian serta memenuhi kecukupan pangan nasional. Apalagi, Amran juga dikenal sebagai Menteri “siap kotor” alias terjun langsung ke lapangan guna mengetahui apa saja persoalan yang harus diselesaikan. […]

Komitmen Kementerian Pertanian untuk Mendorong Pertanian Berkelanjutan dengan Menjaga Keseimbangan Ekosistem dan Kesejahteraan Petani

Komitmen Kementerian Pertanian untuk Mendorong Pertanian Berkelanjutan dengan Menjaga Keseimbangan Ekosistem dan Kesejahteraan Petani

Pilarpertanian – Dalam upaya meningkatkan produksi hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional di Bogor pada 22 Juni 2024. Acara ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan dan program Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura. Plt. Sekjen Kementan yang juga menjabat sebagai Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, menegaskan bahwa peningkatan produksi sayuran, buah, florikultura, dan tanaman obat […]

DPR Desak Pemerintah Tambah Anggaran Kementan

DPR Desak Pemerintah Tambah Anggaran Kementan

Pilarpertanian – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ono Surono terkaget-kaget saat mendengar turunnya anggaran Kementerian Pertanian yang kini hanya Rp 8,07 triliun. Dia bingung mengapa pemerintah menghilangkan sebagian anggaran yang ada sebelumnya. Padahal menurut Ono, pertanian adalah sektor vital sekaligus sektor paling dasar dalam menjaga kehidupan manusia. “Astagfirullahaladzim! anggaran yang dulu […]

Kabupaten OKI Optimalkan Lahan Rawa untuk Tanam 2-3 Kali Setahun

Kabupaten OKI Optimalkan Lahan Rawa untuk Tanam 2-3 Kali Setahun

Pilarpertanian – Program optimasi lahan rawa di Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan progres yang signifikan. Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) melalui optimalisasi tata kelola air dan lahan rawa berhasil mengolah 3.140 hektare di Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dari target 6.225 hektare. Di Kabupaten OKI, normalisasi saluran dan pengolahan lahan dengan alat mesin pertanian […]